WHO Kirim Bantuan 700 Oksigen Konsentrator ke Indonesia
Merdeka.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendatangkan 700 konsentrator oksigen dan peralatan pendukungnya untuk Indonesia, sebagai tambahan persediaan alat pendukung layanan kesehatan. Hal tersebut adalah bentuk dukungan salah satu tantangan yang mendesak yaitu menjaga pasokan oksigen yang cukup untuk merawat pasien Covid-19.
"Kami menyambut baik dan menghargai dukungan kepada Indonesia dalam upaya kami melawan pandemi COVID-19," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dikutip dalam keterangan pers, Selasa (10/8).
Budi pun mengakui melawan pandemi harus dilakukan dengan kerja sama yang baik. Mulai dari masyarakat hingga seluruh dunia.
"Kita tidak bisa melawan pandemi ini sendirian, kita harus melakukannya bersama-sama. Kita tidak dapat secara eksklusif menyelamatkan grup, organisasi, atau negara tertentu saja. Kita harus bekerja secara inklusif dengan semua kelompok masyarakat di dunia untuk mengatasi pandemi ini," ungkapnya.
WHO memberikan dukungan teknis untuk Kementerian Kesehatan dan para mitra dengan mengerahkan staf teknis untuk mendukung dalam menanggapi pandemi. WHO juga mendukung upaya berbagai pemangku kepentingan di Indonesia untuk mempercepat pemerataan vaksinasi nasional untuk melindungi masyarakat Indonesia, mulai dari yang paling rentan.
Perwakilan WHO Indonesia N Paranietharan menjelaskan mobilisasi alat pendukung kritis untuk menanggulangi COVID-19 ke Indonesia merupakan salah satu upaya yang menunjukkan solidaritas global untuk mengatasi ancaman global. Sebab itu dia mendorong seluruh negara untuk bekerja sama atasi pandemi ini bersama-sama.
"Dengan kekurangan oksigen yang dilaporkan, banyak rumah sakit dan unit perawatan intensif sudah melebihi kapasitasnya; Kita membutuhkan dukungan di tingkat nasional dan internasional untuk mengatasi masalah ini bersama-sama," ungkapnya.
Diketahui Indonesia merupakan salah satu negara yang melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus baru dan kematian dalam sebulan terakhir. Pemerintah terus mempelajari pengalaman negara lain untuk strategi menghadapi lonjakan kasus COVID-19 dengan meningkatkan upaya pengujian, penelusuran, dan pengobatan serta memberlakukan pembatasan paling ketat yang pernah dilakukan Indonesia selama pandemi untuk mengekang penularan COVID-19.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk menjadi negara maju tak cuma mengedepankan kecerdasan sumber daya manusianya saja.
Baca SelengkapnyaNantinya masing-masing keluarga mendapat 10 kg beras per bulan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah menyiapkan bantuan pangan beras hingga Juni 2024, masing-masing 10 Kg per keluarga, per bulan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.
Baca SelengkapnyaPeran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaBudi menjelaskan, puncak dari transformasi tersebut adalah seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses kesehatan yang berkualitas dan murah.
Baca SelengkapnyaTinjau Gudang Bulog Pematang Kandis, Jokowi Pastikan Stok Beras Aman
Baca Selengkapnya