Merdeka.com - Ponorogo adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur terkenal dengan tarian khas Reog. Jelang peringatan satu Suro, tahun baru kalender Jawa, Reog dimainkan secara massal selama tujuh hari berturut-turut di alun-alun kabupaten.
Tapi Reog bukan sekadar kesenian rakyat biasa. Di balik kemasyhuran Reog ternyata menyimpan sisi gelap kisah pergumulan warok dan gemblak.
Sosok warok tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kerajaan Majapahit abad ke-15. Kala itu, Ki Ageng Kutu yang menjadi penguasa Wengker banyak mendirikan padepokan yang mengajarkan ilmu kanuragan. Tujuannya tak lain guna mencetak pemuda-pemuda sakti mandraguna.
Ketika Ki Ageng Kutu dikalahkan oleh utusan Majapahit, Raden Bathoro Katong yang kemudian hari menjadi Bupati pertama Ponorogo. Bekas murid-murid Ki Ageng Kutu yang telah menyerah dihimpun menjadi manggala (prajurit) negeri. Mereka didaulat untuk mempertahankan Ponorogo. Para manggala negeri ini kemudian disebut warok.
Sebutan warok berasal dari kata wewarah dalam bahasa jawa yang berarti mampu memberi tuntunan dan ajaran perihal kehidupan. Selain itu, warok juga dikenal memiliki sifat kesatria seperti berbudi luhur, jujur, bertanggung jawab, rela berkorban untuk kepentingan orang lain, bekerja keras tanpa pamrih, adil dan tegas, dan tentu saja sakti mandraguna.
Dalam berbagai kisah diungkapkan, seorang warok akan menjalani tapabrata untuk mencapai kesaktian. Bukan rahasia lagi, ketika sedang mencari kesaktian, seorang warok akan puasa perempuan, dan menuntaskan hasratnya kepada bocah laki-laki tampan yang sengaja dipeliharanya. Lelaki tampan inilah yang disebut gemblak.
Gemblak merupakan bocah laki-laki berusia antara 12-15 tahun. Mereka berparas tampan dan terawat. Bagi seorang warok, memelihara gemblak adalah hal yang wajar dan diterima masyarakat. Konon sesama warok pun pernah beradu kesaktian untuk memperebutkan seorang gemblak idaman dan juga terjadi praktik pinjam meminjam gemblak.
Biaya yang dikeluarkan warok untuk memelihara seorang gemblak tidak murah. Bila gemblak bersekolah maka warok yang memeliharanya harus membiayai keperluan sekolahnya di samping keperluan makan dan tempat tinggal. Sedangkan bagi gemblak yang tidak bersekolah maka setiap tahun warok memberinya seekor sapi.
Kewajiban setiap warok untuk memelihara gemblak pun turun-temurun dipercaya guna mempertahankan kesaktian. Selain itu ada kepercayaan kuat di kalangan warok, hubungan intim dengan perempuan biarpun dengan istri sendiri, bisa melunturkan seluruh kesaktian warok.
Saling mengasihi, menyayangi dan berusaha menyenangkan merupakan ciri khas hubungan khusus antara warok dan gemblaknya. Praktik gemblakan di kalangan warok, diidentifikasi sebagai praktik homoseksual karena warok tak boleh mengumbar hawa nafsu kepada perempuan. [ren]
Baca juga:
Cerita tradisi malamang dari Sumatera Barat
Mitos Warak Ngendok dan cerita asal muasal Kota Semarang
7 Tarian kuno meriahkan Mangkunegaran Performing Arts
Kasus 12 Penambang Perempuan Tewas di Mandailing Natal, Polisi Tetapkan 6 Tersangka
Sekitar 13 Menit yang laluDalang Penyerangan Perusahaan Sawit, Dosen Unri Dituntut Tiga Tahun Penjara
Sekitar 45 Menit yang laluKasus Perundungan Anak di Tangsel, Empat Terduga Pelaku Ditahan
Sekitar 1 Jam yang laluRevisi PP Tentang Kewarganegaraan Ditargetkan Rampung Tahun Ini
Sekitar 1 Jam yang laluModus Cari Teman, Polisi Gadungan Ditangkap saat Masuk Polda Kaltim
Sekitar 2 Jam yang laluMiris, PSK Lari Tanpa Busana Minta Tolong usai Dipukuli Klien saat Berhubungan
Sekitar 4 Jam yang laluTiga ASN di Bantaeng Sulsel Ditangkap saat Pesta Sabu
Sekitar 5 Jam yang laluTangani Wabah PMK, Pemerintah Aceh Disarankan Pakai Dana BTT
Sekitar 5 Jam yang laluFirli Bahuri: Harun Masiku Tak Bisa Tidur Nyenyak karena Sampai Kapan Pun Dicari KPK
Sekitar 5 Jam yang laluGanjar Siapkan Rp28,9 M untuk Pembangunan Talud di Sukoharjo
Sekitar 6 Jam yang laluKSP Jelaskan Aturan Main Kerja Sama dengan Pihak Lain
Sekitar 6 Jam yang laluPolisi Tangkap 8 Terduga Pelaku Perundungan Anak di Tangsel
Sekitar 6 Jam yang laluYasonna: Banyak Parpol Tak Jalankan Fungsi dengan Baik & Berpotensi Ganggu Demokrasi
Sekitar 6 Jam yang laluRidwan Kamil: Pelepasan Masker di Ruang Terbuka Sebagai Tahapan Endemi
Sekitar 7 Jam yang laluKejagung Jebloskan Lin Che Wei, Tersangka Kasus Ekspor CPO ke Rutan Salemba
Sekitar 1 Hari yang laluBlusukan ke Bogor, Jokowi Tinjau Harga Minyak Goreng di Pasar dan Bagikan Bansos
Sekitar 1 Hari yang laluKejagung Tetapkan Lin Che Wei Tersangka Kasus Ekspor CPO, Ini Perannya
Sekitar 1 Hari yang laluAksi Petani Sawit Protes Larangan Ekspor Minyak Goreng dan CPO
Sekitar 1 Hari yang laluBenarkah Harga Pertalite Bakal Naik? Ini Kata Erick Thohir
Sekitar 12 Jam yang laluInflasi Indonesia 2022 Diproyeksi Bisa Capai 6 Persen, ini Alasannya
Sekitar 5 Hari yang laluKonsumsi Pertalite Naik 46 Persen Saat Arus Mudik Lebaran 2022
Sekitar 1 Minggu yang laluSyarat Target Pertumbuhan Ekonomi 2022 5,2 Persen Bisa Tercapai
Sekitar 1 Minggu yang laluRatusan Pejuang Ukraina Menyerah usai Dikepung Rusia di Pabrik Baja Azovstal
Sekitar 18 Jam yang laluProfesor Biologi Ukraina Ubah Gudang Sayuran Jadi Bunker
Sekitar 1 Hari yang laluKonflik Rusia-Ukraina Rugikan Indonesia, Neraca Perdagangan Alami Defisit
Sekitar 1 Hari yang laluMcDonald's Tutup Seluruh Restorannya di Rusia
Sekitar 1 Hari yang laluKesibukan Penduduk Korea Utara Hadapi Lonjakan Covid-19
Sekitar 47 Detik yang laluSurvei SMRC: Kepuasan Publik ke Jokowi Naik jadi 76,7% karena Mudik
Sekitar 9 Jam yang laluSatgas Covid-19: Mobilitas Naik Tapi Tak Diikuti Kenaikan Kasus Positif Sejak Maret
Sekitar 10 Jam yang laluSurvei SMRC: 47 Persen Warga Memenuhi Persyaratan Mudik 2022
Sekitar 7 Jam yang laluSurvei SMRC Terbaru: 88% Pemudik Puas Pelayanan Transportasi Umum Selama Lebaran 2022
Sekitar 8 Jam yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 1 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami