Wakapolri ingin jilbab Polwan seperti polisi Arab

Merdeka.com - Wakapolri Komjen Pol Oegroseno ingin desain jilbab yang dikenakan polisi wanita (polwan) di Indonesia seperti di kepolisian Arab. Yakni model terusan.

Alasan Oegro memilih model itu karena menutup semua lekuk tubuh. Sebab buatnya, sangat percuma bila seorang wanita berjilbab tapi baju dan celana tetap ketat.

"Kalau saya melihat (seragam jilbab) seperti di Arab. Maunya jangan sampai pakaian yang agamis tadi menimbulkan perasaan kayak sensual performance. Kalau memang mau agamis, ya kelihatan matanya saja ya. Itu kalau saya," kata Oegroseno usai menghadiri acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK) di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/).

"Cukup model baju terusan begitu, jangan celananya ketat, terus pakai kerudung sebagai simbol, saya tidak suka," tambahnya.

Menurut Oegro, polemik penggunaan jilbab sudah seharusnya diserahkan sepenuhnya kepada Komisi III DPR. Sebab, menurut dia, mereka lah yang mengusulkan dan berkewajiban mengeluarkan anggaran khusus untuk Polri.

"Ini kan usulan dari anggota DPR Komisi III. Mereka sebagai wakil rakyat wajib menyediakan anggaran. Ya karena beliau yang meminta, ya beliau yang mengadakan," ujarnya.

Jika ada Polwan yang terlanjur memakai jilbab, lanjut Oegro, hendaknya bisa dipindahtugaskan ke tempat yang tak berseragam jilbab. Jika memang polwan itu tak senang, maka dia bisa dipindahkan ke Aceh.

"Ya enggak apa-apa, pakai pakaian yang ada. Kalau misalnya dia ingin pakai jilbab, untuk sementara bisa diakomodir di tugas polisi bagian tidak berseragam kan ada. Nah, kalau dia sudah tidak tahan lagi, bisa dipindahkan di NAD. Kan tidak ada yang sulit. Kalau dipindah tempat kan bagus," imbuh polisi bintang tiga ini.