Tony Blair gali pemikiran SBY soal penyelesaian konflik

Merdeka.com - Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair melakukan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) siang tadi. Pertemuan yang berlangsung selama 1 jam itu membahas sejumlah isu, salah satunya perkembangan kekuatan ISIS di Timur Tengah.

"Beliau ingin dengarkan pandangan presiden atas masalah Timur Tengah dan bagaimana perkembangan Suriah, bagaimana penanganan masalah ISIS, bagaimana konstelasi perkembangan di kawasan, apakah itu Eropa Timur dengan Ukraina dan bagaimana kerjasama ASEAN itu sendiri," ungkap Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (11/9).

Menurut Faizasyah, pertemuan SBY dengan Tony yang berlangsung ketiga kalinya ini sangat baik. Keduanya saling mengungkapkan solusi dan bahasan terkait perkembangan isu-isu kawasan.

"Pertemuan sangat baik, tukar pikirannya apakah konflik hubungan Rusia dan AS dalam permasalahan Ukraina dan harapan-harapan kita," ujarnya.

Faizasyah mengatakan sikap Indonesia akan tetap merangkul Rusia atas konflik Ukraina-Rusia. Sebab, peran Rusia selama ini sangat penting dan tetap diperlukan terkait penanganan isu Timur Tengah.

"Presiden menggarisbawahi Rusia tetap dirangkul karena banyak masalah global yang tidak bisa diselesaikan apabila negara seperti Rusia ada di pinggiran, jadi peran Rusia tetap diperlukan terkait penanganan isu-isu Timur Tengah dan ini jadi pemikiran Tony," jelasnya.

Menurut Faizasyah, usai kunjungan ke Indonesia, Tony akan bertolak ke AS menyampaikan hasil pertemuannya dengan SBY. Pemikiran SBY sebagai pemimpin negara muslim terbesar akan menjadi pokok bahasan penanganan konflik di Timur Tengah.

"Tony kemudian akan ke AS dan akan menyampaikan pembicaraan tadi dan dibagi dengan kepala negara lainnya. Berangkat dari pertemuan tadi, kita ambil kesimpulan bahwa pemikiran-pemikiran Bapak SBY sebagai kepala negara dengan penduduk muslim terbesar tentunya akan terdengar kepala negara lainnya. Dengan demikian, apabila mereka ambil kebijakan terkait dunia Islam, sudah mengambil pemahaman yang utuh dari pemimpin negara yang penduduknya Islam," pungkas Faiz.