Todung Mulya Lubis: Kita dipaksa takut oleh terorisme
Merdeka.com - Ketua Panitia Yap Thiam Hien sekaligus pengacara kondang Todung Mulya Lubis mengatakan masyarakat Indonesia dipaksa takut oleh teroris, begitu pun di beberapa belahan negara. Aksi terorisme sempat mencekam sehingga terkesan di beberapa negara sudah tidak aman.
"Kita dibayangi oleh peristiwa pemboman dan penembakan serta budaya takut. Kita dipaksa takut. Dengan kejam para teroris membunuh orang tidak berdosa di beberapa negara, di antaranya pembunuhan di Istanbul Turki, Paris, Indonesia, dan negara lainnya sehingga para teroris ingin menunjukkan negara tidak aman," kata Todung pada acara malam penganugerahan Yap Thiam Hien Award di Museum Nasional Jakarta, Rabu (20/1).
Todung mengatakan para pelaku teroris menjadikan hukum sebagai hukum rimba yang tidak punya aturan dan selalu menggunakan kekerasan dalam aksinya.
"Teroris menjadikan hukum sebagai rimba, bahasa mereka dengan kekerasan, bahasa senjata AK 47, bahasa senjata pemusnah, kimia dan sebagainya, sehingga orang takut?" pungkasnya.
Pengacara kondang ini menegaskan masyarakat tidak boleh memberikan ruang bagi para teroris yang mencoba menakut-nakuti masyarakat.
"Jangan kasih ruang bagi para teroris menunjukkan taringnya di negara manapun," tandasnya.
Lanjut Todung mengungkapkan Hak Asasi Manusia (HAM) sudah disudutkan dari ancaman teroris yang serius. Para teroris setiap detik mengancam sehingga tidak memberikan rasa aman.
"Ada yang meminta revisi undang-undang pemberantasan teroris, saya tidak setuju. Karena itu sudah bagus, tinggal bagaimana pemerintah harus (menggunakan) undang-undang itu secara maksimal," paparnya.
Menurutnya, dibutuhkan koordinasi antarlembaga terkait sehingga aksi teroris tidak lagi terulang.
"Koordinasi yang efektif karena ada dilema soal keamanan, karena itu dibutuhkan kerjasama yang kuat antar lembaga," pungkasnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaSL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di Kota Palu, dikabarkan Densus 88 Antiteror mengamankan tiga orang terduga teroris.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaMuhyani tidak pernah terbayang dan sangat terpukul saat harus berurusan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaAksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE (28) di Bekasi, Senin (14/8). Tersangka tindak pidana terorisme ini merupakan karyawan BUMN.
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca Selengkapnya