TGIPF Ungkap Situasi Mengerikan di Pintu 13 saat Kerusuhan Stadion Kanjuruhan
Merdeka.com - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) telah menyaksikan hasil rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV) terkait tragedi Kanjuruhan. Khususnya rekaman yang berada di pintu 13.
"Saya sempat lihat rekaman CCTV kejadian, khususnya di pintu 13 mengerikan sekali. Jadi ya situasinya adalah pintu terbuka, tapi sangat kecil, yang itu harusnya pintu untuk masuk tapi terpaksa untuk keluar," kata Anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan Nugroho Setiawan dalam tayangan YouTube Kemenko Polhukam RI, Senin (10/10).
Nugroho menyebut, saat itu situasinya adalah para suporter berebut untuk keluar stadion akibat adanya gas air mata.
"Situasinya adalah orang itu berebut keluar, sementara sebagian sudah jatuh, pingsan, terhimpit, terinjak, karena efek dari gas air mata," sebutnya.
"Nah, jadi ya miris sekali saya melihat detik-detik beberapa penonton yang tertumpuk dan meregang nyawa terekam sekali di CCTV," sambungnya.
Stadion Tak Dapat Gelar Pertandingan Risiko Tinggi
Setelah melihat kejadian tersebut dalam CCTV, ia menegaskan, stadion kebanggaan warga Malang itu tidak dapat menggelar pertandingan yang dinilainya beresiko tinggi.
"Kesimpulannya sementara bahwa stadion ini tidak layak untuk menggelar pertandingan high risk (risiko tinggi) match. Mungkin kalau itu medium atau low risk masih bisa, jadi artinya high risk match kita harus buat kalkulasi yang sangat kongkrit misalnya adalah bagaimana cara mengeluarkan penonton pada saat keadaan darurat," tegasnya.
"Jadi sementara yang saya lihat adalah pintu masuk berfungsi sebagai pintu keluar, tapi itu tidak memadai," tambahnya.
Tak Ada Pintu Darurat
Selain itu, ia mengungkapkan, untuk Stadion Kanjuruhan tidak memiliki pintu darurat. Oleh karenanya, ia ingin agar adanya perbaikan terhadap stadion tersebut terutama pada struktur pintu.
"Kemudian juga untuk mempertimbangkan aspek akses seperti anak tangga, anak tangga ini kalau secara normatif dalam safety the split, ketinggian 18 centi, lebar tapak 30 centi. Ini tadi antara lebar tapak dengan ketinggian sama, rata-rata mendekati 30 centi," ungkapnya.
"Jadi intinya gini, kalau dengan ketinggian normal tadi tinggi 18, tapak lebar 30, ini kita berlari turun, berlari naik itu tidak ada kemungkinan jatuh. Kemudian lebar, lebar dari anak tangga ini juga tidak terlalu ideal untuk kondisi krodit, karena harus ada railing untuk pegangan. Nah railing juga sangat tidak terawat dengan sempit desakan yang sangat luar biasa, akhirnya railingnya patah dan itu juga yang termasuk melukai korban. Sementara itu kalau daei sisi infrastruktur," tutupnya.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Relawan Ganjar-Mahfud MD menggelar acara 'Pesta Rakyat Ganjar Mahfud' di Halaman Stadion Joyo Kusumo, Kabupaten Pati
Baca SelengkapnyaMassa pendukung Ganjar-Mahfud bikin suasana SUGBK tampil dalam nuansa dominan warna merah-putih.
Baca SelengkapnyaGanjar berorasi sambil mengutip ucapan Aktivis Adian Napitupulu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Apa sebenarnya arti vonis kanker stadium IV pada seseorang dan apakah ada peluang kesembuhan dari hal ini?
Baca SelengkapnyaTerungkap, Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Ternyata Punya Sifat Temperamen
Baca SelengkapnyaMat Drajat atau lebih dikenal dengan nama Kang Komar lantaran perannya di sinetron Preman Pensiun yang sukses itu tak kuasa menitikan air matanya
Baca SelengkapnyaBawaslu Kota Tangerang Selatan merekomendasikan pelaksanaan pencoblosan pada 16 TPS yang tertunda akibat banjir, dilaksanakan pada akhir pekan ini.
Baca SelengkapnyaKonser Salam Metal digelar dengan menghadirkan musisi Tanah Air di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (3/2/2024).
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki kasus dugaan kebocoran gas amonia dari pabrik es tersebut.
Baca Selengkapnya