Terpapar Radikal, 2.000 Anak Tercatat BNPT sudah Berangkat Ke Irak dan Suriah
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyebut telah ada kurang lebih sekitar 2.000 anak Indonesia yang telah berangkat ke Irak dan Suriah, akibat terpapar paham radikalisme.
"Karena propaganda melalui sosial media ada lebih dari 2000 anak bangsa kita berangkat ke Irak dan Suriah untuk sebuah tujuannya (yang) bukan seharusnya diambil oleh kita sebagai bangsa Indonesia," kata Boy, di Jakarta, Senin (20/6).
Bahkan, Boy mengungkap akibat paham radikal sejumlah anak yang dijadikan korban terpapar paham tersebut turut melakukan upaya aksi teror baik, seperti melakukan bom bunuh diri.
"Fenomena anak bangsa menjadi pelaku bom bunuh diri adalah sebuah kondisi yang sangat tidak menguntungkan tentu sesuatu yang sangat merugikan anak bangsa," ucapnya.
Selain itu salah satu yang menjadi perhatian Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait telah terdeteksinya sebanyak 650 konten bermuatan unsur-unsur bertentangan dengan Pancasila sepanjang 2021.
"Sepanjang Januari hingga Desember 2021, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendeteksi 650 konten propaganda yang mengandung pesan anti NKRI, anti Pancasila, intoleransi, takfiri," sebut Boy dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/6).
Data itu merupakan fenomena radikalisme nilai-nilai kekerasan bertransformasi dari cara tradisional menjadi modern. Dimana kelompok teror kini sudah tidak ragu menunjukkan eksistensinya melalui media sosial.
"Mereka yang dulu bergerak dengan senyap, sekarang justru memanfaatkan kemajuan teknologi untuk secara gamblang melakukan propaganda nilai dan/atau ideologi, perekrutan, hingga penggalangan dana," tuturnya.
Bahkan, Boy menyebut juga jika konten- konten itu juga memuat beragam upaya pencarian dana dan pelatihan yang dilakukan kelompok-kelompok radikal dengan menggunakan ideologi khilafah.
Adapun sejauh ini, BNPT telah mencatat ada beberapa organisasi keagamaan yang mengusung ideologi khalifah dan telah dilarang oleh pemerintah, seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI) dan yang belakangan ini ramai dibicarakan adalah Khilafatul Muslimin (KM).
"Strategi gerakan yang dilakukan oleh kelompok KM adalah pengkaderan, pengenalan paham khilafah, dan pengambilalihan kekuasaan dari pemerintahan yang sah," sebutnya.
Oleh sebab itu pihaknya akan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan upaya mitigasi penyebaran paham radikal.
"Kita harus protect, meningkatkan imunitas bangsa kita dari semangat ideologi-ideologi yang menghalalkan kekerasan ideologi-ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, ideologi ideologi yang bertentangan dengan kemanusiaan," ucapnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaPangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!
Baca SelengkapnyaIrham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penemuan kedua jenazah ini bermula ketika pembantu mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari kedua korban.
Baca SelengkapnyaBocah tak berdosa itu tewas di tangan ibu kandungnya yang berinisial SNF (26) pada Kamis (7/3) pagi.
Baca SelengkapnyaPria di Palembang Gantung Diri Karena Ditinggal Anak Istri, Tulis Wasiat Menyentuh Hati
Baca SelengkapnyaTNI-AL bertanggung jawab untuk melakukan proses pengobatan terhadap korban.
Baca SelengkapnyaSang putra melesat berbintang empat, ayahnya justru hanya berpangkat rendah.
Baca SelengkapnyaPada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca Selengkapnya