Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tahun 2023 Bebas Covid-19

Tahun 2023 Bebas Covid-19 PPKM resmi dicabut. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Hampir tiga tahun pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, terhitung sejak Maret 2020. Sebanyak 6.719.815 orang sudah terjangkit virus SARS-CoV-2 itu. Tercatat 160.612 orang di antaranya meninggal dunia, 6.549.332 sudah sembuh, dan 9.871 masih menjalani perawatan maupun isolasi.

Saat ini, Covid-19 masih bertransmisi di Indonesia. Namun, laju penularannya melemah. Kondisi ini disebabkan, kemampuan varian baru Covid-19 dalam menginfeksi dan memicu fatalitas tak lagi seganas dulu.

Apalagi, hampir 100 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19. Data ini berdasarkan hasil sero survei atau survei antibodi Covid-19 yang dilakukan Kementerian Kesehatan.

Pemerintah bergerak cepat merespons transmisi Covid-19 yang melandai. Presiden Joko Widodo langsung mengeluarkan sejumlah kebijakan baru. Mulai dari mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), membebaskan tes Polymerase Chain Reaction (PCR), hingga menutup rumah sakit darurat Covid-19.

Rentetan kebijakan ini merupakan langkah awal keluar dari belenggu pandemi. Perlahan, Indonesia menuju endemi. Tak tertutup kemungkinan, pada tahun 2023 ini Indonesia bebas dari Covid-19. Seluruh aktivitas masyarakat kembali normal.

Berikut deretan kebijakan pemerintah menuju bebas Covid-19:

1. PPKM Dicabut

Presiden Joko Widodo resmi mencabut PPKM pada 30 Desember 2022. Ada sejumlah alasannya. Di antaranya laju penularan Covid-19 melandai.

Data 27 Desember 2022, positivity rate Covid-19 nasional mingguan hanya 3,35 persen. Standar aman Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, positivity rate Covid-19 maksimal 5 persen.

Selain itu, keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 atau Bed Occupation Rate (BOR) berada di angka 4,79 persen. Kemudian, kematian akibat Covid-19 tercatat hanya 2,39 persen. Sementara, seluruh kabupaten dan kota di Indonesia saat ini berstatus PPKM level 1.

“Kita ini mengkaji sudah lebih dari 10 bulan dan (pencabutan PPKM) lewat pertimbangan-pertimbangan yang berdasarkan angka-angka,” tegas Jokowi dalam konferensi pers, Jumat (30/12).

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengungkap alasan lain pencabutan PPKM. Menurutnya, 98,5 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19. Sero survei dilakukan untuk melihat jumlah populasi penduduk di Indonesia yang sudah memiliki antibodi terhadap virus Corona.

Syahril juga menyebut, dalam 10 bulan terakhir laju penularan Covid-19 melambat. Bahkan, penambahan kasus Covid-19 harian konsisten di bawah 1.000.

Meski mencabut PPKM, pemerintah mengimbau masyarakat tetap menggunakan masker saat berada di tempat keramaian atau ruangan tertutup. Masyarakat juga diminta tetap mengikuti vaksinasi Covid-19. 

2. PCR, Antigen dan PeduliLindungi Tak Wajib

Pencabutan PPKM berimbas pada aturan bagi pelaku perjalanan. Sejak PPKM dicabut, tes PCR, Antigen dan penggunaan PeduliLindungi tak lagi wajib.

"Jadi peduliLindungi, PCR, Antigen apakah dihapus? Mungkin yang lebih tepat jawabannya begini, tidak akan menjadi seauatu yang diwajibkan atau disuruh pemerintah," kata Budi, Jumat (30/12).

Tes PCR dan Antigen kini hanya bersifat imbauan. Khusus kepada mereka yang merasakan ada gejala Covid-19, seperti demam, sakit tenggorokan, hingga batuk.

Sementara pada PeduliLindungi, terdapat perubahan status. Bila seseorang terkonfirmasi positif Covid-19, status di PeduliLindungi tak lagi hitam seperti sebelumnya.

"Kita yang penting, kalau ada positif lapor saja. Kalau lapor (status) PeduliLindunginya enggak dihitamin. Jadi bukan berarti dia enggak boleh ke mana mana, tetapi kalau dia positif, dia tahu dia pakai masker supaya jangan nularin orang lain,” ujar Budi.

3. KPCPEN Dibubarkan

Selain mencabut PPKM, pemerintah juga membubarkan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) pada akhir 2022. Hal ini diungkapkan Ketua KPCPEN sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

“KPCPEN akan selesai akhir tahun (2022)," ucap Airlangga di Jakarta, Selasa (20/12).

Airlangga menjelaskan, anggaran KPCPEN belum terserap 100 persen. Data 9 Desember 2022, realisasi anggaran KPCPEN baru mencapai 72,6 persen atau Rp 330,7 triliun.

Menurut Airlangga, anggaran tersebut tidak terealisasi 100 persen karena penularan Covid-19 menurun. “Penyakitnya berkurang kan jadi enggak ditambahin,” kata Airlangga.

4. RSDC Wisma Atlet Ditutup

Pemerintah juga resmi menghentikan operasional sejumlah tower di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran pada Sabtu, 31 Desember 2022. Sejak 2020, Tower 5, 6, dan 7 RSDC digunakan untuk menampung pasien Covid-19, baik kategori ringan, sedang hingga berat.

Keputusan penutupan sejumlah tower RSDC Wisma Atlet tertuang dalam Surat Edaran Kepala Satuan Tugas Penanganan (Kasatgas) Covid-19 bernomor B-404.N/KA BNPB/PD.01.2/11/2022. Surat ditandatangani Kasatgas sekaligus Kepala BNPB Suharyanto.

"Sejalan dengan melandainya kasus Covid, ada penyesuaian jumlah fasilitas secara bertahap di tahun 2022 ini," jelas Jubir Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, Jumat (23/12).

Saat ini, hanya Tower 6 RSDC Wisma Atlet yang difungsikan untuk menampung pasien Covid-19. Tower tersebut berkapasitas 1651 tempat tidur. Menurut Wiku, tower ini untuk mengantisipasi peningkatan pasien Covid-19 di masa mendatang.

(mdk/tin)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Tahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya