Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Staf Ferdy Sambo Diminta Agus Nurpatria Peragakan Skenario Tembak Menembak Brigadir J

Staf Ferdy Sambo Diminta Agus Nurpatria Peragakan Skenario Tembak Menembak Brigadir J Aspri Ferdy Sambo Bersaksi di Sidang Hendra Kurniawan. Bachtiaruddin

Merdeka.com - Staf Pribadi (Spri) mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Novianto Rifai mengaku sempat diminta mantan Kaden A Biro Paminal Divisi Propam Polri Agus Nurpatria menjadi pemeran pengganti untuk memeragakan penembakan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Permintaan itu disampaikan Agus kepada Novianto saat mendampingi Richard Eliezer alias Bharada E, Kuat Maruf, dan Ricky Rizal alias Bripka RR diperiksa di Biro Paminal, Divpropam Polri pada Jumat (8/7) malam. Bharada E, Bripka RR hingga Kuat Maruf diperiksa setelah penembakan Brigadir J.

"Di Mabes di gedung provos lantai 2. Setelah itu bergeser ke gedung TNCC Biro Paminal lantai 7 masuk ke ruangan DNA dengan Pak Agus. Di situ Pak Agus bertanya kepada Richard apa yang terjadi 'Chad ada apa, ada kejadian apa' setelah itu Richard menjelaskan kepada Pak Agus," kata Novianto saat sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (8/12).

Novianto mengatakan bahwa Bharada E kala itu menjelaskan bagaimana kejadian pembunuhan Brigadir J sesuai dengan skenario palsu yang telah disusun Ferdy Sambo berdasarkan peristiwa tembak menembak.

Ketika dijelaskan kejadian penembakan itu, Novianto mengaku diminta Agus untuk menjadi pemeran pengganti yang meragakan detik-detik kejadian penembakan atas instruksi dari Bharada E.

"Langsung Richard menjelaskan posisinya seperti ini ya. Posisinya seperti ini saya kurang jelas ya kalau itu. Udah gitu pada saat ada suatu, saya diminta tolong oleh Pak Agus untuk tiarap (memperagakan sesuai instruksi Bharada E)," ucap dia.

Mendengar kesaksian Novianto, Majelis Hakim merasa kaget dan mendalami perihal peragaan yang dilakukannya.

Novianto menjawab bahwa peragaan itu dilakukannya atas instruksi dari Agus Nurpatria yang tengah memeriksa Bharada E, Kuat Maruf, dan Bripka RR.

"Sebentar peragaan itu setelah mendengar cerita semuanya atau saudara langsung meragakaan tanpa ada cerita?" kata hakim.

"Tidak, kan Richard menjelaskan di situ. Ada posisi pas tergeletak itu pak. Saya kan berdiri di samping aquarium (kata Agus) 'elu lah Nov yang tiarap masa saya (Agus) Kombes'. Sudah saya tiarap aja," jelas Novianto.

"Gitu ya, sebentar saat itu ada Polres Jakarta Selatan enggak?" tanya hakim.

"Tidak," singkat Novianto.

Adapun selama berjalannya persidangan keterangan peragaan itu kembali didalami Hakim Ketua Ahmad Suhel, terkait kejadian suasana saat peragaan itu berlangsung.

"Saudara kan diminta lakukan peragaan setelah mereka (Bharada E, Kuat Maruf, Bripka RR) diperiksa di Paminal selesai atau bagaimana?" tanya hakim.

"Setelah di Provos naik ke Paminal, di ruangan Den A kemudian Pak Agus nanya ada apa (Ke Bharada E). lalu langsung peragaan coba bagaimana kejadiannya gitu," jawab Novianto.

"Kok yang disuruh peragaan kok saudara emang tahu?" tanya Hakim.

"Nanyanya ke Richard, terus ada Ricky ada Kuat terus katanya ada tembak menembak. dengan (Anggota Propam) Sigit. Sigit ini kalau tidak salah ajudan Pak Agus. 'Git kamu sama dia (Novianto) coba gimana," terang dia.

"Yang mengarahkan kamu jadi ini jadi ini siapa?" tanya kembali hakim.

"Richard, Pak Agus hanya menanyakan kejadian apa seperti apa," kata Novianto.

Kesaksian Staf Ferdy Sambo

Sekedar informasi jika keterangan Novianto Rifai sebagai saksi hadir untuk pemeriksaan perkara obstruction of justice pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan terdakwa Hendra Kurniawan.

Diketahui, Dalam perkara ini Hendra Didakwa bersama Ferdy Sambo, Agus Nurpatria, Arif Rahman, Baiquni Wibowo, Chuck Putranto, dan Irfan Widyanto atas Pasal 49 jo Pasal 33 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Mereka disebut jaksa terlibat menuruti perintah Ferdy Sambo yang kala itu menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri untuk menghapus CCTV di tempat kejadian perkara (TKP) lokasi Brigadir J tewas.

"Dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindak apapun yang berakibat terganggunya sistem elektronik dan atau mengakibatkan sistem elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya," demikian dakwaan JPU.

Atas tindakan itu, mereka didakwa melanggar Pasal 49 juncto Pasal 33 dan/atau Pasal 48 ayat (1) juncto Pasal 32 ayat (1) UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 dan/atau Pasal 221 ayat (1) ke 2 dan 233 KUHP juncto Pasal 55 KUHP.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ferdy Sambo Cs hingga Kapolri Tidak Hadir, Sidang Gugatan Orangtua Brigadir J Ditunda

Ferdy Sambo Cs hingga Kapolri Tidak Hadir, Sidang Gugatan Orangtua Brigadir J Ditunda

Keluarga Brigadir J menggugat Ferdy Sambo Cs hingga Kapolri karena menilai melakukan Perbuatan Melawan Hukum.

Baca Selengkapnya
Keluarga Brigadir J Gugat Perdata Ferdy Sambo Cs, Kapolri hingga Presiden RI Rp7,5 Miliar

Keluarga Brigadir J Gugat Perdata Ferdy Sambo Cs, Kapolri hingga Presiden RI Rp7,5 Miliar

Komarudin menambahkan kerugian yang dialami oleh kliennya setelah dihitung mencapai Rp7,5 miliar dan itu merupakan kerugian materiil.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Tiga Arief Sulistyanto Diangkat Jadi Komisaris ASABRI, Ternyata Eks Penyidik Kasus Munir

Jenderal Bintang Tiga Arief Sulistyanto Diangkat Jadi Komisaris ASABRI, Ternyata Eks Penyidik Kasus Munir

Menteri BUMN, Erick Thohir selaku RUPS memberhentikan dengan hormat Komjen. Pol. (Purn) Ari Dono Sukmanto.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Divonis Mati Kasus Narkoba Jaringan Fredy Pratama, Ini Profil dan Kekayaan AKP Andri Gustami

Divonis Mati Kasus Narkoba Jaringan Fredy Pratama, Ini Profil dan Kekayaan AKP Andri Gustami

ndri telah delapan kali melakukan pengawalan sehingga 150 kg sabu dan 2.000 butir pil ekstasi lolos beredar.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya

Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya

Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.

Baca Selengkapnya
PDIP Nilai Paslon 02 Unggul Dalam Emosi, TKN Balas: Mereka  Sedang Tak Baik-Baik Saja

PDIP Nilai Paslon 02 Unggul Dalam Emosi, TKN Balas: Mereka Sedang Tak Baik-Baik Saja

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Juri Ardiantoro mengaku, tidak ingin menanggapi apa yang disampaikan oleh Hasto.

Baca Selengkapnya
Perdana, Khofifah dan Erick Thohir Hadiri Debat Pilpres di Kubu Prabowo-Gibran

Perdana, Khofifah dan Erick Thohir Hadiri Debat Pilpres di Kubu Prabowo-Gibran

Erick secara mengejutkan tiba di kediaman Prabowo Subianto jelang debat cawapres.

Baca Selengkapnya
Eks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Dijatuhi Hukuman Mati karena Loloskan Sabu Jaringan Fredy Pratama

Eks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Dijatuhi Hukuman Mati karena Loloskan Sabu Jaringan Fredy Pratama

Majelis hakim PN Tanjungkarang, Lampung menjatuhkan hukuman mati terhadap terdakwa Andri Gustami terkait perkara peredaran narkotika jaringan Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya
Hujan Gerimis Prabowo Kampanye di Sidoarjo, Erick Thohir hingga Bahlil Hadir

Hujan Gerimis Prabowo Kampanye di Sidoarjo, Erick Thohir hingga Bahlil Hadir

Prabowo mengenakan kemaja bewarna biru muda. Dia terlebih dahulu menyapa masyarakat yang telah menunggu ditengah hujan.

Baca Selengkapnya