Sempat Putus Dihantam Banjir, Jembatan di Garut Akhirnya Tersambung Kembali
Merdeka.com - Para siswa asal Kampung Pananggungan, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat, kini tidak perlu lagi menggunakan perahu karet untuk menyeberangi Sungai Cimanuk agar bisa pergi ke sekolah. Jembatan yang terputus akibat hantaman banjir pada Jumat (15/7), akhirnya tersambung lagi setelah dilakukan pengerjaan selama empat hari.
Ketua Harian Jabar Quick Response (JQR), Reggi Munggaran mengatakan bahwa Jembatan Rawayan yang menghubungkan Kecamatan Karangpawitan dan Banyuresmi saat ini sudah bisa digunakan. "Sejak Rabu (27/7) sore kemarin sudah bisa dilalui dengan aman," kata Reggi, Kamis (28/7).
Reggi menjelaskan bahwa Jembatan Rawayan itu bersifat sementara, namun kuat dan aman digunakan hingga lima tahun. Pembangunan jembatan dilakukan oleh para ahli dari Vertical Rescue dibantu TNI-Polri, JQR, dan komunitas lainnya di Garut.
Pembangunan jembatan sementara itu setidaknya menghabiskan anggaran Rp75 juta. Anggaran tersebut berasal dari Gubernur Jawa Barat yang didistribusikan oleh JQR kepada Vertical Rescue, untuk dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan seperti seling dan lainnya.
"Proses pengerjaan jembatan rawayan sepanjang 60 meter ini membutuhkan waktu 4 hari. Jadi setelah Gubernur Jawa Barat datang meninjau, langsung dilakukan pembersihan material di sekitar area jembatan yang akan dibangun, baru kemudian dilakukan pembangunan jembatan," jelasnya.
Jembatan sementara tersebut, menurut Reggi, lebih aman dari ancaman banjir karena dibangun dua meter lebih tinggi dibanding sebelumnya. Namun walau begitu, ia memastikan bahwa jembatan tersebut aman saat dilintasi oleh warga dan siswa dalam jangka panjang.
Jembatan yang ada di Banyuresmi itu, menurutnya menjadi salah satu dari banyaknya jembatan yang rusak akibat hantaman banjir. "Setelah jembatan yang di Banyuresmi, kami langsung bergerak ke Kecamatan Banjarwangi untuk membuat jembatan sementara di dua titik," ungkapnya.
Di Kecamatan Banjarwangi, jembatan yang akan dibangun juga dengan konsep yang sama, rawayan. Langkah itu dilakukan karena jembatan rawayan lebih cepat dibangun namun dipastikan aman dan tahan lama.
Ia mengatakan bahwa pembangunan jembatan di dua titik itu harus dilakukan cepat karena menjadi akses utama warga untuk berbagai kegiatan, seperti pendidikan, ekonomi, bahkan kesehatan.
"Yang di Banjarwangi itu panjangnya sekitar 50 meteran. Nantinya di sana juga akan dibangun jembatan sementara berupa rawayan agar lebih aman dan juga cepat pengerjaan," tutup Reggi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jalan lintas Padang-Bukittinggi ataupun sebaliknya sebelumnya putus total akibat banjir bandang pada Sabtu (11/5) malam.
Baca SelengkapnyaJembatan tersebut memiliki panjang 39 meter dan lebar 4,2 meter, dibangun dengan konsep Jembatan Bailey yang diperkirakan memiliki daya tahan hingga 50 tahun.
Baca SelengkapnyaBencana ini merendam 6 Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sejak Rabu 10 Januari 2024 lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (18/4) malam.
Baca SelengkapnyaBanjir Braga, Kecamatan Sumurbandung akibat tanggul jebol dari Sungai Cikapundung.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin ini juga mengakibatkan akses jalan terputus karena jembatan rusak.
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin memint semua pihak terkait bergerak cepat membantu warga.
Baca SelengkapnyaBBPJN mulai memperbaiki kondisi Jalan Pantura Demak-Kudus, yang rusak karena banjir.
Baca SelengkapnyaJembatan kereta api ini menjadi yang terpanjang di Indonesia yang menghubungkan jalur Banjar-Cijulang.
Baca SelengkapnyaMahfud MD, Gibran Rakabuming dan Muhaimin Iskandar. Kira-kira, siapa ya yang paling tinggi menambah elektabilitas capresnya?
Baca Selengkapnya