Sekolah harus tumbuhkan sikap toleran, guru diminta tak cuma ceramah

Merdeka.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta guru lebih pro aktif menumbuhkan sikap toleran di sekolah. Guru diminta tak berhenti berinovasi dalam metode pengajaran agar lebih mudah diterima siswa.

Metode penyampaian pelajaran dengan ceramah yang selama ini digunakan dinilai membosankan, sehingga harus ada pengembangan metode baru. Semisal memperbanyak kegiatan belajar mengajar di luar kelas. Cara ini diyakini efektif menumbuhkan mental yang baik. Akan muncul rasa tanggung jawab, kerja sama dan toleransi.

"Guru harus bisa menggunakan metode-metode yang lebih inovatif, tidak melulu ceramah di kelas. Harus menggunakan metode yang bisa mendorong anak mempunyai sikap mental yang bagus, kerjasama. Sebenarnya sikap toleran ini kan bisa dimulai dari kerja sama di sekolah," ujar Muhadjir di Klaten, Kamis (4/5).

Menurut Muhadjir, murid akan lebih mudah mencerna dan menumbuhkan sikap toleran jika metode pengajaran tidak melulu di dalam kelas. Dia menyebut sistem ini metode proyek. "Sikap toleransi itu akan tumbuh, tidak harus diceramahkan di sekolah. Dengan metode itu siswa bisa mengadopsi berbagai sikap mental yang baik," tuturnya.

Metode lain yang bisa digunakan adalah sosio drama dengan memainkan peran dan pembagian tugas. Metode seperti itu mengadopsi CBSA (cara belajar siswa aktif). Dia menambahkan, pada tahun ajaran baru nanti Kemendikbud akan menerapkan reformasi di sekolah dengan sistem belajar sehari penuh. Yakni dengan memperpanjang jam kerja guru dan jam sekolah menjadi 8 jam. Meski diperpanjang, bukan berarti ada penambahan mata pelajaran.

"Tidak ada penambahan mata pelajaran, malah bisa saja kita kurangi jumlah mata pelajarannya. Akan lebih banyak kegiatan, tapi harus lebih fleksibel. Harapannya anak-anak akan lebih terawasi dan lebih terbina," ucap Muhadjir.