Sebelum gudang kembang api meledak, Epih sempat berniat berhenti kerja
Merdeka.com - Peti mati bertuliskan nama Epih berada di antara korban-korban ledakan gudang kembang api yang sudah berhasil diidentifikasi tim DVI RS Polri. Remaja berusia 15 tahun itu meninggal dunia dalam peristiwa kebakaran gudang kembang kembang api di Kosambi, Kamis (26/10).
Dia baru dua minggu bekerja di sana. Tugasnya mengepak kembang api di PT Panca Buana Cahaya. Epih merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Dia memiliki adik laki-laki bernama Ayub yang berusia 10 tahun.
Orang tua Epih tidak mengetahui kalau anaknya bekerja di gudang kembang api tersebut. Menurut paman korban, Suwandi, kedua orang tua Epih baru mengetahui pekerjaan anaknya setelah peristiwa nahas itu terjadi.
"Sebenernya orang tuanya enggak tahu dia kerja di situ," ujar Suwandi di RS Polri, Kramat Jati, senin (30/10).
Epih memilih bekerja mengepak dan membungkus kembang api demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Epih merupakan remaja yang putus sekolah saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Epih bekerja di pabrik kembang api bersama dengan temannya Surnah (14) yang juga merupakan salah satu korban ledakan.
"Dia itu putus sekolah, nganggur. Temennya itu korban juga lagi sama. Yang namanya Surnah," ucap paman Epih.
Ayah Epih merupakan karyawan yang bekerja di pergudangan Jati Mulya. Sementara ibunya bekerja di pergudangan daerah kosambi.
Paman korban ingat betul, sebelum meninggal, Epih pernah mengutarakan niatnya berhenti bekerja dari gudang kembang api itu. Alasannya, upah yang didapat jauh dari kata layak. Epih dibayar Rp 40.000 perhari dan bekerja mulai pukul 07.00 Wib hingga 17.00 Wib.
"Ya niatnya mau berenti mau keluar. Mungkin enggak betah apa gimana. Kalau tidak salah upahnya Rp 40.000 sehari. Dibayarnya perminggu," tuturnya.
Rencananya hari ini jenazah Epih akan dimakamkan di tempat pemakaman milik keluarga (wakaf keluarga) yang berada tak jauh dari kediamannya dan masih di daerah Kosambi, Tangerang.
"Dimakamkan di TPU keluarga (tanah wakaf) di daerah kosambi," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah ibunya meninggal, Iky dan ketiga adik balitanya dan sang nenek mengontrak rumah. Ayahnya pergi meninggalkan mereka tanpa kabar.
Baca SelengkapnyaNS (40), buruh serabutan di Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, NTT, nekat melakukan aksi bakar diri saat akan ditangkap karena memiliki senjata api.
Baca SelengkapnyaSebelum mulai bersekolah ada hal yang harus dipersiapkan orangtua agar bisa dilakukan anak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sang putra melesat berbintang empat, ayahnya justru hanya berpangkat rendah.
Baca Selengkapnya. Usai ibunya meninggal, ayahnya menikah lagi dan menitipkannya pada tetangga.
Baca SelengkapnyaCara didikan orang tua menentukan keberhasilan anak di masa depan.
Baca SelengkapnyaInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang sering menjangkiti si kecil.
Baca SelengkapnyaDi saat anak-anak lain asyik bermain sepulang sekolah, pemilik nama lengkap Soimah Pancawati itu justru harus bekerja dengan keluarga di rumah.
Baca SelengkapnyaTanggung jawab itu dipikul Iki setelah ibunya sakit lalu meninggal dan ayahnya minggat dua tahun lalu.
Baca Selengkapnya