Satu Keluarga di Garut Keracunan Jamur Liar
Merdeka.com - Yuyun (47) tidak menyangka kalau jamur yang diambilnya dari sebuah penggilingan padi di Kampung Pasampeu, Desa/Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut akan berbuah petaka baginya dan keluarga. Pasalnya, setelah jamur dipetik dan dimasak lalu dimakan, beberapa jam setelahnya ia mengalami gejala keracunan dan harus mendapatkan perawatan.
Komandan Kodim 0611 Garut, Letkol Inf Erwin Agung mengatakan bahwa awalnya Yuyun diketahui melihat jamur yang cukup banyak di sekitar penggilingan padi milik Ai di kampungnya pada Senin (23/12) siang.
"Melihat jamur yang cukup banyak di sekitar penggilingan padi membuat Yuyun ini tertarik sehingga langsung memetiknya dan langsung dibawa ke rumahnya. Di rumahnya ia langsung memasak jamur tersebut setelah dibersihkan. Yuyun ini tidak tahu kalau jamur itu beracun," ujarnya, Selasa (24/12).
Beberapa saat setelah Yuyun selesai memasak jamur, lanjut Dandim, keluarganya datang dan langsung ditawari makan bersama. Malam harinya, atau beberapa jam setelah Yuyun bersama keluarganya makan jamur, muncul gejala keracunan.
"Mereka yang merasakan gejala keracunan ini adalah Yuyun, Wiwin (42), Mudin (56), dan Wewen (58). Semuanya merasakan pusing dan muntah-muntah," katanya.
Ke empatnya, disebut Dandim langsung dibawa ke Puskesmas Pameungpeuk untuk mendapatkan perawatan intensif. Khusus untuk Mudin, ia terpaksa dirujuk ke RSUD Pameungpeuk karena kondisinya yang sangat parah.
Hingga saat ini, kata Dandim, ke empat orang warga yang mengalami gejala keracunan masih mendapatkan perawatan di Puskesmas dan RSUD Pameungpeuk.
"Mereka baru bisa pulang kalau kondisinya sudah membaik," kata Dandim.
Dengan adanya kejadian ini, Dandim mengaku akan memberikan pengetahuan tentang tanaman yang beracun kepada warga melalui anggotanya. Dengan pengetahuan tersebut, diharapkan kejadian serupa tidak kembali terjadi.
"Anggota TNI kan memiliki pengetahuan akan hal tersebut karena kita pernah belajar saat pendidikan dan dengan kejadian ini kita harus mengamalkannya kepada warga. Mungkin sebagian ada yang sudah tahu, tapi akan kita ingatkan lagi sehingga tidak ada kejadian seperti ini lagi. Biar warga tau mana tanaman beracun dari ciri-cirinya," tutupnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaIstrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jumlah panen raya saat ini sangat melimpah, namun karena cuaca yang tidak mendukung menyebabkan waktu panen yang singkat.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba tembok tetangga yang lebih tinggi runtuh dan menimpa rumah Suyoto
Baca SelengkapnyaDampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
Baca SelengkapnyaKarnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.
Baca SelengkapnyaKeluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir kali yang rawan banjir dan longsor, beratap terpal dan beralas kardus.
Baca SelengkapnyaSaat beraksi, pelaku membawa pisau untuk mengancam korban kemudian menutup mata korbannya dengan lakban.
Baca Selengkapnya