Saat Wukuf, Jemaah Cukup Ambil Miqat Ihram Haji dari Hotel di Makkah
Merdeka.com - Berbeda dengan saat melakukan ihram dari Madinah atau saat tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, jemaah haji Indonesia yang sudah berada di Makkah akan mengambil miqat dari hotel masing-masing tempat mereka tinggal di Makkah ketika akan wukuf di Arafah.
Miqat adalah batas atau tempat bagi jemaah haji untuk berihram sekaligus memulai niat, baik untuk melaksanakan umrah maupun saat akan berangkat ke arafah untuk melaksanakan wukuf.
Menggunakkan hotel sebagai tempat miqat dibolehkan dibolehkan karena jemaah sudah melewati masa tinggal empat hari di Makkah sebelum pelaksanaan wukuf. Status mereka sama dengan miqat para mukimin atau penduduk Makkah.
Penjelasan itu disampaikan Konsultan Ibadah Haji Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi KH Kartono di sela kunjungan di Sektor 11 di kawasan Misfalah, Makkah, Arab Saudi, Senin (5/6).
"Nanti saat tanggal 8 Dzulhijjah, berangkat ke Arafah, jemaah niat ihram haji langsung dari hotel seperti penduduk Makkah. Tidak perlu cari miqat lain lagi," jelasnya.
Kartono menambahkan, ada konsekuensi lain secara fiqih dari status sebagai mukimin ini, adalah soal salat jamak. Karena bukan lagi sedang dalam perjalanan, bagi jemaah yang sehat, salat jamak tak lagi menjadi rukhshah (keringanan). Menurutnya, ini adalah pendapat hampir seluruh mazhab fiqih.
Ibadah di Hotel Sama dengan di Masjidil Haram
Wukuf di Arafah dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah atau diprediksi bertepatan dengan tanggal 27 Juni 2023. Selama masa penantian itu, jemaah haji diimbau untuk tidak memaksakan diri dengan ibadah-ibadah sunah yang memberatkan.
Imbauan ini ditujukan terutama kepada mereka yang berstatus lansia, sakit, atau penyandang disabilitas.
"Ibadah tidak mesti di Masjidil Haram, bisa di hotel bahkan di masjid terdekat karena secara hukum berlaku seluruh tanah haram Makkah itu berarti Masjidil Haram," kata Kartono.
Untuk menjaga kondisi fisik dan kesehatan, jemaah haji diingatkan untuk fokus pada persiapan masa-masa kritis periode Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina). Di samping merupakan bagian terpenting ibadah haji, periode ini juga membutuhkan kesiapan fisik yang luar biasa karena aktivitas akan dilakukan dengan berjalan kaki berkilo-kilo meter.
"Yang kedua, juga tidak perlu ikut mondar-mandir memaksakan diri umrah sunah berulang kali. Itu boleh tapi itu untuk jemaah yang sehat. Yang masuk dalam kategori lansia, (penyandang) disabilitas, dan uzur sakit karena masih ada yang akan dihadapi rukun haji yang lebih besar: wukuf di Arafah," pungkas Kiai Kartono.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Umrah bisa dilakukan kapanpun kecuali pada hari tertentu seperti hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.
Baca SelengkapnyaPemerintah Arab Saudi melarang keras jemaah haji maupun umrah membawa jimat.
Baca SelengkapnyaKemenag mengimbau jemaah untuk memperhatikan sejumlah hal sebelum meninggalkan hotel di Madinah sebelum beribadah di Madinah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Untuk masuk ke Raudhah, jemaah harus mendapatkan tasreh yakni surat keterangan izin untuk masuk ke Raudhah.
Baca SelengkapnyaTernyata minum di sela khutbah shalat jumat tidak sembarangan. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaMereka diberangkatkan secara bertahap, mulai pagi, siang, dan sore hari.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan tak lain untuk mendapatkan jadwal hingga tanggal yang tepat bagi jemaah haji berangkat ke Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaBerikut bacaan niat sholat jumat beserta tata caranya yang benar buat iman dan makmum.
Baca SelengkapnyaDoa Malam Lailatul Qadar Menyebut Nama-Nya ini bisa diamalkan umat muslim di malam yang penuh keistimewaan ini,
Baca Selengkapnya