Rumah digusur, warga Desa Mekar Jaya Langkat demo BPN dan DPRD Sumut
Merdeka.com - Puluhan petani asal Desa Mekar Jaya, Wampu, Langkat, berunjuk rasa ke Kantor Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan DPRD Sumut, Senin (3/4). Mereka protes dan mengadukan penggusuran tempat tinggalnya yang dilakukan perusahaan perkebunan, PT LNK.
Para pendemo mengatakan, 70 unit rumah warga di Desa Mekar Jaya, sudah dihancurkan PT LNK pada 27 Maret lalu. Sebelumnya, perusahaan juga dituding menghancurkan ratusan hektare lahan pertanian.
Dalam unjuk rasa ini, warga Desa Mekar jaya didampingi Serikat Petani Indonesia (SPI), Kontras Sumut, Sahdar dan Sumatra Youth Food Movement (SYFM). Ketua Badan Pelaksana Wilayah SPI Sumatra Utara, Zubaidah, mengutuk keras penggusuran itu. Menurutnya, PT LNK sudah melanggar instruksi Presiden Joko Widodo soal percepatan Reforma Agraria.
"PT LNK, Pemprov Sumut dan Pemkab Langkat telah ingkar kepada instruksi Jokowi sebagai Presiden. Mereka tidak patuh terhadap instruksi Reforma Agraria," sebut Zubaidah.
Dia menambahkan, PT LNK tidak menghormati hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi A DPRD Sumut pada 30 Januari 2017. RDP itu digelar setelah sebelumnya LNK telah menghancurkan 554 hektar lahan petani Desa Mekar Jaya pada 18 November 2016.
RDP itu memutuskan agar kedua pihak yang berkonflik untuk mendinginkan suasana dan tidak melakukan aktivitas di atas lahan yang disengketakan. "PT LNK sama sekali tidak menghormati RDP. Mereka menghancurkan rumah petani menggunakan tangan polisi dan Satpol PP," sebut Zubaidah.
Salah seorang warga Desa Mekar Jaya, Tumini (50), mengaku sangat kesulitan setelah penggusuran itu. Dia bahkan tidak sempat menyelamatkan seragam sekolah anaknya saat rumahnya dihancurkan.
"Kami mau ambil seragam anak sekolah pun tidak diizinkan. Sekarang anak kami sekolah nggak pakai seragam," keluh Tumini.
Saat melakukan penggusuran, Senin (27/3), PT LNK disebutkan datang bersama personel Satpol PP, Polri dan TNI. Mereka membawa alat berat dan langsung meratakan rumah warga. "Kami tidak berdaya," imbuh Nisa (47) warga lainnya.
Tumini dan Nusa mengaku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Persoalannya mereka bukan hanya kehilangan tempat tinggal, tapi juga penghasilan.
Ketua Badan Pelaksana Cabang SPI Kabupaten Langkat, Suriono menuntut agar PT LNK untuk memberikan ganti rugi terhadap tanaman dan rumah yang telah dihancurkan. Mereka juga harus memberikan jaminan kehidupan kepada para petani Desa Mekar Jaya.
Suriono juga menggugah Pemkab Langkat untuk mendukung para petani. Terlebih kawasan Desa Mekar Jaya sudah didaftarkan menjadi kampung Reforma Agraria-BPN Pusat. "Sudah sepantasnya Pemkab Langkat mendukung para petani di Mekar Jaya, bukan malah Satpol PP nya digunakan untuk menghancurkan rumah-rumah kami," ucap Suriono.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa akhirnya mundur secara perlahan dan membubarkan diri dari sekitar gedung DPR RI
Baca SelengkapnyaAkibatnya, pagar-pagar rusak dan nyaris roboh. Polisi dengan cepat, memotong tambang.
Baca SelengkapnyaSituasi sempat panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengalihan arus mungkin diberlakukan apabila massa semakin membludak.
Baca SelengkapnyaPersonel keamanan nantinya akan ditempatkan di sekitar Gedung DPR untuk mencegah massa masuk ke dalam gedung.
Baca SelengkapnyaAiptu Zakaria terjun langsung mengamankan pelaku perampokan rumah di kawasan Tonjong, Desa Sukaragam, Serang Baru.
Baca SelengkapnyaPemudik juga bisa menitipkan rumah kosongnya kepada polisi agar terus dipantau selama mudik
Baca SelengkapnyaPolisi memburu pelaku perusakan gedung DPR saat demo Apdesi.
Baca SelengkapnyaTujuh orang tersangka berinisial SL,AM, DH dan DP, AI dan IY, serta FH
Baca Selengkapnya