Ribka: Pemerintah bermental calo tak bisa urus TKI
Merdeka.com - Persoalan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) seolah tak kunjung usai, mulai administrasi yang bermasalah hingga tudingan pembunuhan yang mengharuskan warga Indonesia dihukum mati di negara lain.
Hal ini membuat Ketua Komisi XI DPR, Ribka Tjiptaning geram. Menurutnya, persoalan TKI ini disebabkan karena mental pemerintah Indonesia yang masih merasa ingin memperkaya diri sendiri.
"Mental pemimpin Indonesia itu mental calo," kata Ribka di Gedung DPR, Kamis (1/11).
Dia juga mengatakan, persoalan TKI ini tidak akan pernah usai jika tidak ada ketegasan dari pimpinan negara. "Dari saya muda sampai berumur, gak akan selesai persoalan TKI, kalau pemimpin kita tidak berjiwa pemimpin," terangnya.
Selain itu, politikus asal Banteng merah ini juga mempertanyakan aliran dana konsorsium asuransi TKI yang hingga kini tidak jelas kemana.
"Kalau perlu KPK turun tangan untuk mengaudit dana konsorsium asuransi TKI, kemana larinya dana sebanyak itu?" tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, hal serupa juga diungkapkan oleh anggota Migran Care, Anis Hidayah. Menurut Anis, dana konsorsium asuransi TKI pertahun mencapai Rp.84 Miliar.
"Tapi yang bisa diklaim TKI hanya Rp 4 miliar saja, 80 nya tidak jelas kemana," tutur Anis.
Anis pun menilai banyaknya kasus yang menimpa para TKI diluar negeri, seperti penganiayaan, perkosaan, dan hukum gantung akibat dari pemerintah yang tidak sensitif.
"Sensitifitas pemimpin negeri ini sudah mati rasa, ambil contoh, disaat banyak warga tewas diLampung sana, presiden kita justru pergi ke London, sangat ironi," tutupnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen Panglima Perang Suku Dani bentak prajurit Kopassus lantaran tak bisa angkat kayu. Begini selengkapnya.
Baca SelengkapnyaMomen panglima perang Moro dikawal dua anggota Kopassus menghadap Sekda Kabupaten Puncak Jaya. Ada apa?
Baca SelengkapnyaTermasuk kebencian sehingga dapat terwujudnya pemilu yang aman dan damai 2024," katanya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kelompok ibu-ibu selalu punya cara tersendiri untuk menunjukkan kekompakan.
Baca SelengkapnyaAksi seorang komandan polisi langsung memberi uang tunai ke anggota di tengah apel menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaJumlah penerima bantuan pangan beras di wilayah Jakarta Barat terdapat 67.000 KPM, Jakarta Pusat 41.000 KPM.
Baca SelengkapnyaMomen Panglima Perang Suku Dani Moro Kogoya jemput mahasiswa yang datang ke Papua.
Baca SelengkapnyaPanglima Perang Moro Kogoya mandi menggunakan deterjen sehingga prajurit TNI membelikannya sabun mandi.
Baca SelengkapnyaHal itu kata Dedi, berkat sinergitas antara Polri-TNI dan Pemda Demak.
Baca Selengkapnya