Respons Gubernur Riau soal Isu Jual Beli Darah di RSUD Arifin Achmad
Merdeka.com - Keributan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad (AA) Pekanbaru gara-gara tidak ada stok darah dan alat transfusinya berbuntut panjang. Gubernur Riau Syamsuar langsung memimpin apel atau upacara Senin (31/10) pagi di RSUD Arifin Achmad.
Sebab, Syamsuar tak ingin ada lagi masyarakat yang protes dengan pelayanan di rumah sakit milik Pemprov Riau itu. Seperti yang terjadi Sabtu (29/10) malam kemarin, keluarga pasien sampai memecahkan kaca jendela pelayanan di Bank Darah di gedung rumah sakit.
Usai peristiwa itu, isu jual beli darah berkembang.Syamsuar menegaskan, tak ada praktik jual beli darah diRSUD Arifin Achmad.
"Tak ada ya setahu saya. Saya sudah hampir 4 tahun di sini, kalau jual beli darah enggak ada lah. Tapi saya akan cari tahu," ujarnya usai memimpin apel di RSUD Arifin Achmad.
Syamsuar mengaku telah menghubungi keluarga pasien yang memecahkan kaca jendela itu. Bahkan, dia meminta pihak rumah sakit tidak memperpanjang urusan kaca yang dipecahkan keluarga pasien.
Keluarga pasien Hironimus Patut Pahur mengamuk lantaran tidak mendapatkan layanan yang baik dari pihak rumah sakit saat menjalani perawatan penyakit kanker nasofaring yang dideritanya.
Pihak rumah sakit mengaku tak memiliki stok darah saat pasien itu akan melakukan kemoterapi. Saat darah sudah diperoleh 20 kantong dari Brimob Polda Riau dan sejumlah masyarakat, pihak rumah sakit justru mempersulit proses transfusi.
Syamsuar mengatakan sebenarnya ada relawan yang siap membantu mencarikan kebutuhan darah di RSUD Arifin Achmad. "Saya juga banyak yang minta bantu minta tolong mencarikan darah," katanya.
Meski demikian, Syamsuar tetap menampung kritikan dan isu yang berkembang di kalangan keluarga pasien. Dia akan menindak tegas jika ada petugas rumah sakit yang melakukan jual beli darah.
"Saya akan cari tahu (jual beli darah). Kalau di rumah sakit enggak ada lah, tapi kalau oknum di luar misalnya menjual mungkin saja," jelasnya.
Selain di RSUD AA, Syamsuar juga menegaskan tidak pernah mendengar jual beli darah di Palang Merah Indonesia (PMI) yang menjadi tujuan pasien mencari kebutuhan darah.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebutuhan beras hingga Juni sudah terpenuhi. Untuk enam bulan ke depan menurut Bayu stok sudah aman.
Baca SelengkapnyaMirisnya, ia hanya mendapat pendapatan tak seberapa dari hasil kerja kerasnya tersebut.
Baca SelengkapnyaMeski belum memiliki poli kejiwaan namun untuk penanganan awal masih dapat dilakukan di RSUD Kota Serang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Manajemen rumah sakit sedang mengevakuasi seluruh pasien rawat inap yang terdata sebanyak 102 orang.
Baca SelengkapnyaMenariknya, dengan modal yang cukup ringan, Abror bisa menghasilkan cuan melimpah dari penjualan burung perkutut.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bayu Krisnamurthi bersama Bupati Blora Arief Rohman tinjau kondisi hamparan persawahan di daerah sentra produksi Kabupaten Blora.
Baca SelengkapnyaAdziera juga menyebut awalnya sang ayah rela menjual GOR pribadi miliknya senilai Rp40 miliar untuk pengobatan Kurnia Meiga.
Baca SelengkapnyaRSKD Dadi Makassar merupakan rumah sakit khusus untuk penanganan pasien dengan gangguan kejiwaan.
Baca Selengkapnya