PKS Harap Jokowi Pilih Calon Panglima TNI yang Paling Sedikit Salahnya
Merdeka.com - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bakal memasuki masa pensiun pada November 2021 mendatang. Anggota Komisi I DPR, Sukamta menyarankan supaya Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk memilih nama yang paling sedikit memiliki kesalahan di masa lalu sebagai pengganti Hadi.
"Mudah-mudahan Presiden juga mempertimbangkan semua itu dengan hati-hati, cermat dan tepat. Kami berharap kalau semua Calon Panglima memiliki kemampuan yang sama, paling tidak ya yang paling sedikit kesalahannya," kata Sukamta kepada Liputan6.com, Jumat (27/8).
Hingga kini Presiden Joko Widodo atau Jokowi belum bersurat dengan DPR terkait usulan nama pengganti Hadi. Ia tak mengetahui kira-kira kapan tepatnya presiden bakal menyetor nama pengganti Hadi untuk menjabat Panglima TNI.
"Belum tahu. Bisa juga diperpanjang. Tergantung presidenlah," ucap anggota Fraksi PKS DPR RI itu.
Sukamta mengatakan, panglima baru diharapkan mereka yang mampu menghadapi situasi sulit yang tengah dihadapi negara. Situasi ini menurutnya bisa jadi segera terkendali tapi boleh jadi akan berubah menjadi tidak stabil. Baik itu di dalam negri maupun di wilayah regional.
"Kalau pandemi segera dapat diatasi dengan parameter korban meninggal berhenti dan ekonomi mulai membaik, maka NKRI akan aman," katanya.
Tetapi kalau sebaliknya, lanjut dia maka boleh jadi akan muncul ketidakpuasan di mana-mana. Hal itu akan menjadi kondisi yang berbahaya.
Untuk itu pengganti Hadi, menurut Sukamta haruslah orang-orang yang mampu membaca hal tersebut. Panglima baru, menurutnya juga mesti mengantisipasi potensi separatisme yang berpotensi menguat seiring dengan tak terkendalinya penanganan pandemi oleh pemerintah.
"Lingkungan strategis kita juga bisa berubah drastis manakala pandemi tidak terkendali, semua negara dalam kondisi chaos. Pasti masing masing negara akan mencari jalan sendiri sendiri untuk bertahan. Belum lagi pergeseran kekuatan politik, ekonomi, militer negara adidaya yang boleh jadi akan mengambil panggung besar di laut China Selatan," ujarnya.
Dikatakan Sukamta, kombinasi kedua hal tersebut memerlukan kesiapan pertahanan dan keamanan negara paling optimal. Hal ini pasti juga akan berkorelasi dengan panglima TNI yang sedang memegang kepemimpinan saat itu.
Meskipun begitu, panglima TNI pengganti Hadi menurut Sukamta bisa berasal dari matra mana pun.
"Kalau calon, semua Kepala Staf Angkatan Darat, Laut maupun Udara secara formal bisa diangkat menjadi Panglima," ujarnya.
Reporter: Yopi MSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar menilai Presiden Jokowi akan memilih pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyebut pemilih Joko Widodo yang ada di luar negeri di Pilpres sebelumnya kini mendukung dirinya.
Baca SelengkapnyaGibran menampik jika Presiden Joko Widodo menitipkan nama di kabinte pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaAzwar Anas enggan menanggapi lebih jauh terkait pandangan PDIP.
Baca SelengkapnyaJokowi menunjuk Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian sebagai Plt Menko Polhukam.
Baca SelengkapnyaTonny menggantikan posisi Marsekal Fadjar Prasetyo yang akan memasuki masa pensiun pada 9 April 2024.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanggapi langkah Presiden Jokowi menaikkan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) menjelang pencoblosan Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya