Perbedaan penetapan awal Ramadan dan Syawal itu mendewasakan umat
Merdeka.com - Perbedaan yang terjadi dalam penetapan awal kalender terkait awal Ramadan (puasa) dan awal Syawal (hari raya Idul Fitri) bukan hal yang buruk dan harus diperdebatkan. Perbedaan tersebut juga tidak harus mencederai salah satu pihak.
"Itu (perbedaan) justru akan mendewasakan umat Islam. Dengan perbedaan justru akan berkembang budaya saling menghargai orang lain. Kalau kita terbiasa dengan perbedaan, maka kita akan semakin dewasa," kata koordinator Rukyatul Hilal PWNU Jatim HA Sholeh Hayat seperti dilansir Antara, Surabaya, Kamis (16/7).
Bagi Sholeh Hayat yang juga Wakil Ketua PWNU Jatim itu, perbedaan juga akan membuat umat Islam melihat saudaranya yang berbeda dengan dirinya secara bijak dan tidak mudah melihat dunia ini dengan cara-cara kekerasan.
"Untuk tahun 2015, saya optimistis akan berpotensi sama dengan tahun sebelumnya yakni hilal akan masuk kriteria 'imkanur rukyat' atau layak dilihat, karena 12 rumus hisab menghasilkan hitungan irtifak hilal (bisa terlihat)," tuturnya.
Ke-12 rumus hisab itu adalah 10 kitab hisab rujukan yang menghasilkan hitungan ketinggian hilal 03,2 derajat sampai 03,29 derajat yakni Khulashoh al Wafiyah, New Comb, Matlaus Said, Durrul Mastlup, Hakiki, Qowaidul Falaqiyah, Tashilul Misatsal, dan Nurul Anwar.
"Dua kitab lainnya yakni Salaf Sullamun Nayyiren dan Fathurrouf fil Manannan, bahkan menghitung ketinggian hilal pada 29 Ramadhan 1436 H mencapai 04,45 sampai 04,59 derajat," ujar politisi NU di DPRD Jatim itu.
Mantan aktivis Ikatan Pelajar NU (IPNU) yang kelahiran Gresik itu menyebut perbedaan akan mungkin terjadi bila ada mendung, namun 61 titik lokasi rukyat di seluruh Indonesia mungkin saja ada yang tidak terhalang mendung.
Namun, walau dari aspek hitungan hisab bahwa hilal sudah dapat dilihat dalam Rukyatul Hilal, nahdliyyin (masyarakat NU) masih memerlukan satu tahap lagi sesuai syariat yakni melakukan Rukyatul Hilal itu.
"Untuk Jawa Timur, Rukyatul Hilal akan dilakukan pada 12 lokasi, yakni Tanjungkodok, Lamongan; Bukit Condro, Gresik; Pantai Ambet, Pamekasan; Pantai Gebang, Bangkalan; dan Pantai Nambangan, Kenjeran, Surabaya," papar tokoh NU yang tinggal di Bangil, Pasuruan itu.
Selain itu, Pantai Serang, Blitar; Pantai Ngliyep, Malang Selatan; Pantai Gili Ketapang, Probolinggo; Pantai Nyamplong, Jember; Pantai Kalbut, Pasir Putih, Situbondo; Tanjung Awar-Awar, Tuban; dan Pantai Srau, Pacitan.
Walau demikian, keputusan terakhir tetap ada pada pemerintah melalui Sidang Itsbat Menteri Agama pada Kamis (16/7) pukul 19.00 WIB.
"InsyaAllah rukyat berhasil di antara 61 lokasi se-Indonesia," ujarnya.
(mdk/amn)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menag Singgung Perbedaan Awal Ramadan 2024: Yang Beda Tak Perlu Dipersalahkan
Baca SelengkapnyaMalam lailatul qadar dan malam Nuzulul Quran adalah dua peristiwa penting dalam agama Islam yang sering kali disalahpahami sebagai satu dan sama.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Qada dan Qadar merupakan rukun iman dalam agama Islam yang wajib diimani.
Baca SelengkapnyaSedekah adalah perbuatan mendermakan sesuatu. Sedekah yang pahalanya langgeng ini disebut sebagai sedekah jariyah
Baca SelengkapnyaSebagai salah satu rukun iman yang harus dipercaya, maka penting bagi umat muslim untuk mengetahui lebih jauh tentang qada dan qadar.
Baca Selengkapnya"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan," kata Menag
Baca SelengkapnyaQada dan qadar adalah konsep ketetapan takdir Allah dalam agama Islam.
Baca SelengkapnyaJika masyarakat telah matang dalam memandang perbedaan, maka dengan kemajemukannya dapat merespons kebutuhan sesama manusia tanpa memandang perbedaan.
Baca Selengkapnya