Pedagang Pasar Induk Cibitung Protes Terus Merugi Sejak Direvitalisasi
Merdeka.com - Puluhan pedagang Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi mengeluhkan kondisi pasar yang saat ini semakin semrawut. Kondisi itu pun diakuinya menjadi salah satu penyebab pendapatan pedagang merosot.
"Sebulan biasanya bisa sampai laku 200 ton bumbu dapur, tapi sekarang paling sekitar 120 sampai 150 ton sebulan, pendapatan menurun sekitar 40 persen," kata Ikbal (55), pedagang di Pasar Induk Cibitung, Rabu (14/6).
Ikbal mengatakan, kesemrawutan semakin parah sejak adanya proses revitalisasi pasar. Karena setelah pedagang dipindahkan sementara ke tempat penampungan, di dalam pasar tidak disediakan lahan parkir kendaraan besar untuk bongkar muat barang.
Dampaknya, kendaraan roda empat dan roda dua sulit untuk masuk ke dalam pasar. Bahkan akibat dari tidak adanya lahan parkir bongkar muat, kemacetan seringkali terjadi di Jalan Raya Teuku Umar dan Jalan Bosih.
"Jadi kayak sepele tapi ternyata sangat terasa oleh kami. Walaupun ini pasar induk tapi kalau lihat kondisinya kayak gini yang beli enggak jadi masuk,” katanya.
Koordinator Forum Komunikasi Pedagang Pasar Induk Cibitung, Asip Damiri mengatakan, banyak pedagang yang lebih memilih berbelanja ke pasar induk lain akibat dari persoalan ini. Seperti ke Pasar Induk Kramatjati Jakarta dan Cikopo Purwakarta.
“Jadi walaupun Cikopo sama Kramatjati lebih jauh tapi lebih teratur, parkir gampang, akses ke lapak sama angkut-angkut ke mobil gampang di banding di sini. Jadi kami pedagang yang rugi," ungkapnya.
Pria yang sehari-hari berjualan buah dan bumbu masakan ini merasakan dampak dari semrawutnya Pasar Induk Cibitung, seperti penjualan dan omset yang menurun.
"Biasanya sehari barang bisa habis satu sampai dua ton, sekarang paling bagus delapan kuintal. Masalah ini harus cepat diselesaikan, yang terpenting kondisi pasar nyaman, pembangunan sesuai perencanaan sehingga transaksi jual beli dan bongkar muat tidak semerawut,” katanya.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Sunandar mengatakan, semrawutnya Pasar Induk Cibitung merupakan buntut dari konflik internal pengembang hingga berujung pada saling gugat di pengadilan. Konflik itu pun membuat pedagang merugi.
"Maka dari itu saya meminta pemerintah daerah untuk menyediakan lahan parkir sementara," ujarnya.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Himawan Abror menambahkan, selain parkir, jalur pejalan kaki di dalam pasar juga banyak yang beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan barang dagangan.
"UPTD pasar harus meminta pedagang tidak menggunakan jalur pejalan kaki untuk digunakan tempat menyimpan barang dagangan, kalau perlu diberlakukan surat peringatan," tandasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pedagang dikagetkan dengan temuan sekantong plastik. Plastik tersebut berisi peluru dan granat di pinggir kali.
Baca SelengkapnyaWalaupun sepi pengunjung, para pedagang pasar memilih bertahan tetap berjualan
Baca SelengkapnyaPedagang membongkar paksa pagar penutup perlintasan sebidang kereta api. Aksi itu mereka lakukan, karena penutupan akses membuat Pasar Rangkasbitung sepi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mendag Zulkifli Hasan juga berpesan agar pasar rakyat yang sudah dibangun dapat dikelola dan dipelihara dengan baik.
Baca SelengkapnyaJakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaDalam rekaman yang beredar, muncul dugaan penggunaan dana desa untuk menangkan satu paslon.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus mendorong penyaluran beras SPHP ke Pusat Induk Beras Cipinang (PIBC) untuk di distribusikan ke pasar tradisional maupun retail modern.
Baca Selengkapnya"Hingga saya ingin pastikan beras yang ada di sini ada tersedia, jumlahnya cukup dan saya melihat melimpah," sambungnya.
Baca SelengkapnyaMeski cenderung terpencil di atas pegunungan, namun pasar tersebut tetap ramai dikunjungi warga.
Baca Selengkapnya