Pasien Meninggal Akibat Covid-19 di Solo Didominasi Komorbid
Merdeka.com - Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menyebut sebagian besar pasien Covid-19 yang meninggal dikarenakan mempunyai penyakit bawaan atau komorbid. Untuk itu pihaknya terus memperbanyak tracing agar virus tersebut tidak menyebar terutama kepada orang yang rentan.
"Kalau kematian memang banyak, sampai kemarin saja akumulasinya ada 97. Ini rata-rata punya penyakit bawaan," ujar Rudy, Kamis (26/11).
Kendati ada 97 kasus kematian, Rudy mengklaim jika penanganan Covid-19 di Solo cukup berhasil. Buktinya, lanjut dia, jumlah kasus konfirmasi yang melakukan isolasi mandiri di rumah tidak berlanjut ke rumah sakit.
"Indikator lainnya, pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat tidak naik kelas alias terkonfirmasi positif," katanya.
Rudy meminta masyarakat tidak hanya melihat dari banyaknya angka kematian.
"Jadi kalau yang isolasi mandiri sembuh tanpa masuk rumah sakit, itu indikator bahwa kita berhasil untuk melakukan pemutusan mata rantai," tandasnya.
Namun jika pasien isolasi mandiri naik dan kemudian dirawat di rumah sakit, lanjut Rudy, bisa dikatakan hal tersebut disebabkan minimnya tracing, sehingga terjadi kelambatan penanganan.
"Jadi setiap ada warga positif Covid-19, tracing kontak akan langsung dilakukan, dilanjutkan dengan sampel swab," terangnya.
"Sekarang ini begitu ada yang positif Covid, malamnya kita tracing. Dan pagi langsung di-swab. Banyak warga yang meminta untuk di-swab," katanya.
Sementara itu berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 hingga Kamis (26/11) siang, angka kematian Covid-19 di Solo mencapai 97 orang. Jumlah tersebut tersebar di 5 kecamatan. Kasus kematian terbanyak terjadi di Kecamatan Jebres, dengan 36 kasus.
Disusul Kecamatan Banjarsari dengan 30 kasus, Kecamatan Pasarkliwon dengan 18 kasus, Laweyan 8 kasus dan Kecamatan Serengan dengan 5 kasus.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca Selengkapnya