MUI minta politisi tak gunakan masjid untuk kampanye politik praktis
Merdeka.com - Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais kembali menjadi sorotan saat memberikan ceramah di depan para jemaah ibu-ibu pengajian Ustazah Peduli Negeri di Balairung Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (24/4) kemarin. Ceramah Amien Rais saat itu dinilai kurang tepat lantaran terkesan menonjolkan kesan politis.
Amien Rais mengatakan pengajian-pengajian harus disisipi politik, melihat momentum tahun politik ini. Dia juga menyerang lawan politiknya, Joko Widodo dengan menunjuk foto presiden dan menyebut elektabilitasnya semakin menurun.
Ceramah disampaikan mantan ketua MPR itu mendapat tanggapan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid meminta politisi tak menggunakan masjid untuk kegiatan kampanye politik praktis.
"Jadi yang dilarang itu jika masjid dijadikan untuk tempat kegiatan politik praktis, misalnya untuk kampanye, mengajak atau mempengaruhi untuk memilih atau tidak memilih calon. Menjelekan, menyampaikan ujaran kebencian dan memfitnah serta melakukan provokasi untuk melawan pemerintahan yang sah," kata Zainut dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (26/4).
Politisi PPP ini menjelaskan, tidak ada larangan ajaran agama menjadikan masjid sebagai tempat pendidikan politik untuk masyarakat. Namun dengan catatan yang sepanjang disampaikan itu adalah nilai dan etika berpolitik, seperti anjuran untuk saling menghormati perbedaan, persaudaraan (ukhuwah), kasih sayang, dan toleransi.
Dia menambahkan, pelarangan masjid digunakan sebagai tempat politik praktis karena sering kali kegiatan itu diwarnai dengan intrik, fitnah dan adu domba. Hal ini bertentangan dengan fungsi masjid.
"Masjid hakekatnya merupakan tempat bertemunya masyarakat dengan berbagai latar belakang sosial, budaya, politik dan faham keagamaan. Sehingga dapat dipastikan akan terjadi gesekan, konflik dan perpecahan di kalangan masyarakat jika masjid tersebut dipakai untuk tempat kampanye," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemahaman mengenai jenis pelanggaran pemilu dan penanganannya sangat penting dalam tahun politik ini.
Baca SelengkapnyaBerikut contoh koalisi Partai Politik dan kenali perbedaan dengan oposisi.
Baca SelengkapnyaPara akademisi dan pengamat politik berharap para capres tetap berdiri pada substansi masing-masing, pada debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Baca SelengkapnyaKedatangan Mahfud disambut langsung oleh Pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar Kota Medan, Syech Ali Akbar Marbun.
Baca SelengkapnyaSetelah sempat merenggang karena perbedaan pilihan politik pada Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaDengan politik seseorang bisa menerapkan kebijakan baik untuk kepentingan rakyat banyak.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Mahfud saat menjawab peserta dalam diskusi bertajuk 'Tabrak Prof! digelar di Lampung, Kamis (25/1).
Baca Selengkapnya