Merawat pembangkit listrik tenaga air peninggalan Belanda
Merdeka.com - Bangunan setinggi tiga meter itu nampak masih kokoh. Temboknya tersusun dari batu kali. Warnanya masih asli, tidak ada polesan cat sana sini. Hanya atapnya yang berwarna biru laut membuat bangunan utama yang terletak di tengah hutan itu nampak bernyawa.
"Atap dan bangunan belum pernah diperbaiki, masih asli sejak pertama kali dibuat," kata Nawin, salah satu petugas pengamanan di Pembangkit Listrik Tenaga Air Ketenger Baturraden Banyumas, Rabu (5/9).
Nawin mengatakan, sesekali atap bangunan itu dicat ulang. Untuk mengecat atap itu, petugas tak perlu takut karena seng itu tak bakal runtuh.
Letak PLTA Ketenger berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Berada di lereng Gunung Slamet, pembangkit ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan pembangkit lainnya di Jawa Tengah. Udaranya masih sejuk. Sesekali kabut turun menyelimuti pembangkit itu.
Dari pengamatan merdeka.com, ada beberapa bangunan Belanda yang kini masih utuh berdiri di sana. Selain DAM Belanda yang berfungsi untuk menampung air dari Sungai Banjaran dan Sarabadak, di sekitar lokasi pembangkit juga masih berdiri tegak Rumah Putih. Sebuah rumah yang catnya berwarna putih.
Wardiyanto, Ahli Muda Perencanaan dan Pemeliharaan PT. Indonesia Power UPB Mrica mengatakan, saat hendak membangun pembangkit itu, Pemerintah Hindia Belanda terlebih dahulu melakukan survei.
"Saat itu, tahun 1932 Belanda mulai melakukan survey awal," katanya.
Dia menambahkan, setelah disurvei, pembangunan pembangkit dilakukan mulai tahun 1935 dan selesai pada tahun 1939 oleh kontraktor Hindia Belanda NV. ANIEM 9 (N.V. Algemeene Nederlandsch Indische Electriciteit Maatchappy). Kapasitas pertama mesin unit 1 dan 2 dengan daya terpasang masing - masing 3,52 megawatt.
Tujuan pembangunan PLTA Ketenger adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, terutama kebutuhan energi listrik untuk daerah Gambasari dan Pasanggrahan, di mana energi listrik ini dimanfaatkan untuk menggerakan turbin dari sungai Banjaran dan sungai Surobadak. Volume air dari kedua sungai dialirkan dan ditampung kedalam kolam tandon dengan maksud mendapat debit dan tinggi jatuh yang diinginkan, baru kemudian air dalam kolam dialirkan melewati pipa besar untuk memutar turbin.
Ia menambahkan, energi listrik yang dihasilkan PLTA Ketenger disalurkan ke berbagai daerah antara lain, Purwokerto, Purbalingga, Gombong, Karanganyar, Kebumen dan pompa air Gambarsari serta pesanggrahan melalui saluran tinggi 30 kV.
"Tapi saat ini listriknya dialirkan ke Jaringan Jawa Madura Bali," katanya.
Menurut dia, pembangunan sarana sumber tenaga PLTA Ketenger secara garis besar dilaksanakan dalam tiga periode. Periode pertama yakni 1935 - 1937 yaitu bendungan Banjaran masuk bak pengedap, pekerjaan pipa beton bertulang sepanjang 778 meter dengan diameter 1,4 meter.
Sementara pada periode kedua, yakni tahun 1937 - 1939 yaitu pekerjaan pipa pesat, gedung sentral, turbin, generator dan perlengkapannya. Sementara tahun 1951 - 1962 yakni pelaksanaan pengolahan operasi dan pemeliharaan oleh PLN distribusi cabang Purwokerto PLN Exploitasi XII.
Supervisor Senior PLTA Ketenger, Waluyo Basuki mengatakan, saat ini PLTA Ketenger sudah mempunyai empat turbin. "Total kapasitasnya mencapai 8,5 megawatt," katanya.
Saat ini, tiga turbin di antaranya sedang dalam masa pemeliharaan dan perbaikan. Perbaikan dilakukan karena debit air yang bersumber dari Kali Banjaran menyusut karena musim kemarau.
Dia khawatir, debit air semakin menyusut saat musim kemarau. Padahal saat zaman Belanda dulu, turbin bisa berputar sepanjang waktu. Dia sendiri tak mengetahui apa penyebabnya. Lingkungan yang lestari merupakan satu-satunya cara agar pembangkit tersebut tetap menghasilkan listrik.
Saat ini, kata dia, debit air yang masuk ke Bendungan Ketenger hanya 1,7 meter kubik. Jauh jika dibandingkan saat musim penghujan.
Waluyo mengatakan, saat ini ada wacana untuk menyalurkan listrik dari PLTA Ketenger langsung ke rumah-rumah warga. Diperkirakan ada 8.000 rumah yang bakal teraliri listrik dari pembangkit ini.
"Ini seperti kembali ke zaman Belanda. Saat itu, mereka memenuhi kebutuhan listriknya dengan membuat pembangkit di masing-masing kota," tandasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia perlu menyiapkan teknologi dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) guna mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut.
Baca SelengkapnyaJelang Perayaan Hari Raya PLN mencatat terdapat sebanyak 9 kasus gangguan listrik akibat penjor yang menyentuh kabel listrik di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaAwalnya jadi sumber pengairan sawah, lalu berubah jadi lokasi mencari pasir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tagihan itu muncul usai meteran listrik dirumahnya harus diganti dengan yang baru.
Baca SelengkapnyaPLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaSistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaKorban tersengat arus listrik dan terjatuh kedalam bak air dalam posisi masih memegang kabel tersebut.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan resmi memiliki pembangkit integrated terbesar di Asia Tenggara.
Baca Selengkapnya