Mensos Risma Kenang Penanganan Covid-19 di Surabaya Seperti Perang
Merdeka.com - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengenang penanganan awal masa pandemi COVID-19 saat dirinya menjadi Wali Kota Surabaya, Jawa Timur sebagai "perang".
Risma memberikan paparan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penaggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Graha BNPB Jakarta dilansir Antara, Selasa (9/3).
Risma mengenang dirinya sering naik sepeda motor blusukan dari kampung ke kampung untuk sosialisasi protokol kesehatan, lalu mengejar warganya yang tidak memakai masker di luar rumah.
"Saya ditanyain sama Pak Menkesnya, dulu kan tentara,' Bu Risma ada apa ini kok kayak perang?'" ujar Risma.
"Lho iya ini perang Pak. Saya perang melawan COVID-19," sambung Risma.
Risma mengaku dirinya agak "ndableg" (bandel dalam bahasa Jawa) saat menangani COVID-10 di Surabaya. Saat banyak yang memintanya beristirahat, dia tetap keluyuran.
Hal tersebut dia lakukan, lantaran Surabaya Raya pada saat itu pernah masuk dalam zona merah COVID-19. Risma disiplin memproteksi dirinya dengan terus mengenakan sarung tangan, kaus kaki tinggi, hingga mandi 3-4 kali sehari.
Selain itu, dia turun langsung menaiki motor untuk mengingatkan warganya akan pentingnya protokol kesehatan.
"Naik motor saya bagi masker ke kampung-kampung, kemudian saya 'halo halo.' Saya marah betul kalau nggak ada yang pakai masker, saya kejar dia," ujar dia.
Pun saat banyak pejabat berkantor di dalam ruangan atau rumah saat pandemi, Risma memilih berkantor dari tenda yang didirikan dekat Balai Kota Surabaya sejak jam 05.00 WIB.
Di sana, dia mengadakan rapat dengan lurah dan camat tentang akses keluar masuk warga jika ditemukan ada yang terjangkit COVID-19.
"Misalnya yang sakit banyak, kawasan itu harus ditutup, enggak boleh keluar. Kita kasih makan semua dan kita suplai. Alhamdulillah itu turun drastis pada saat itu, betapa sulitnya kami saat tidak punya peralatan," ujar dia.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaHujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca SelengkapnyaPengunggah menceritakan, setelah anastesi (bius), pasien mengalami henti jantung.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaDalam kesempatannya, ada momen menjadi sorotan saat Kasad memberikan pesan begitu mendalam.
Baca Selengkapnya