Mengintip cara para jenderal mendidik anak
Merdeka.com - Bukan satu dua kali publik menyaksikan aksi remaja arogan karena berlabel anak kolong (sebutan untuk anak polisi), anak tentara atau bahkan ada juga yang mengaku anak jenderal. Mereka seolah tidak punya rasa takut ketika berhadapan dengan siapapun. Sebab mereka dididik keras dan ditanamkan sikap untuk menjadi pemberani.
Di mata masyarakat, kehidupan keluarga tentara dan polisi selalu diidentikan dengan kehidupan yang keras dan disiplin tingkat tinggi. Roy Valentino tak segan mengakui itu. Sebagai anak seorang pensiunan jenderal TNI, sejak kecil dia dididik agar tidak cengeng.
"Kalau saya sama Papa dididik keras ya maklum anak tentara, anak kolong harus berani. Sikap berani jadi terlihat arogan, sok-sokan. Tapi ya semua tergantung anaknya, ada juga yang biasa saja," ujar Roy saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (7/4).
Pola didikan ayahnya membawa Roy mengingat kembali kehidupan masa kecilnya saat masih tinggal di asrama tentara. Dia ingat betul ketika harus menerima hukuman ala militer karena tidak mengindahkan nasehat ayahnya, Tubagus Hasanuddin. Saat itu ayahnya belum bergelar Mayor Jenderal. Roy selalu diingatkan untuk menjaga adiknya. Tapi terkadang dia justru sibuk bermain dengan teman-temannya.
Tak ayal, ayahnya marah dan bersiap memberikan hukuman untuk Roy. "Kalau nakal yang dipukul, disuruh berdiri lama. Setiap kesalahan kan ada konsekuensinya, sebenarnya itu yang mau ditanamkan Papa. Supaya kalau salah jangan diulang lagi," kenang Roy.
Roy menceritakan, dia terbiasa menerima nasib ketika tangan ayahnya mendarat di pipinya. Bahkan sampai dia duduk di kursi perguruan tinggi, dia masih cukup sering menerima hukuman atas kesalahan yang dilakukan. Beragam hukuman yang masih dia ingat, berdiri selama satu jam di sudut ruang keluarga untuk merefleksikan kesalahan yang dilakukan, dikunci di kamar mandi, lari keliling lapangan, push up atau hukuman fisik lainnya.
Meski kerap dihukum, Roy menyadari bahwa cara ayahnya itu semata-mata sebagai cara mengajarkannya untuk lebih bertanggung jawab dan kuat secara mental. "Didikan itu bikin kita jadi tanggung jawab," kata Roy.
Brigadir Jenderal Agus Riyanto punya cerita dalam mendidik anaknya. Meski dia dididik secara militer, Agus justru tidak menerapkan pendidikan fisik pada anak-anaknya. Dia lebih mengedepankan kedisiplinan dan mawas diri.
"Sebenarnya pendidikan yang ditanamkan biasa saja, sama saja dengan keluarga lain. Tapi mungkin saya selalu berpesan agar hati-hati jika anak-anak beraktivitas di luar rumah," tutur Agus kepada merdeka.com, kemarin.
Jenderal bintang satu yang kini menjabat Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri ini mengaku selalu mengingatkan anak-anaknya agar jangan melanggar aturan hukum yang berlaku. Termasuk aturan di jalanan. "Patuhi aturan lalu lintas kalau sedang berkendara," ungkapnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehidupan orangtua Lesti tak berubah. Mereka tetap sederhana dan apa adanya.
Baca SelengkapnyaTerlihat dua orang pria asing tiba-tiba melakukan aksi kejahatan. Mereka melempar batu besar ke arah mobil yang tengah parkir di halaman rumah.
Baca SelengkapnyaTak terkira, sang putri justru nampak tertegun saat melihat sang ayah kembali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita kehidupan dari keduanya menarik perhatian komandan.
Baca SelengkapnyaSeorang polisi berpangkat Kombes menceritakan bahwa sang ayah hanya seorang Tamtama TNI, kini dirinya selangkah lagi bisa jadi Jenderal Polisi.
Baca SelengkapnyaSeorang pria memutuskan untuk menceraikan istrinya setelah mengetahui bahwa ketiga anaknya bukan darah dagingnya.
Baca SelengkapnyaMeninggalkan anak sendirian di rumah bisa dilakukan oleh orangtua secara berjenjang seiring usia.
Baca SelengkapnyaMomen Bintara Polri tak didampingi orang tua saat pelantikan menuai perhatian dari Kapolda Kaltara.
Baca SelengkapnyaKedua orangtua menjadi polisi, rupanya hal tersebut membuat sang buah hati turut meniru.
Baca Selengkapnya