Mendagri ungkap kepala daerah tak ajak dinas terkait studi banding kelola sampah
Merdeka.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menghadiri acara Rakornas Jakstarnas Tentang Pengelolaan Sampah rumah Tangga dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Selasa (3/4). Dalam Rakornas itu, Tjahjo menyoroti masalah pengelolaan sampah di Indonesia.
Menurut Tjahjo, pengelolaan sampah belum bisa sebaik Singapura atau Jepang. Karena, kata dia, masyarakat masih terbilang minim kesadaran terhadap sampah.
"Para LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) selalu mengkritisi bagaimana Indonesia mengurusi sampah enggak bisa cepat seperti Singapura, seperti Jepang misalnya. Ya kan Singapura itu negara kecamatan, gampang mengelolanya (sampah), Jepang dengan teknologi canggih ya bagus," kata Tjahjo di Grara Manggala Wanabhakti, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (3/4).
"Kalau negara kita ini begitu besar dan banyak masyarakatnya," sambungnya.
Tjahjo mengakui saat ini Indonesia belum bisa menangani masalah sampah dengan baik. Salah satu contohnya program kotak sampah yang hingga kini belum juga memadai.
"Contoh kalau kantor instansi pemerintah dan swasta. Sarana umum Terminal, Airport dan pariwisata, diperbanyak kotak sampahnya aja belum," ungkapnya.
Studi banding kepala daerah
Tjahjo Kumolo mengaku banyak mendapatkan surat permohonan izin dari kepala daerah untuk melakukan studi banding demi menangani masalah sampah. Namun, ia heran para kepala daerah itu sama sekali tidak mengajak kepala dinas yang berkaitan untuk menangani masalah sampah.
"Saya banyak dapat surat izin kepala daerah untuk studi banding ke negara yang menyoroti masalah lingkungan dan sampah. Tapi mohon maaf dalam rombongan kunjungan kerja semua tidak pernah ada kepala dinas yang urusan lingkungan dan sampah. Yang diajak ya PU (Pekerjaan Umum), keuangan, ya keluarganya termasuk DPRD," kata Tjahjo di Graha Manggala Wanabhakti, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (3/4).
Terkait hal ini, pemerintah, kata Tjahjo, akan bertindak tegas dan meminta petinggi untuk mengajak kepala dinas terkait. Sebab, negara harus fokus dalam masalah pengelolaan sampah.
"Saya mohonkan kami akan tegas. Butuh izin kunjungan kerja kepala daerah, DPRD ya banyak masalah pariwisata dan kepala dinas harus diajak," ungkapnya.
"Yang diajak malah PU, bagian keuangan yang punya duit-duit. Saya kira ini harus fokus," ucapnya.
Tjahjo menegaskan bahwa yang terpenting dalam hal pengelolaan sampah adalah sinergisitas antara pemerintah daerah dan juga pusat.
"Saya ambil contoh antara kabupaten Badung dan kota Denpasar, untuk penanganan sampah itu belum ada sinergi dan konektivitas yang bagus. Urusan sampah di pantai kita aja enggak selesai. Kami juga mengapresiasi kotamadya Makassar," ucapnya.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Sekarang lagi proses pemilu, kita harapkan semua saling menjaga perasaan, jangan saling menyakiti, jangan menyebar hoaks," kata Ganjar
Baca SelengkapnyaDemi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaDua Jenderal TNI kini tidak lagi pegang Komando Kodam, pindah ke mana sajakah mereka? Berikut ulasannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar menilai, jika ada pelanggaran dalam pemberian sumbangan tersebut, maka Bawaslu musti menindak dengan tegas.
Baca SelengkapnyaSeorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ganjar saat mengunjungi sekolah anak berkebutuhan khusus Sanggar Inklusi Tunas Bangsa di Sukoharjo.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Bayam Diduga Ditangkap Paksa Polisi, Ini Penjelasan Jakpro
Baca SelengkapnyaGanjar Dengar Perguruan Tinggi Diintervensi karena Kritik Jokowi: Pemerintah Tak Perlu Ketakutan
Baca SelengkapnyaBawaslu memastikan, mereka telah menjalankan apa yang menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu.
Baca Selengkapnya