Masyarakat Jangan Panik, Kasus Kematian Akibat Cacar Monyet Cuma 1 Persen
Merdeka.com - Penyakit cacar monyet alias monkeypox telah masuk ke Indonesia. Kasus pertama ditemukan di DKI Jakarta.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengingatkan, masyarakat Indonesia tidak perlu terlalu cemas. Tetap tenang menghadapi penyakit cacar monyet.
Dia menegaskan, tingkat kematian cacar monyet lebih rendah jika dibandingkan Covid-19. Data laporan dunia, dari 39.708 kasus positif, kurang lebih 400 meninggal. Artinya tingkat kematian cacar monyet sekitar 1 persen.
"Itu sekitar 1 persen. Kecil sekali, jauh dibandingkan Covid yang sampai kadang-kadang 10 persen hingga 15 persen," kata Syahril dalam konferensi pers, Sabtu (20/8).
Selain itu, gejala cacar monyet dinilai tidak terlalu berat. Terlebih, cacar monyet termasuk kategori self-limiting disease atau penyakit yang bisa sembuh sendiri.
Syahril menjelaskan, masa inkubasi cacar monyet berkisar 21 hingga 28 hari. Dalam masa inkubasi pasien akan sembuh sendiri.
Dengan catatan, memiliki imun kuat, tidak ada infeksi tambahan atau super infeksi, serta tidak ada komorbid yang berat.
"Kalau pasiennya tidak ada komorbid, tidak ada immunocompromised, dan tidak ada pemberat yang lain. InsyaAllah pasiennya bisa sembuh sendiri," jelasnya.
Reporter Magang: Michelle Kurniawan
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaChikungunya adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam dan nyeri sendi secara mendadak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Viral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaJakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaDengan upaya pencegahan, diharapkan dapat mengurangi kasus polio dan melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaKecoa dapat membawa banyak bakteri dan virus menyebarkan penyakit.
Baca Selengkapnya