Masalah perbekingan bikin TNI-Brimob tak pernah akur di Batam
Merdeka.com - Praktik beking keamanan oleh aparat TNI dan Polri di Batam sudah terjadi dalam kurun waktu yang lama. Hal ini pun menimbulkan bibit-bibit persaingan yang tak bisa di pandang remeh.
Kavling perbekingan antar kedua korps yang tidak jelas menambah ruwetnya permasalahan. Ibarat api dalam sekam, gesekan ini sewaktu-waktu bisa meledak.
Memanasnya hubungan dua korps ini diawali oleh insiden yang terjadi 21 September 2014 di kawasan Tembesi, Batu Aji, Batam. Penggerebekan penimbunan BBM ilegal yang dilakukan aparat Polda Kepulauan Riau (Kepri) dibantu Brimob berujung ricuh. Empat anggota TNI tertembak dalam kasus ini.
"Dari hasil investigasi diketahui memang ada anggota TNI khususnya dari Batalyon 134 yang bertugas sebagai pengamanan," kata Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya dalam konferensi pers hasil investigasi bentrok TNI-Polri di Batam di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (14/10).
Fuad menambahkan anggota TNI tersebut tidak mengetahui jika lokasi yang menjadi wilayah tugas mereka adalah tempat ilegal. "Mereka hanya diminta menjaga," ungkap dia.
Nampaknya, bibit dendam mulai bersemi akibat insiden penembakan keempat prajurit TNI dari Yonif 134/Tuah Sakti oleh Brimob Polda Kepri ini. Rivalitas keduanya mulai terbangun dan semakin meruncing.
Sekitar sebulan kemudian, Rabu (19/11), Barak Teratai Satuan Brimob Polda Kepri di Batam diserang oleh anggota TNI AD Yonif 134/Tuah Sakti Batam. Kondisi barak berantakan, sebab kaca pintu masuk pecah berserakan dan beberapa motor di halaman di bakar.
Bentrokan antara kedua satuan yang markasnya bertetangga ini akibat permasalahan yang sepele. Perselisihan dipicu dengan saling tatap mata di warung yang melibatkan empat anggota.
Lalu, sore hari saat Wakil Gubernur Kepulauan Riau Soerya Respationo meninjau lokasi, bukannya perdamaian yang dilihat, tetapi justru saling tembak. Bahkan Wagub terjebak dalam aksi tembak-menembak di Markas Komando Brimob Polda Kepri, Rabu (19/11) malam. Soerya berada di Markas Brimob setelah mengikuti acara perdamaian polisi dan TNI usai bentrokan.
Tak hanya itu, konflik bersenjata antara anggota TNI Yonif 134/Tuah Sakti dan Brimob Polda Kepri ini berujung maut. Salah satu anggota TNI Yonif 134/Tuah Sakti, JK Marpaung akhirnya meregang nyawa karena tertembak dadanya.
Bentrokan bersenjata pun akhirnya berhenti setelah masyarakat masuk ke dalam Mako Brimob Polda Kepri. Mereka meminta agar menghentikan tembak-menembak sembari menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Ketua DPRD Batam Nuryanto membenarkan jika konflik kedua aparat dipicu masalah perbekingan. Namun, ini adalah persoalan pribadi yang tidak ada hubungannya dengan kesatuan.
"Persoalan kecil berasal dari personal atau oknum. Namun, karena oknum personal berasal dari kesatuan aparat jadi spirit jiwa korsa akhirnya di bawa ke kesatuan jadi besar," kata Nuryanto kepada merdeka.com.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolda telah menyampaikan permohonan maafnya kepada TNI
Baca SelengkapnyaBentrok antar TNI-Brimob menyebabkan sejumlah fasilitas rusak
Baca SelengkapnyaKejadian penyerangan harimau sumatera terhadap warga di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung ini bukan yang pertama kalinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Para purnawirawan Brimob kenang masa lalu saat menjalankan tugas di daerah operasi Timor Timur, penuh kenangan dan ancaman yang mencekam.
Baca SelengkapnyaPangdam mengatakan kejadian itu harusnya tidak perlu terjadi di tengah upaya menyelesaikan konflik di Papua.
Baca Selengkapnya“Jadi kita mengecek kesiapan yang harus dilakukan oleh prajurit tentunya didukung oleh perlengkapan yang memadai,” ujar Panglima TNI
Baca SelengkapnyaSekretaris TKD Prabowo dan Gibran di Jambi, AR Syahbandar mengaku tak tahu siapa yang memasang baliho itu.
Baca SelengkapnyaDiduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.
Baca SelengkapnyaAda tamparan hingga tinju dari sang adik yang mendarat ke tubuh sang kakak.
Baca Selengkapnya