Kunjungi Klaster Penularan Corona, WNI di Singapura Diimbau Segera Hubungi Dokter
Merdeka.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura mengimbau agar Warga Negara Indonesia (WNI) yang sempat berkunjung ke klaster Safra Jurong untuk menghubungi dokter setempat dan melakukan tes kesehatan. Safra Jurong adalah salah satu klaster penyebaran virus corona di Singapura.
Setidaknya, ada 21 orang yang dinyatakan positif virus corona dalam klaster tersebut. Dimana, salah satunya yakni seorang WNI perempuan berusia 62 tahun.
"Apabila terdapat WNI yang kebetulan berada di sekitar cluster tersebut di atas, khususnya cluster Safra Jurong, kami mohon untuk dapat bertindak proaktif melalui tindakan bertanggung jawab dengan segera menghubungi dokter atau otoritas terkait apabila mengalami simtomatik atau melakukan perjalanan," kata KBRI Singapura dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/3).
Adapun WNI di yang positif terjangkit virus asal Wuhan, China itu menjadi kasus ke-133 di Singapura dan kasus kedua bagi WNI. Dia terhubung dengan sebuah kegiatan makan malam yang diadakan di Safra Jurong Singapura pada 15 Februari 2020.
Saat ini, WNI itu dalam penanganan otoritas Singapura dan dirawat di National University Hospital (NUH). KBRI sendiri mengkonfirmasi bahwa saat ini ada 8 kasus virus corona baru di negeri singa itu, termasuk seorang WNI.
KBRI juga meminta agar WNI di Singapura tetap tenang namun tetap waspada menghadapi wabah virus corona. KBRI mengimbau agar para WNI menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi.
Misalnya, dengan secara periodik mencuci tangan setelah beraktivitas di ruang publik, menghindari tempat-tempat keramaian bilamana tidak mendesak, dan segera ke dokter bila mengalami simtomatik. Hal ini sesuai anjuran dan ketentuan dari Pemerintah Singapura terkait corona.
"Sambil terus memantau perkembangan mengenai Covid-19 melalui jalur resmi Ministry of Health (MOH) https://www.moh.gov.sg/covid-19," ucap KBRI Singapura."Apabila terdapat WNI yang kebetulan berada di sekitar cluster tersebut di atas, khususnya cluster Safra Jurong, kami mohon untuk dapat bertindak proaktif melalui tindakan bertanggung jawab dengan segera menghubungi dokter atau otoritas terkait apabila mengalami simtomatik atau melakukan perjalanan," kata KBRI Singapura dalam keterangan terulisnya, Minggu (8/3).
Adapun WNI di yang positif terjangkit virus asal Wuhan, China itu menjadi kasus ke-133 di Singapura dan kasus kedua bagi WNI. Dia terhubung dengan sebuah kegiatan makan malam yang diadakan di Safra Jurong Singapura pada 15 Februari 2020.
Saat ini, WNI itu dalam penanganan otoritas Singapura dan dirawat di National University Hospital (NUH). KBRI sendiri mengkonfirmasi bahwa saat ini ada 8 kasus virus corona baru di negeri singa itu, termasuk seorang WNI.
KBRI juga meminta agar WNI di Singapura tetap tenang namun tetap waspada menghadapi wabah virus corona. KBRI mengimbau agar para WNI menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi.
Misalnya, dengan secara periodik mencuci tangan setelah beraktivitas di ruang publik, menghindari tempat-tempat keramaian bilamana tidak mendesak, dan segera ke dokter bila mengalami simtomatik. Hal ini sesuai anjuran dan ketentuan dari Pemerintah Singapura terkait corona.
"Sambil terus memantau perkembangan mengenai Covid-19 melalui jalur resmi Ministry of Health (MOH) https://www.moh.gov.sg/covid-19," ucap KBRI Singapura.
Reporter: Lisza EgehamSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak.
Baca SelengkapnyaWarga negara Indonesia (WNI) berinisial SAP yang melewati izin tinggal (overstay) meninggal dunia di Rumah Sakit Sano Ishikai, Tochigi, Kamis (25/1).
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa bayi berusia 2 hari meninggal usai dipijat nenek itu sudah diunggah pada 31 Desember 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaInfeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca Selengkapnya