Komisi VI DPR Berharap Peran PTPN V Lebih Besar untuk Produksi Minyak Sawit
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi VI DPR, Gde Sumarjaya berharap PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V meningkatkan produktivitas sawit. Dengan begitu, upaya korporasi mendorong pasokan crude palm oil (CPO) untuk memenuhi kebutuhan nasional dapat terjaga, sehingga upaya menstabilkan harga minyak goreng nasional dapat direalisasikan.
"Saya berharap PTPN V perannya akan lebih besar lagi. Dengan adanya plasma-plasma perannya akan lebih besar lagi. Sehingga nantinya masyarakat berdaya, tentu harga minyak menjadi terukur sesuai dengan kesepakatan nantinya," kata Gde di Pekanbaru, Kamis (27/1).
Hal tersebut diungkapkan Gde Sumarjaya Linggih saat memimpin rombongan Komisi VI DPR kunjungan kerja ke Kantor Direksi PTPN V di Kota Pekanbaru.
Gde menilai PTPN dan PTPN V telah memberikan kontribusi nyata. Tdak hanya dari sisi kinerja perusahaan, namun juga turut andil dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Seperti misalnya PTPN V yang telah melepas 1,4 juta bibit sawit unggul bersertifikat kepada para petani sepanjang setahun 2020-2021, hingga memberikan pendekatan teknologi dan digitalisasi kepada perkebunan sawit masyarakat.
"Yang menggembirakan juga mereka (PTPN V) melakukan pemberdayaan kepada masyarakat melalui penyaluran bibit unggul. Itu sudah hampir 10.000 hektare atau 1,4 juta bibit unggul (yang diserap para petani)," ujarnya.
Sementara itu anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mengingatkan agar PTPN V juga turut melakukan diversifikasi bisnis, terutama membangun industri turunannya sehingga tercipta nilai tambah.
"Terus terang saya apresiasi kepada PTPN V yang untungnya Rp1,3 triliun. Ada budaya baru di PTPN V. Meski begitu, saya ingin memberikan masukan agar PTPN V juga dapat membangun industri turunannya sehingga ada added value," ujarnya.
Sementara itu, Direktur SDM Holding Perkebunan Nusantara III Persero, Seger Budiarjo menyampaikan akan terus berupaya melakukan beragam terobosan, sehingga kinerja yang telah terjaga dalam beberapa tahun terakhir ini dapat terus ditingkatkan.
Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko Santosa menambahkan bahwa PTPN V mencatat produksi crude palm oil atau minyak sawit mentah sebesar 574.795 ton sepanjang 2021. Produksi tersebut meningkat 30.776 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 544.019 ton. Peningkatan produksi CPO PTPN V sepanjang 2021 lalu tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengamankan pasokan bahan baku minyak goreng nasional.
"Dari total produksi CPO PTPN V, 99 persen diperuntukkan untuk kebutuhan dalam negeri, dan 87 persen di antaranya atau sebanyak 500.032 ton memang diperuntukkan ke produsen yang menjadikan minyak goreng sebagai salah satu produk utamanya," kata dia.
Bahkan, Jatmiko menargetkan pada 2022 ini, 100 persen produksi CPO PTPN V yang ditargetkan mencapai 612.914 ton diserap untuk kebutuhan dalam negeri.
Selain CPO, sejumlah produk PTPN V juga mengalami lonjakan produksi. Seperti palm kernel atau inti sawit yang tercatat mencapai 114.038 ton, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 107.852 ton.
Begitu juga dengan produk minyak inti sawit yang tercatat sebesar 47.362 atau meningkat 2.000 ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 45.148 ton. Hal yang sama turut terjadi pada produk palm kernel mill atau ampas inti sawit yang tercatat 64.323 ton pada 2021, atau meningkat sekitar 4.000 ton dibandingkan tahun sebelumnya.
Seluruh produksi itu berasal dari pengolahan sebanyak 2,67 juta ton tandan buah segar (TBS), dengan rincian 1,7 juta ton TBS berasal dari kebun inti perusahaan sementara 35 persen lainnya berasal dari pasokan para petani.
Ia menuturkan tingkat rendemen atau perolehan persentase minyak sawit yang dihasilkan dari proses pengolahan TBS kebun inti PTPN V menjadi CPO sebesar 22,67 persen, atau meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 22,55 persen.
"Pada 2021, produktivitas TBS kita juga mengalami peningkatan dengan total produksi TBS kebun inti 1,7 juta ton atau meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,5 juta ton," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo atau Jokowi disebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen pada 2025 mendatang.
Baca SelengkapnyaJokowi selalu menekankan kepada para petani agar meningkatkan produktivitas padi.
Baca SelengkapnyaDi bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran, berbagai persoalan sektor pertanian akan terurai
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaProduksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaApresiasi tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengklaim rencana itu dapat terealisasi dengan memanfaatkan hasil produksi kelapa sawit yang jadi salah satu andalan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPredisen Jokowi menekankan pentingnya hilirisasi sebagai langkah strategis agar harga jagung ditingkat petani lebih stabil.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca Selengkapnya