Kisah Tan Malaka ditangkap atas restu Rp 100 ribu dari Soekarno
Merdeka.com - Tan Malaka ditangkap pada pertengahan Maret 1946 usai menghadiri Kongres Persatuan Perjuangan (PP) ke-4 di Madiun. Saat itu seorang pemuda dari kelompok Prapatan yang juga seorang wartawan yakni Aboe Bakar Loebis mengungkapkan kegundahannya atas kondisi politik saat itu ke Perdana Menteri Sjahrir.
Pemuda yang kagum kepada Sjahrir itu berpandangan haluan perjuangan Tan Malaka yang tak mengenal kompromi dan heroik amat menyentuh rasa patriotisme. Namun, tidak rasional dan realistis. Sementara, Sjahrir mengaku sangat sukar berhadapan dengan agitasi di dalam negeri yang sangat hebat.
Atas curhat Sjahrir itu, Aboe Bakar Loebis menilai, Tan Malaka harus disingkirkan atau ditahan. Setelah berbicara dengan kerabatnya di Yogyakarta, Soebadio, keduanya lantas menemui Mendagri Soedarsono dan Menhan Amir Sjarifuddin di tempat terpisah. Dua menteri itu lantas mengambil keputusan agar Tan Malaka dan para pemimpin PP segera ditangkap.
-
Kapan buronan ditangkap? Direktur Reskrimum Polda Jambi Komisaris Besar Polisi Andri Ananta di Jambi, Jumat, mengatakan tim Resmob Jatanras Polda Jambi menangkap DPO berinisial ARS (20) itu di Jakarta pada Kamis (28/3) malam.
-
Siapa yang ditangkap pada malam tanggal 24 April 1915? Malam itu, gelombang pertama 235 hingga 270 intelektual Armenia di Konstantinopel ditangkap.
-
Kapan Soekarno dibebaskan dari pengasingan? Usai perjanjian itu disepakati, Ir. Soekarno pada 6 Juli 1949 bisa bebas dari pengasingan dan kembali ke Yogyakarta sebagai ibu kota sementara Indonesia.
-
Kapan tersangka Tamron disidang? Kejaksaan Agung (Kejagung) melimpahkan tahap II, menyerahkan tersangka dan barang bukti kasus korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Kapan Ki Bagus Rangin ditangkap Belanda? Pada tanggal 27 Juni 1812 Bagus Rangin ditangkap Belanda di daerah Panongan
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
Saat itu Amir dan Soedarsono memberikan Aboe Bakar Loebis dan Soebadio surat perintah tertulis penangkapan Tan Malaka dkk. Keduanya ditugasi untuk melakukan penangkapan.
Rencana penangkapan terhadap Tan juga diketahui dan disetujui oleh Presiden Soekarno . Soekarno yang saat itu berada di Yogyakarta telah diberitahu soal rencana itu.
"Dari Soekarno , Loebis dan Slamet diberi uang RP 100.000 untuk biaya berlindung, dan sekretaris Soekarno meminjamkan mobilnya," demikian ditulis dalam buku 'Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia Jilid I' Karya Harry A Poeze.
Keduanya lantas berangkat menuju Madiun. Dengan bermodal surat perintah dari dua menteri, mereka meminta bantuan polisi dan TRI setempat untuk menangkap Tan Malaka dan para pengikutnya. Namun, permintaan itu ditolak. Keduanya lantas meminta bantuan kepada Ormas Pesindo. Loebis meminta Pesindo menutup akses keluar kota agar Tan Malaka dan pengikutnya di PP tak bisa keluar Madiun.
Bantuan dari Polisi Tentara (PT) Madiun juga diperolehnya. Saat itu Komandan PT Madiun, Mayor Soenadi adalah bekas teman Loebis di sekolah. PT juga menempatkan di akses transportasi massal seperti kereta. Alhasil, setelah Kongres PP berakhir, para pemimpinnya yang hendak pulang ke kota asal berhasil ditangkap antara lain; Moh Yamin, Abikoesno Tjokrosoedjoso. Tapi Tan Malaka dan Soekarni belum juga tertangkap.
Tan Malaka yang telah mendapat laporan penangkapan itu meminta para pemuda memeriksa jalan menuju Magetan yang tak dijaga. Tapi semuanya sia-sia. Pesindo dan PT ternyata telah menjaga semua akses jalan.
Dalam biografinya 'Dari Penjara ke Penjara Jilid' Tan mengatakan sebenarnya bisa saja dirinya meloloskan diri meski Madiun telah dikepung Pesindo dan PT. Sebab, dalam pelarian di luar negeri, meloloskan diri dari kejaran musuh adalah hal yang biasa baginya. Namun, Tan memilih menghadapi secara kesatria. Sebab, saat itu ramai isu tak sedap mengenai dirinya. Tan disebut hanya bisa mengritik pemerintah dan akan lari jika ada masalah.
Singkat cerita, Tan Malaka akhirnya dipertemukan dengan Loebis di rumah penguasa daerah, Soesanto. Saat itu Tan dijanjikan akan dipertemukan dengan Bung Karno. Namun, hal itu dibantah oleh Loebis. Ia hanya menjamin keselamatan Tan Malaka tapi tak bisa menjamin mempertemukan dengan Soekarno .
Tan Malaka dan pengikutnya seperti Soekarni lantas dibawa menuju Yogyakarta seperti dijanjikan untuk bertemu Soekarno . Mereka berangkat dengan iring-iringan enam mobil yang dikawal ketat.
Namun, setibanya di Kadi Polo, Solo rombongan hanya tinggal dua mobil saja. Sisanya ada yang mengalami kerusakan dan pecah ban. Tan Malaka dkk lantas dipersilakan masuk ke sebuah rumah yang banyak berisi senjata api di dalamnya. Soekarni lantas diminta masuk ke dalam sebuah kamar. Setelah itu kamar langsung dikunci dari luar.
"Saya memprotes kepada kepala pengantar PT Madiun dan memperingatkan perlakuan ini adalah melanggar perjanjian kami di Madiun. Dengan suara terharu kepala pengantar PT Madiun menjawab bahwa dia hanya melakukan perintah saja dari PT Solo," kata Tan Malaka .
Tan lantas meminta dihubungkan dengan PT Solo. Permintaan itu dijanjikan akan dipenuhi. Tan lantas diminta menunggu di dalam kamar. Setelah Tan masuk ke dalam, kamar itu juga ikut dikunci dari luar.
Di sebelah kamarnya ternyata telah dikurung lebih dulu Moh Yamin dan di sebelah kamar Yamin ada Abikusno. Tan Malaka dan pengikutnya kemudian beberapa kali dipindahkan penahanannya ke sejumlah tempat. Tan baru dibebaskan pada September 1948.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.
Baca SelengkapnyaKediaman salah satu tokoh revolusioner Indonesia yang tersohor ini sebagai salah satu saksi bisu ketika masa hidupnya.
Baca SelengkapnyaDia pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia era pemerintahan Soekarno.
Baca SelengkapnyaPuncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.
Baca SelengkapnyaBerikut ini adalah jawaban atas pertanyaan apa tujuan penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.
Baca SelengkapnyaTepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Baca SelengkapnyaTan Malaka adalah seorang tokoh sejarah yang memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBanyak yang percaya kalau Bung Karno punya simpanan emas batangan dan rekening di Bank Swiss. Benarkah itu?
Baca SelengkapnyaSaat para pemuda menantangnya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno menolaknya. Dia memilih tanggal 17 Agustus. Apa makna di baliknya?
Baca SelengkapnyaPotret lawas mendiang Jenderal Besar AH Nasution saat masih berseragam militer bersama istrinya.
Baca SelengkapnyaDini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Sukarno-Hatta. Kedua pemimpin ini dibawa ke Rengasdengklok. Ini kesaksian Fatmawati soal peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaSamsi Sastrawidagda, pria yang lahir pada 13 Maret 1894 di Solo ini merupakan Menteri Keuangan Pertama di Indonesia.
Baca Selengkapnya