Kisah Tan Malaka ditangkap atas restu Rp 100 ribu dari Soekarno

Merdeka.com - Tan Malaka ditangkap pada pertengahan Maret 1946 usai menghadiri Kongres Persatuan Perjuangan (PP) ke-4 di Madiun. Saat itu seorang pemuda dari kelompok Prapatan yang juga seorang wartawan yakni Aboe Bakar Loebis mengungkapkan kegundahannya atas kondisi politik saat itu ke Perdana Menteri Sjahrir.
Pemuda yang kagum kepada Sjahrir itu berpandangan haluan perjuangan Tan Malaka yang tak mengenal kompromi dan heroik amat menyentuh rasa patriotisme. Namun, tidak rasional dan realistis. Sementara, Sjahrir mengaku sangat sukar berhadapan dengan agitasi di dalam negeri yang sangat hebat.
Atas curhat Sjahrir itu, Aboe Bakar Loebis menilai, Tan Malaka harus disingkirkan atau ditahan. Setelah berbicara dengan kerabatnya di Yogyakarta, Soebadio, keduanya lantas menemui Mendagri Soedarsono dan Menhan Amir Sjarifuddin di tempat terpisah. Dua menteri itu lantas mengambil keputusan agar Tan Malaka dan para pemimpin PP segera ditangkap.
Saat itu Amir dan Soedarsono memberikan Aboe Bakar Loebis dan Soebadio surat perintah tertulis penangkapan Tan Malaka dkk. Keduanya ditugasi untuk melakukan penangkapan.
Rencana penangkapan terhadap Tan juga diketahui dan disetujui oleh Presiden Soekarno . Soekarno yang saat itu berada di Yogyakarta telah diberitahu soal rencana itu.
"Dari Soekarno , Loebis dan Slamet diberi uang RP 100.000 untuk biaya berlindung, dan sekretaris Soekarno meminjamkan mobilnya," demikian ditulis dalam buku 'Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia Jilid I' Karya Harry A Poeze.
Keduanya lantas berangkat menuju Madiun. Dengan bermodal surat perintah dari dua menteri, mereka meminta bantuan polisi dan TRI setempat untuk menangkap Tan Malaka dan para pengikutnya. Namun, permintaan itu ditolak. Keduanya lantas meminta bantuan kepada Ormas Pesindo. Loebis meminta Pesindo menutup akses keluar kota agar Tan Malaka dan pengikutnya di PP tak bisa keluar Madiun.
Bantuan dari Polisi Tentara (PT) Madiun juga diperolehnya. Saat itu Komandan PT Madiun, Mayor Soenadi adalah bekas teman Loebis di sekolah. PT juga menempatkan di akses transportasi massal seperti kereta. Alhasil, setelah Kongres PP berakhir, para pemimpinnya yang hendak pulang ke kota asal berhasil ditangkap antara lain; Moh Yamin, Abikoesno Tjokrosoedjoso. Tapi Tan Malaka dan Soekarni belum juga tertangkap.
Tan Malaka yang telah mendapat laporan penangkapan itu meminta para pemuda memeriksa jalan menuju Magetan yang tak dijaga. Tapi semuanya sia-sia. Pesindo dan PT ternyata telah menjaga semua akses jalan.
Dalam biografinya 'Dari Penjara ke Penjara Jilid' Tan mengatakan sebenarnya bisa saja dirinya meloloskan diri meski Madiun telah dikepung Pesindo dan PT. Sebab, dalam pelarian di luar negeri, meloloskan diri dari kejaran musuh adalah hal yang biasa baginya. Namun, Tan memilih menghadapi secara kesatria. Sebab, saat itu ramai isu tak sedap mengenai dirinya. Tan disebut hanya bisa mengritik pemerintah dan akan lari jika ada masalah.
Singkat cerita, Tan Malaka akhirnya dipertemukan dengan Loebis di rumah penguasa daerah, Soesanto. Saat itu Tan dijanjikan akan dipertemukan dengan Bung Karno. Namun, hal itu dibantah oleh Loebis. Ia hanya menjamin keselamatan Tan Malaka tapi tak bisa menjamin mempertemukan dengan Soekarno .
Tan Malaka dan pengikutnya seperti Soekarni lantas dibawa menuju Yogyakarta seperti dijanjikan untuk bertemu Soekarno . Mereka berangkat dengan iring-iringan enam mobil yang dikawal ketat.
Namun, setibanya di Kadi Polo, Solo rombongan hanya tinggal dua mobil saja. Sisanya ada yang mengalami kerusakan dan pecah ban. Tan Malaka dkk lantas dipersilakan masuk ke sebuah rumah yang banyak berisi senjata api di dalamnya. Soekarni lantas diminta masuk ke dalam sebuah kamar. Setelah itu kamar langsung dikunci dari luar.
"Saya memprotes kepada kepala pengantar PT Madiun dan memperingatkan perlakuan ini adalah melanggar perjanjian kami di Madiun. Dengan suara terharu kepala pengantar PT Madiun menjawab bahwa dia hanya melakukan perintah saja dari PT Solo," kata Tan Malaka .
Tan lantas meminta dihubungkan dengan PT Solo. Permintaan itu dijanjikan akan dipenuhi. Tan lantas diminta menunggu di dalam kamar. Setelah Tan masuk ke dalam, kamar itu juga ikut dikunci dari luar.
Di sebelah kamarnya ternyata telah dikurung lebih dulu Moh Yamin dan di sebelah kamar Yamin ada Abikusno. Tan Malaka dan pengikutnya kemudian beberapa kali dipindahkan penahanannya ke sejumlah tempat. Tan baru dibebaskan pada September 1948.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Ilmuwan Temukan 1.700 Lempengan Kuno Berisi Kalimat Kutukan yang Mirip dengan Kitab Wahyu, Begini Bunyinya
Temuan ini merupakan hasil proyek penelitian Universitas Johannes Gutenbreg Mainz (JGU) di Jerman.
Baca Selengkapnya

Pemkab Banyuasin Ultimatum Kontraktor Perbaiki Patung Tak Mirip Bung Karno, Tak Beres Diganti!
Kontraktor membuat patung itu secara proporsional. Sebab, patung dengan ketinggian 6 meter memerlukan perhitungan matang untuk menghasilkan karya indah
Baca Selengkapnya

Deretan Patung-Patung Viral yang Dibangun Tak Mirip Aslinya
Rupanya patung Bung Karno bukan satu-satunya patung yang tak mirip aslinya. Masih banyak patung lain. Apa saja?
Baca Selengkapnya

Patung Tak Mirip Bung Karno, Kontraktor Klaim Pakai Pematung Profesional & Karyanya Ada di Pulau Kemaro
Patung ini akan dibuat setinggi 6 meter. Pascatuai polemik, kontraktor diminta perbaiki dan ditutup sementara.
Baca Selengkapnya

Blak-blakan Eks Bupati Banyuasin soal Patung Bung Karno Tak Mirip: Jangan Dibayar
Progres pembangunannya saat ini baru 60 persen. Ia meminta pemerintah setempat tidak membayar proyek jika hasilnya tidak mirip dengan fisik proklamator.
Baca Selengkapnya

Ini Kontraktor Pembangunan Patung Bung Karno di Banyuasin yang Disebut Tak Mirip
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Banyuasin sebagai penanggungjawab sekaligus pemilik proyek.
Baca Selengkapnya

Patung Bung Karno di Banyuasin Tidak Mirip sampai Terancam Dibongkar, Padahal Habiskan Dana Besar
Patung Bung Karno di Banyuasin, Sumatera Selatan, menjadi sorotan publik karena tidak mirip sama sekali.
Baca Selengkapnya

Viral! Patung Bung Karno di Banyuasin Disebut Tak Mirip, Badan Gempal dan Wajah Tembem
Banyak yang menilai patung tersebut sangat tidak mirip dengan Bung Karno.
Baca Selengkapnya

Didampingi Erick Thohir, Jokowi Cek Pembangunan IKN Hari Ini
Jokowi akan melaksanakan groundbreaking Hotel Nusantara IKN yang berlokasi di Kawasan IKN.
Baca Selengkapnya

Insiden Siswa SD Sedang Berwudu Tewas Tertimpa Tembok Roboh Ditabrak Motor Berakhir Damai
Antara keluarga pelaku dan korban masih ada hubungan kekerabatan.
Baca Selengkapnya

Heboh Virus Nipah di India, Sudahkah Masuk Indonesia?
Virus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.
Baca Selengkapnya

Seribuan Warga Jawa Sambut Hangat Bobby Nasution di Pelantikan Pengurus DPW Pena Pujakesuma Sumut
Pujakesuma merupakan sebuah paguyuban bagi putra-putri Jawa kelahiran Sumatera.
Baca Selengkapnya