Kisah Mencekam Mahasiswa Undip Disapu Tsunami saat Penelitian di Lampung
Merdeka.com - Sebanyak 25 mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro sempat terjebak tsunami. Berkat ketrampilan mitigasi kebencanaan, mereka bisa bertahan dan membantu menyelamatkan warga dari guncangan Tsunami saat tugas penelitian terumbu karang di Pulau Legundi, Lampung pada Sabtu (21/12) lalu.
Para korban selamat Dinda Ayu Oktaviana (20) mahasiswa semester 5 menyaksikan suasana saat ombak setinggi atap rumah menyapu permukiman. Dia berusaha lari menuju tebing untuk menyelamatkan diri.
"Ombak deras, sempat kami digulung ombak sekitar 50 meter. Langsung kami lari ke tebing sempat jatuh, sambil menyelamatkan anak dengan cara menggendong," kata Dinda Ayu saat ditemui di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro, Kamis (26/12).
Dia menyebut, karena ombak terlalu cepat hingga melompat tembok karena air sudah tinggi sepinggang. "Tidak ada pilihan saya putuskan lompat tembok sebagai upaya menyelamatkan diri. Saya pasrah sudah kejebak pikiran saya sudah tidak tahu hidup atau tidak, tapi untungnya ada teman yang menarik tangan saya ke masjid," jelasnya.
Dalam keadaan digulung ombak, dia juga berusaha berenang untuk mencari pegangan jendela yang pecah hingga bisa naik ke tebing.
"Mati-matian saya renang, sampai semua tubuh kena benturan benda tumpul, kaki kena pecahan kaca hingga bertemu teman di tebing," jelasnya.
Sesampainya di tebing mendapati semua rekannya selamat, dia justru memutuskan menolong warga yang kesulitan naik bukit.
"Kami langsung turun bantu warga dan gendong anak kecil. Ada satu orangtua lumpuh berusaha saya tolong gotong tidak mau, ya akhirnya ditinggal. Sebenarnya kasihan tapi, sepertinya keluarga sudah meninggalkannya," terangnya.
Di atas bukit itulah, Muhammad Ramadan, mahasiswa FPIK lainnya mengaku harus bermalam bersama warga desa semalam suntuk. Ia hanya memakai tenda dan terpal yang diambil dari sisa-sisa puing rumah warga yang hancur. Kondisi Pulau Legundi sudah porak poranda. Hampir semua rumah warga hancur.
"Semuanya di bukit. Saya ambil tenda dan terpalnya dari permukiman. Pas paginya saya turun lagi ambil makanan untuk kebutuhan konsumsi. Siangnya baru dievakuasi naik kapal marinir dan Polair menuju dermaga Panjang dan Lampung," akunya.
Dosen Ilmu Kelautan sekaligus Sekretaris Dewan Kelautan FPIK Undip, Munasik memperkirakan Pulau Legundi belum bisa pulih sepenuhnya pasca tsunami. Pulau Legundi sedang memasuki tanggap darurat. Akibat kejadian itu, perlengkapan tabung selam hilang terseret arus ombak.
"Sejumlah perlengkapan tabung hilang dan masih didata," ujarnya.
Pihaknya mengkhawatirkan ekosistem terumbu karang yang terkoyak akibat gelombang tsunami.
"Nantinya kami akan cek kembali terumbu karang sebagai sumber daya alam utama di sana apakah kondisinya masih bagus atau tidak. Kita akan bantu rehabilitasi pulaunya. Sebab banyak rumah nelayan di pesisir pantai rusak. Musalanya berantakan," kata ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sea Crest, Munasik.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sampai saat ini, ada tujuh siswa luka berat yang kini dirawat di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) Depok.
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaPVMBG meminta penduduk sekitar Pulau Ruang untuk mewaspadai potensi tsunami yang bisa timbul akibat erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wanita yang melompat dari lantai 12 Gedung Universitas Brawijaya adalah mantan mahasiswa.
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaVonis ini lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang menuntut hukuman mati.
Baca SelengkapnyaSetelah meminta pertolongan hingga dilakukan evakuasi, mahasiswi ini berhasil keluar dari lift dengan selamat.
Baca SelengkapnyaRatusan kendaraan roda empat milik pemudik tersebut memadati Pelabuhan Bakauheni untuk menunggu antrean masuk naik ke geladak kapal.
Baca SelengkapnyaUsahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca Selengkapnya