Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Kopaska suap polisi Malaysia dalam misi sabotase

Kisah Kopaska suap polisi Malaysia dalam misi sabotase kopaska. ©ud-prayogi.com

Merdeka.com - Aksi penyusupan ke Singapura dan Malaysia saat konfrontasi Dwi Komando Rakyat, tak cuma dilakukan Usman dan Harun.

Setidaknya ada empat tim Pasukan Katak yang dikirim ke negara federasi Malaysia. Namanya misi khusus, semua personel dihapus identitasnya sebagai anggota TNI AL. Jika ketahuan dan tertangkap, TNI tak akan mengakui mereka.

Inilah tugas sabotase. Berlaku semboyan berhasil tak dipuji, gagal tak dimaki, mati tak dicari.

Kisah ini ditulis dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska.

Sekitar Februari 1964, empat tim Pasukan Katak berangkat. Semua berangkat dengan menyamar sebagai turis. Mereka tak dibekali senjata, karena akan disediakan tim lain. Namun masing-masing personel membawa uang ringgit dalam jumlah banyak. Informasi intelijen menyebutkan polisi Malaysia dan petugas perbatasan Malaysia bisa disuap.

"Saya sempat kepergok petugas Malaysia pada upaya pertama, tapi dengan uang 220 ringgit mereka melepas saya dan menyuruh saya kembali ke wilayah RI," kata Lekol (purn) Sunandar menuliskan pengalamannya, lebih dari 50 tahun lalu.

Ada 14 orang yang bisa menyusup ke Temasek. Sebutan untuk Singapura dulu, sebelum merdeka dan melepaskan diri dari Malaysia.

Namun tim ini menemui kendala. Dukungan 1.000 orang simpatisan RI yang katanya berada di Temasek tak ada. Begitu pula dengan senjata dan bahan peledak yang dijanjikan akan dikirim. Ternyata hanya sebagian kecil yang bisa diselundupkan.

Hanya ada 50 butir granat dan sedikit TNT serta senapan SmG M-1 dan Madsem Mk.2. Jauh dari cukup untuk melaksanakan misi mereka.

Tapi tugas harus tetap dilaksanakan. Sesuai misi, 15 Maret 1964 mereka memasang bom di Pelabuhan, Port Dickson. Namun rupanya ada kesalahan, bom tak meledak.

Sasaran lain adalah jaringan pipa air minum di daerah Bukit Timah yang membentang dari Johor hingga Pangkalan Udara Changi. Sunandar turun di tengah hutan karet. Agar sopir tak banyak bertanya, Sunandar memberikan ongkos lebih.

10 Kg TNT berhasil meledak. Namun gagal menghancurkan pipa air minum. Lagi-lagi karena keterbatasan bahan peledak.

Hal sama terjadi saat misi sabotase di Pulau Sebarok. Ledakan 10 kg TNT hanya mampu merusak kilang, tapi tak mampu menimbulkan kebakaran besar. Rupanya tangki minyak menggunakan struktur lapisan ganda dan perlindungan dinding air.

Tim ini terus melakukan sejumlah sabotase. Mereka juga mengumpulkan misi intelijen. Walau aksi mereka tak menghasilkan kerusakan besar, namun teror Pasukan Katak cukup membuat panas dingin pemerintah Malaysia di Kuala Lumpur.

Seluruh kekuatan Paska akhirnya ditarik kembali ke Indonesia November 1964. Tak semua bisa pulang. Ada beberapa yang tewas dan ditangkap.

Ironisnya tak ada rakyat Indonesia yang mengetahui perjuangan Pasukan katak di sana. Bahkan saat kembali ke Indonesia, ada yang ditangkap karena dikira membantu pihak lawan.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan
Polisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan

Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.

Baca Selengkapnya
Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI
Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI

Seorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.

Baca Selengkapnya
MK Tegaskan Anwar Usman Dilarang Ikut Sidang Sengketa Pilpres dan PSI
MK Tegaskan Anwar Usman Dilarang Ikut Sidang Sengketa Pilpres dan PSI

Hakim Konstitusi Arsul Sani juga tidak ikut PHPU Pileg untuk PPP.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
KPK Tahan Politikus PKB, Timnas AMIN Ingatkan Hukum Tak Jadi Alat Penguasa untuk Pukul Lawan Politik
KPK Tahan Politikus PKB, Timnas AMIN Ingatkan Hukum Tak Jadi Alat Penguasa untuk Pukul Lawan Politik

Politikus PKB Reyna Usman kini ditahan KPK terkait kasus dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya
Eks Penyidik KPK: 'Kotak Pandora' Ditemukan, Harun Masiku akan Segera Ditangkap
Eks Penyidik KPK: 'Kotak Pandora' Ditemukan, Harun Masiku akan Segera Ditangkap

KPK diduga tengah mencari tahu keberadaan mantan Caleg PDIP Harun Masiku.

Baca Selengkapnya
Saksi AMIN Ungkap Oknum Polisi Bilang 'Kalau Mau Aman 02 Harus Menang', Hakim MK: Namanya Tahu?
Saksi AMIN Ungkap Oknum Polisi Bilang 'Kalau Mau Aman 02 Harus Menang', Hakim MK: Namanya Tahu?

Saksi tim hukum Anies-Muhaimin (AMIN), Achmad Husairi mengungkap ada oknum polisi di daerah Sampang yang mendatangi kepala desa di kecamatan Kedungdung dan Roba

Baca Selengkapnya
Kompolnas Pantau Kesiapan Operasi Ketupat 2024 di Polda Jatim
Kompolnas Pantau Kesiapan Operasi Ketupat 2024 di Polda Jatim

Tim Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) yang dipimpin Pudji Hartanto Iskandar memantau persiapan pengamanan Operasi Ketupat 2024 di wilayah hukum Polda Jatim

Baca Selengkapnya
Anwar Usman Kembali Dilaporkan Dugaan Pelanggaran Etik, Ini yang Dipermasalahkan
Anwar Usman Kembali Dilaporkan Dugaan Pelanggaran Etik, Ini yang Dipermasalahkan

Menurutnya, tidak pantas apabila seorang hakim meminta jasa sebagai ahli dari seorang pengacara yang sedang memiliki perkara.

Baca Selengkapnya
Polisi Mulai Usut Kasus Kebocoran Dokumen DJKA yang Dibawa Firli Bahuri, Pelapor Diperiksa
Polisi Mulai Usut Kasus Kebocoran Dokumen DJKA yang Dibawa Firli Bahuri, Pelapor Diperiksa

Edy selaku pelapor berharap penyidik segera memeriksa Firli Bahuri bersama pengacaranya, Ian Iskandar selaku terlapor dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya