Kisah Hidup Ronal, Bertahan di Kuta dengan Sepeda Motor Cicilan
Merdeka.com - Suara musik yang biasa terdengar dari restoran atau art shop sudah tidak terdengar lagi. Hiruk-pikuk para turis serta penjual pernak-pernik yang menawarkan oleh-oleh khas Bali kepada turis di kawasan Jalan Kartika Plaza, Kuta, Bali, kini menjadi sunyi.
Aktivitas di kawasan Kuta sudah sejak lama hening. Deretan toko, art shop pun banyak yang tutup. Kendati beberapa toko dan mal ada yang buka, namun jumlahnya hanya bisa dihitung dengan jari.
Di tengah kesunyian Kuta, Ronal Sidabutar (37) pria asal Sumatera ini tetap memarkir kendaraan sepeda motornya di pinggir Jalan Kartika Plaza. Ayah dua anak ini berharap ada turis yang menyewa sepeda motor yang masih dicicilnya.
"Kadang-kadang ada tamu yang stay di sini. Iya mereka juga butuh kendaraan," kata Ronal, Selasa (19/5) sore.
Ronal, sudah lama menekuni usaha penyewaan kendaraan roda dua untuk para wisatawan asing maupun domestik yang berkunjung ke kawasan Kuta. Dia tetap rajin saban pagi hingga malam menunggu para turis yang mungkin akan menyewa motornya.
Dia bercerita, saat pandemik Covid-19 penghasilannya turun 75 persen. Untungnya, selain menyewakan sepeda motor, Ronal juga menyambi sebagai penjaga art shop untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya.
Biasanya, Ronal mematok tarif sewa sepeda motor Rp 50 ribu dalam sehari. Kini dia rela menurunkan tarif sewa. Baginya, yang penting saat ini asal ada pemasukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Harganya jadi setengah, motor diam juga butuh oli walaupun diam. Harga, biasanya Rp 50 ribu satu hari. Kita bisa menyewakan perbulan, kalau (dulu) perbulan Rp 900 ribu. Sekarang Rp 500 ribu, itupun kalau ada yang sewa," ungkapnya.
Ronal mengaku, tetap bertahan tidak pulang kampung ke Sumatera. Karena selain anak-anaknya masih sekolah, juga biaya ongkos pulang tentu sangat mahal bagi dia, istri dan dua anaknya.
Ronal, saban hari berangkat kerja dari indekosnya di Pemogan, Denpasar, dari jam 9 pagi dan kembali pulang pada malam harinya. Dalam bulan ini, baru satu orang yang menyewa motornya.
Karena penghasilan yang semakin seret, Ronal terpaksa mengambil uang tabungan yang nominalnya semakin menipis. "Kebutuhan sementara, saya masih ada di samping tabungan saya sudah habis, saya juga dapat sembako dari Gereja, Saya juga terdaftar di Gereja. Kedua, saya juga dapat sumbangan dari kumpulan marga. Itu saja yang bisa bikin bertahan," jelas Ronal.
Ronal mengaku belum mendapat bantuan dari pemerintah daerah. Dia hanya bisa bertahan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya dari hari ke hari dengan berharap ada wisatawan yang menyewa sepeda motornya.
"Jadi permasalahan hari ini terletak pada Pemerintah Daerah. Kita ikutin melalui berita. Presiden Jokowi sudah memberikan bantuan, sementara kami pendatang tidak dapat sama sekali. Saya di Bali, sudah hampir 20 tahun," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaPemda Bali telah menggelar rapat bersama seluruh wali kota setempat untuk menyepakati besaran tarif pajak hiburan karaoke hingga spa di bawah 40 persen.
Baca SelengkapnyaSalah satu penyedia jasa sewa mobil listrik di Pulau Dewata adalah Baliqu Car Rental, pelopor sewa mobil listrik pertama di Bali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selain hiburan musik yang memukau, Kapanlagi Buka Bareng Festival 2024 juga menawarkan kesempatan untuk berbelanja dengan harga yang sangat menggiurkan.
Baca SelengkapnyaSeorang pria WN Rusia, LK (51) ditangkap petugas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Singaraja, Bali, karena kerap bikin onar dan meresahkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaDiduga nyasar saat dalam perjalanan, dua bule ini tampak disambut hangat dalam sebuah hajatan warga di Kulon Progo.
Baca SelengkapnyaSuaranya Tulus telah membuat area konser di Plaza Timur Senayan, Jakarta sontak menjadi sendu, dengan lagu pembuka 'Satu Kali'.
Baca SelengkapnyaKetika ingin mengambil pesanan risol, wanita ini mengalami kejadian tak terduga saat di perjalanan.
Baca SelengkapnyaAda pun lini bisnis yang terdampak kenaikan pajak hiburan antara lain karaoke, kelab malam hingga spa.
Baca Selengkapnya