Kisah Dawari, Eks Tentara yang Tinggal di Bekas Kandang Ayam Selama 17 Tahun
Merdeka.com - Kehidupan Dawari (77), warga Jalan Rimbawan Dalam, Samarinda, Kalimantan Timur, begitu pilu. Sudah 17 tahun terakhir dia tidur di bekas kandang ayam. Dia tinggal bersama istrinya, Mardiana (54). Urusan makan, dia tak segan meminta tetangga yang peduli. Terkadang, dia harus menahan lapar.
Merdeka.com menengok tempat tinggal Dawari. Lokasinya, berjarak 10 km dari pusat kota, di poros jalan Samarinda - Bontang. Jalan menuju tempat tinggal Dawari, separuh jalan didominasi bebatuan. Ada beberapa rumah warga lain. Kebanyakan bekerja sebagai petani.
Di balik hutan yang begitu sunyi dengan jalan sedikit menanjak, ada dua pondok. Di sanalah Dawari dan istri tinggal selama ini.
"Silakan Pak, ke sini nggak apa-apa," sapa Mardiana.
Papan dijadikan tembok pondokan. Di dalam pondokan, bertumpuk sampah botol. Meski begitu, Dawari tetap merasa nyaman tinggal bersama Mardiana yang dinikahi sejak tahun 2000. Dia berbagi cerita. Tempat ini ternyata bekas kandang ayam.
"Saya tinggal di sini. Kadang pindah ke pondok sebelah. Dua-duanya dulu bekas kandang ayam, saya bersihkan, dan saya tinggali. Kalau bocor karena hujan, ya sudah pasti bocor," kata Dawari.
Sudah 17 tahun dia tinggal di situ. Awalnya dia bekerja sebagai penjaga kebun. Namun lantaran pemilik kebun meninggal dunia, dia tidak lagi bekerja.
Kisahnya Sebagai Tentara
Ingatan pria kelahiran Kertosono tahun 1943 itu masih kuat. Dia berbagi kisah masa lalunya. Ternyata dia adalah bekas prajurit TNI AU yang dahulu bernama Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Dia bertugas di Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh.
"Saya dulu ikut operasi Permesta, nyerbu DI/TII tahun 1957 di Manado. Waktu itu 140 tentara, sisa 6. Saya selamat tapi luka-luka, kemudian dibawa ke Jakarta. Sebulan tidak bisa kerja, tidak bisa tugas," kenang Dawari.
Dia lantas pulang ke Surabaya. Orangtuanya meminta Dawari meninggalkan dunia militer. Akhirnya dia memutuskan berhenti pada tahun 1979. Saat itu dia diberi pesangon Rp 2 juta.
"Berhenti bukan karena kriminal, tapi karena orangtua," sebutnya.
Pangkat terakhir Dawari hanya Letnan Satu. Karena itu dia tidak berhak menerima pensiun. Di Surabaya, dia memulai pekerjaan dari nol. Pekerjaan apapun dilakoni. Asalkan halal. Salah satunya bekerja kuli bangunan.
Mengarungi Lautan
Dia memutuskan mengarungi lautan, menuju Pulau Kalimantan. Tepatnya di Samarinda pada tahun 1997. Dia sempat tinggal di Handil Kopi (kecamatan Sambutan). Tawaran bekerja sebagai penjaga kebun, dilakoni. Hingga akhirnya, 3 tahun kemudian, dia menikahi Mardiana dan dikaruniai seorang anak laki-laki.
"Jadi, jujur saja, istri saya ini dulu, waktu itu, sempat alami tekanan kejiwaan. Anak saya, jadi dirawat orang. Tapi kami masih sempat beberapa kali ketemu anak saya, yang sekarang usianya 17 tahun," jelas Dawari.
Kini, Dawari tidak lagi memiliki pekerjaan tetap. Penghasilan pun tak ada. Urusan makan sehari-hari tidak selalu bisa terpenuhi.
"Kalau tetangga perduli, saya dibantu beras, ikan. Kadang saya beranikan diri minta nasi ke tetangga. Ya, kadang juga tidak makan," jelasnya.
Di masa pandemi, Dawari tidak pernah menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) maupun bantuan sembako dari pemerintah. Namun dia tetap bersyukur. Sebab dikaruniai kesehatan meski belasan tahun hanya bisa tinggal di bekas kandang ayam yang jauh dari kata layak sebagai tempat tinggal.
"Yang penting, saya dan istri saya selalu sehat. Itu sudah Alhamdulillah," kata Dawari mengakhiri perbincangan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski nasi mulai basi, pria ini tersentuh dengan aksi ibunda yang tetap peduli dengannya walau sudah memiliki keluarga baru.
Baca SelengkapnyaKehilangan orang terkasih merupakan kondisi berat yang tak mudah untuk dilalui.
Baca SelengkapnyaAlih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Adi Hermawan (25) gelap mata setelah mendapatkan kabar istrinya dilecehkan. Dia pulang ke rumah dan menikami pelaku yang masih ada hubungan saudara dengannya.
Baca SelengkapnyaRela merantau, ia setiap harinya harus menjual dagangan baksonya.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaKehidupan orangtua Lesti tak berubah. Mereka tetap sederhana dan apa adanya.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaBocah di Muara Baru, Jakarta Utara tewas dibanting sang ayah Usmanto (43).
Baca Selengkapnya