Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketika sepatu jadi penangkal pemerkosaan

Ketika sepatu jadi penangkal pemerkosaan sepatu antikekerasan seksual. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Aksi kriminal seperti pemerkosaan kian memprihatinkan. Kondisi ini lantas menginspirasi Hibar Syahrul Gafur (14), pelajar kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Bogor, untuk menciptakan sepatu anti-kekerasan seksual Oktober 2012 lalu.

Alasan lain anak kedua dari pasangan Kopral Kepala (Kopka) TNI AD Jamaludin (46) dan Sri Hendrayanti (42) ini membuat produk itu karena memiliki kakak perempuan yang kapan pun bisa saja menjadi incaran pelaku kejahatan. Dia lantas mempunyai ide membuat sepatu khusus wanita yang sudah dialiri listrik.

"Di hak kiri sepatu ini saya pasang tombol, jika si pemakainya merasa terancam tinggal menginjak tombol yang terdapat di samping hak sepatu ini. Kemudian tendangkan sepatu tersebut ke si pelaku, pasti aliran listrik 450 volt itu dapat membuat pelakunya tersengat hingga terjungkal," kata Hibar saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.

Warga Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor ini menambahkan, selintas sepatu ini, nyaris tak ada bedanya dengan sepatu casual yang biasa wanita gunakan jenis 'wedges'. Namun, jika dilihat lebih teliti, bocah kelahiran 26 Desember 1998 ini sebenarnya telah menanamkan sejumlah komponen rangkaian listrik.

Hibar menjelaskan, barang-barang yang dia pakai untuk membuat rangkaian listrik sangat mudah didapat. Seperti gelang logam dan rangkaian raket nyamuk. Tapi jangan salah, meski bahannya mudah didapat, ternyata biaya merakitnya cukup mahal.

"Tapi buat ngerakitnya dibutuhkan dana sekitar Rp 1,5 juta, jadi kalau mau dipasarkan harga jualnya kisaran Rp 2 juta," tambahnya.

Sebenarnya, lanjut Hibar, dirinya sempat memikirkan produk anti-kekerasan seksual model lain menggunakan pakaian wanita seperti bra dan celana dalam. "Tapi setelah saya pikir-pikir resikonya akan lebih berbahaya kepada pemakainya, akhirnya saya putuskan pada sepatu saja," jelas Hibar.

Gagasan tersebut langsung ia konsultasikan dengan guru fisika di sekolahnya. "Guru fisika Pak Aip dan pak Warsito guru pembimbing saya saat mendengar ide membuat sepatu listrik ini langsung merespon, hingga akhirnya saya ciptakan sebuah rangkaian listrik yang dipasang di bagian alas sepatu wanita," katanya.

Agar tak membahayakan, Hibar mempelajari cara membuat sepatu beraliran listrik dengan teliti melalui internet dan sejumlah buku. Lebih kurang satu bulan dia harus mempelajarinya.

"Lebih dari satu bulan saya belajar membuat rangkaian dan melilit-lilitkan kabel agar bisa menyimpan dan mengaliri listrik berdaya 450 volt," terangnya.

Meski secara keseluruhan berhasil, Hibar menyadari produk ciptaannya itu masih banyak kekurangan seperti tidak tahan hujan. Sebab, jika terkena air, menurut Hibar, bisa terjadi korsleting listrik.

Rupanya, usahanya mencari ide baru membuahkan hasil. Dia kemudian menambahkan lilitan yang bisa menghasilkan daya listrik berkekuatan 450 volt dengan memasang baterai kotak 9 volt yang dirangkai dengan sirkuit dan beberapa komponen yang ditempelkan PCB.

"Rangkaian itu dipasang di bagian alas sepatu (sole), yang dilengkapi dengan tombol on/off dan indikator lampu untuk mengetahui kekuatan baterai yang tersimpan," katanya.

Jika baterai itu habis, maka lampu indikator akan mati, dan pengguna hanya tinggal di charger, layaknya telepon genggam. "Hanya memerlukan 2 sampai 3 jam, untuk mengisi baterai di sepatu itu. Jika sudah full maka bisa digunakan selama 24 jam," tuturnya.

Ia juga sempat menyempurnakan karyanya itu dengan dua varian kekuatan listrik yakni sepatu anti-kekerasan seksual dengan kekuatan 450 volt dan 470 volt. "Untuk sepatu dengan kekuatan 470 volt masih bisa menyimpan listrik selama 5 menit meskipun sudah dimatikan," terangnya.

Meski produk ini cukup menarik dan berguna, Hibar mengeluhkan sulitnya mendapatkan investor atau pemodal untuk mengembangkan proyek ini. Tapi dia tak putus asa, apalagi hasil jerih payahnya itu pernah menyabet medali emas di kompetisi International Exhibition of Young Inventor (IEYI) di Malaysia, Mei 2013 lalu.

Hibar juga menceritakan awal perjuangannya agar sepatu anti-pemerkosaan ini bisa diproduksi. Bukannya mendapat dukung dari pemerintah daerah setempat, tapi malah ditolak mentah-mentah.

"Saya sempat mengajukan bantuan Rp 3 juta ke wali kota Bogor, tapi ditolak dengan alasan bantuan yang ada itu hanya untuk siswa yang tidak mampu," katanya.

Meski demikian, hal tidak membuatnya berkecil hati untuk terus berkarya tanpa harus mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah. "Saya akan terus berkarya walau bagaimanapun, toh masih banyak lembaga negara baik di dalam maupun di luar negeri yang berminat," tutur Hibar. (mdk/lia)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
15 Orang Ini Bereksperimen Tinggal di Gua Selama 40 Hari Tanpa Matahari dan Dunia Luar, Hasilnya Mengejutkan
15 Orang Ini Bereksperimen Tinggal di Gua Selama 40 Hari Tanpa Matahari dan Dunia Luar, Hasilnya Mengejutkan

15 Orang Ini Bereksperimen Tinggal di Gua Selama 40 Hari Tanpa Matahari dan Dunia Luar, Begini Hasilnya

Baca Selengkapnya
Peringatan! Jangan Asal Copot-Pasang Baterai Mobil Listrik dengan Tangan Kosong
Peringatan! Jangan Asal Copot-Pasang Baterai Mobil Listrik dengan Tangan Kosong

Melepas pasang baterai mobil listrik tidak bisa dilakukan secara asal karena bisa membahayakan. Kuk simak!

Baca Selengkapnya
Sering Sedekah Sama Tetangga, Pria Ini Sukses Jualan Elektronik dengan Omzet Miliaran
Sering Sedekah Sama Tetangga, Pria Ini Sukses Jualan Elektronik dengan Omzet Miliaran

Kisah inspiratif seorang pengusaha elektronik yang gemar sedekah kini bisa raih omzet miliaran. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Konduktor adalah Bahan Penghantar Listrik, Ketahui Sifat-Sifatnya
Konduktor adalah Bahan Penghantar Listrik, Ketahui Sifat-Sifatnya

Konduktor elemen penting yang dapat menghantarkan listrik di berbagai peralatan.

Baca Selengkapnya
Kepala Desa di Magetan Ciptakan Alat Pengolah Sampah Canggih tanpa Listrik dan Minim Residu, Begini Cara Kerjanya
Kepala Desa di Magetan Ciptakan Alat Pengolah Sampah Canggih tanpa Listrik dan Minim Residu, Begini Cara Kerjanya

Alat ini pun menarik perhatian warga berbagai daerah

Baca Selengkapnya
Pedagang di Jakbar Temukan Sekantong Plastik Berisi Peluru dan Granat
Pedagang di Jakbar Temukan Sekantong Plastik Berisi Peluru dan Granat

Seorang pedagang dikagetkan dengan temuan sekantong plastik. Plastik tersebut berisi peluru dan granat di pinggir kali.

Baca Selengkapnya
Pria di Lumajang Sulap Barang Rongsokan Jadi Pemanggang Sate, Ramai Pemesan Jelang Hari Raya Kurban
Pria di Lumajang Sulap Barang Rongsokan Jadi Pemanggang Sate, Ramai Pemesan Jelang Hari Raya Kurban

Halim mengaku, jelang Hari Raya Idul Adha kali ini permintaan alat pemanggang sate meningkat hingga berkali-kali lipat dari biasanya.

Baca Selengkapnya
Semangat Pemilih Pemula, Ratusan Pelajar Bakal Berikan Hak Suara saat Pemilu
Semangat Pemilih Pemula, Ratusan Pelajar Bakal Berikan Hak Suara saat Pemilu

Ratusan pelajar di Kampar tercatat sebagai pemilih pemula di Pemilu 2024

Baca Selengkapnya