Kepala Perpusnas: Tanpa Literasi, SDM di Negara Kaya Sumber Alam Tak Akan Maju
Merdeka.com - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia Muhammad Syarif Bando mengatakan bahwa budaya membaca penting untuk meningkatkan pembangunan nasional.
"Dengan literasi, bangsa yang miskin sumber daya alam bisa menciptakan teknologi, produk, dan jasa, sehingga mampu meningkatkan pendapatan bangsa. Sebaliknya, negara yang kaya sumber daya alam tetapi tidak punya sumber daya manusia berkualitas, dapat menurunkan pendapatan per kapita,” kata Syarif di Jakarta, Selasa (20/6).
Syarif mengatakan, budaya literasi adalah pondasi utama di era kemajuan teknologi saat ini demi menciptakan masyarakat yang memiliki kemampuan berinovasi, berpikir kritis, dan kreatif menciptakan suatu produk untuk menghadapi persaingan global.
"Harus memiliki daya membaca, bukan hanya punya kemampuan dan minat baca saja, tetapi juga mampu menangkap isi bacaan, menganalisa, memahami intisari serta membandingkan dengan referensi lain, bahkan memproduksi barang”, tuturnya.
Adapun Perpusnas memiliki lima tingkatan literasi dalam kelompok masyarakat yang bertujuan menumbuhkan kebudayaan membaca. Pertama, kemampuan baca tulis hitung (calistung) dan pembentukan karakter sejak usia dini sebagai kemampuan dasar.
Kedua, pada tingkat menengah harus punya akses pengetahuan melalui bahan bacaan terjangkau, akurat, terkini dan terpercaya. Ketiga, memiliki kemampuan memahami apa yang tersirat daripada tersurat.
Keempat, mampu menciptakan inovasi dan kreativitas untuk antisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kelima, memproduksi barang dan jasa berkualitas yang memenangi persaingan global.
Perpusnas saat ini juga telah meluncurkan 14 juta buku digital sejak bertransformasi ke dalam bentuk digital pada Maret 2023.
”Kami juga memproduksi 14 juta konten yang dapat diakses dengan mudah melalui ponsel, agar dapat digunakan untuk memenangkan persaingan global” katanya.
Seminar Internasional “Science Literacy in the Digital Era” digelar atas kerja sama Perpusnas, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Inter-Academy Partnership (IAP), Association of Academies & Societies of Sciences in Asia (AASSA), serta Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adin menjelaskan, kegemaran membaca di satuan pendidikan sudah berkembang melalui sekolah maupun perguruan tinggi.
Baca SelengkapnyaMengapa sejumlah budaya sama-sama mengganggap tabu untuk membuka payung di dalam ruangan? Ketahui penjelasannya mengapa hal ini terjadi.
Baca SelengkapnyaMunasir mengungkapkan bahwa ide untuk meminta buku kepada Gibran muncul secara spontan saat ia merespons tweet dari Gibran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasto menyampaikan, hal serupa juga telah disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Hari Ulang Tahun PDIP beberapa waktu yang lalu.
Baca SelengkapnyaProgram ini nantinya akan bertugas untuk melestarikan budaya Indonesia baik yang berwujud (tangible), maupun tidak (intangbile).
Baca SelengkapnyaMenurut dia, salah satu sumber kelambanan menangani masalah adalah penataan sistem pendidikan.
Baca SelengkapnyaDemi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaSelain kasus kekerasan, kasus-kasus intoleransi di institusi pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak.
Baca SelengkapnyaMasyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca Selengkapnya