Kenangan Alissa Wahid Jelang Gus Dur Dilengserkan dari Kursi Kepresidenan
Merdeka.com - Putri sulung Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid masih mengingat detik-detik lengsernya sang ayah sebagai Presiden ke-4 RI. Hal itu ia sampaikan dalam peringatan haul Gus Dur ke-9 digelar di kediamannya Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (21/12) malam.
"Juni 2001 saya dipanggil bapak (Gus Dur). Bapak meminta kita pulang ke Ciganjur, beliau mengatakan 'suasana berat nak, bawa ibu pulang'," cerita Alissa Wahid di lokasi.
Saat itu, kenang dia, banyak pihak yang menginginkan Gus Dur untuk meletakkan jabatannya. Alissa mengaku saat itu justru setia mendampingi sang ayah di Istana Negara. Bahkan, ia sempat memberikan saran agar Gus Dur untuk merelakan jabatannya. Namun, hal itu tak didengar Gus Dur.
"Saya bertanya, 'Pak, kenapa si Bapak bertahan. Musuhnya banyak, bapak kan tidak menginginkan jabatan'. Beliau menjawab 'Nak, kita berjuang untuk kebenaran'. Kebenaran tidak bisa divoting," tegas Alissa.
Bulat untuk bertahan di istana negara, kata dia, Gus Dur secara tiba-tiba justru mengubah sikapnya. Menurut Alissa, saat keluarganya memilih tinggal mendampingi Gus Dur, sang ayah kemudian memutuskan untuk keluar istana.
"Kemudian saya bertanya lagi, 'Bapak kenapa kok kita keluar ke istana?'. Rupanya beberapa Kiai, salah satunya Kiai Iskandar mengatakan, beberapa ribu santri sudah berdatangan. Di depan istana berdemo, saling berbalas-balasan, saling adu suara. Waktu itu, beliau mendapat laporan ribuan akan datang dan siap berjihad untuk pemimpin mereka (Gus Dur)," tambahnya.
Namun demikian, justru kabar tersebutlah yang membuat Gus Dur tegas untuk meletakkan jabatannya sebagai presiden. Sebab, menurut Alissa, tak ada satu jabatan yang patut dipertahankan Gus Dur dengan mengorbankan masyarakatnya.
"Begitulah ketika kemanusiaan diletakkan di atas politik. Beliau teguh tidak akan mengorbankan rakyat untuk keuntungan mereka sendiri. Banyak orang yang tidak suka Gus Dur, cara-cara Gus Dur, tapi tidak ada yang menyangka bahwa Gus Dur berjuang untuk umat. Mari kita jadikan tauladan, mendahulukan kemanusiaan dibanding politik. Kita harus mengingatkan pemimpin untuk melayani rakyat, bukan pemimpin yang dilayani rakyat," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tak bisa dilepaskan dari kisah-kisah jenaka
Baca SelengkapnyaCalon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud Md mengungkapkan kisah dirinya dibuat terdiam oleh presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Baca SelengkapnyaInayah Wulandari Wahid mengulas etika demokrasi yang digaungkan ayahnya Gus Dur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Yenny Wahid mengatakan ada kesamaan antara Gus Dur dengan Ganjar.
Baca SelengkapnyaIsu pengkhianatan kepada Gus Dur muncul setiap lima tahun, saat pemilu.
Baca SelengkapnyaSosok Gus Dur tak bisa dilepaskan dari kisah-kisah humoris semasa hidupnya.
Baca SelengkapnyaMUI Jatim juga menegaskan konten yang dibuat Gus Samsudin bertentangan dengan ajaran Islam.
Baca SelengkapnyaGus Yahya mengingatkan, istigasah merupakan penanda tonggak perjuangan NU dalam mewujudkan kemaslahatan untuk semesta
Baca SelengkapnyaIa juga sering jadi saksi kemesraan rumah tangga Gus Iqdam dan Ning Nila
Baca Selengkapnya