Keliaran di balik tembok Lapas Gorontalo
Merdeka.com - Suasana mencekam di Lapas Kelas II A Gorontalo memang telah lewat. Kerusuhan di dalam penjara itu hampir memakan korban nyawa.
Setelah para narapidana tenang, aparat menyisir ruangan. Ternyata temuannya mencengangkan. Polisi menyita 384 senjata tajam, 111 benda tumpul, dan sejumlah narkoba milik narapidana.
"Kami menemukan parang, pisau, tombak, balok kayu, obeng, jarum, paku, hingga satu paket yang diduga narkoba jenis sabu beserta alat isap," kata Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo, Ajun Komisaris Besar Polisi Bagus Santoso, kemarin.
Kehidupan di balik penjara memang kadang tak terjamah. Di dalamnya seolah berlaku hukum rimba, jauh dari peradaban. Semua serba liar dan saling terkam. Bahkan, tidak ada yang gratis di penjara. Jika seorang napi ingin mendapat tempat di dalam sel, dia harus tunduk pada aturan dengan memberikan sejumlah imbalan. Termasuk mendapatkan waktu besuk. Praktik suap para sipir bukan hal aneh, meski sulit dibuktikan. Sebab, jika mereka patuh pada peraturan, mustahil rasanya ada narkoba bisa diperjualbelikan di dalam penjara.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar, geram dengan kenyataan benda-benda berbahaya itu bisa masuk ke dalam penjara.
"Tentu Ini sangat disayangkan bisa terjadi. Ini menjadi pertanyaan kita," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta.
Boy mempertanyakan sistem pengawasan petugas Lapas. Sebab dalam kerusuhan itu, para narapidana sempat melempari polisi dengan bom molotov. Dia menyatakan, polisi akan mencari tahu dari mana para narapidana mendapat bahan-bahan membuat bom molotov.
Mantan Kapolda Banten ini menduga petugas Lapas lalai, dan membiarkan para narapidana memiliki benda-benda berbahaya itu.
"Mungkin selama ini termasuk lepas dari pengawasan dari sipir dan petugas, sehingga kondisinya cukup aneh apabila napi bisa buat bom molotov. Kita ingin melihat siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini. Mengapa barang yang enggak layak dimiliki napi di sel bisa dimiliki mereka," ujar Boy.
Menurut versi polisi, Bripda Mohammad Edi Kurniawan saat itu tengah mengantar salah satu narapidana usai sidang. Kurniawan ditemani rekan seprofesinya, Bripda RS. Namun, di dalam lapas Kurniawan diteriaki seorang narapidana, Edi Nurkamidi.
"Kalau mo maso di dalam ba tanya (Kalau mau masuk, tanya dulu)," kata Bagus menirukan teriakan Edi.
Menurut Bagus, Kurniawan langsung membalas teriakan itu.
"Kenapa?" ujar Kurniawan kepada Edi seperti ditirukan Bagus.
Kurniawan dan Edi lantas terlibat pertengkaran. Bahkan, menurut Bagus, Edi langsung dikeroyok. Sekitar sepuluh orang memukuli Kurniawan.
Dalam pengeroyokan, kata Bagus, para napi juga mengancam. "Mo suru potong ngana (saya potong kamu)," ujar Bagus.
Lantaran merasa terancam, Kurniawan langsung menendang salah satu tersangka demi bisa kabur dari kepungan. Apalagi salah seorang napi membawa senjata tajam.
Usai menendang, Kurniawan akhirnya bisa kabur. "Korban langsung menaiki mobil tahanan kejaksaan dan menyuruh sopir kejaksaan, atas nama Bapak Yani, untuk di bawa ke Rumah Sakit Bunda, dan pihak Rumah Sakit Bunda merujuk ke RS Aloei Saboe," tambah Bagus.
Atas kejadian itu, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Hamonangan Laoly, menjanjikan menghukum para narapidana menjadi pemicu kerusuhan.
"Pasti akan ditindak. Jadi yang melanggar hukum perlu ditindak," kata Yasonna, di Bandung kemarin.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir tersebut terjadi akibat hujan deras yang masih mengguyur wilayah Kota Gorontalo sejak pukul 14.00 WITA.
Baca SelengkapnyaPesilat asal Lamongan disambut banjir air mata usai digelandang ke kantor polisi akibat terlibat kericuhan.
Baca SelengkapnyaKobaran api membuat kepanikan di ruang perawatan karena letaknya berdekatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaPara bajak laut menempati kedudukan penting dalam kegiatan penyelundupan perdagangan gelap.
Baca SelengkapnyaSaat api berkobar, seluruh pasien di lantai 1 ruang kandungan langsung berhamburan keluar menyelamatkan diri.
Baca SelengkapnyaLentigo adalah bercak gelap pada kulit yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaKorban sempat cekcok dengan istrinya hingga sang istri meninggalkannya.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca Selengkapnya