Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kabareskrim Baru Diharapkan Dapat Berkomunikasi Baik dengan Kalangan Agama

Kabareskrim Baru Diharapkan Dapat Berkomunikasi Baik dengan Kalangan Agama Gedung Mabes Polri. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Perwira tinggi mengisi jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri hingga kini masih teka-teki. Selain memiliki latar belakang kualitas mumpuni, Kabareskrim nantinya diharapkan memiliki kemampuan komunikasi baik dengan tokoh-tokoh kalangan agama terkait maraknya isu intoleransi dan radikalisme di Indonesia.

"Kemampuan komunikasi dan pengetahuan tentang tokoh agama dan tradisi mereka akan menjadi nilai penting," kata peneliti The Wahid Institute Alamsyah M. Dja'far saat dihubungi, Selasa (12/11).

Wahid Institute melihat penanganan isu intoleransi radikalisme dapat dilakukan dengan baik jika Kabareskrim mengetahui pemetaan dan mampu berkomunikasi dengan baik kepada para tokoh agama.

"Paling tidak Kabareskrim yang akan mengisi itu sebetulnya secara umum mengerti peta masalah mengenai kasus-kasus intoleransi, radikalisme. Misalnya intoleransi itu termasuk di dalamnya ujaran kebencian, bagaimana cara menanganinya, bagaimana memetakannya. Dan yang kedua, memang saya kira kemampuan komunikasi ke publik tentu saja nanti harus dibantu humas dari Polri juga penting," ujar dia.

Alamsyah menceritakan, salah satu faktor terbesar meningkatnya intoleransi adalah karena banyak orang merasa terancam, dalam pengertian komunitasnya. Contohnya kata Alamsyah, sebagian besar komunitas berbasis pilihan politik tertentu merasa bahwa pemerintah mengancam keberadaan mereka.

"Nah ini itu harus menjadi PR Kabareskrim baru, sehingga cara cara mengkomunikasikannya keluar harus jelas bahwa ini bukan mengarah kepada satu kelompok tapi itu sebetulnya lebih kepada usaha melakukan penegakan hukum," ujar dia.

Efektif Atasi Kasus Ujaran Kebencian dan HAM

Kabareskrim imbuhnya, juga memiliki PR mengatasi secara efektif bentuk-bentuk ujaran kebencian yang meningkatkan intolerasi bahkan berpotensi menjadikan orang melakukan tindakan radikal atau terorisme.

"Nah penanganan ujaran kebencian ini menurut saya dalam beberapa hal itu masih perlu dipikirkan secara serius mengenai proses pemidanaan. Contoh begini, tidak setiap orang yang melakukan ujaran kebencian di Medsos itu harus dipidana dipenjara, diproses pengadilan karena kalau itu tidak dilakukan secara terencana, timpalnya.

Di samping memiliki rekam jejak yang baik serta kapasitas dibutuhkan untuk posisi tersebut, pertimbangan atas isu HAM dinilai Alamsyah harus menjadi perhatian serius dalam pemilihan profil Kabareskrim.

"Penting sekali mempertimbangkan isu HAM karena saya kira polisi sekarang punya PR berkaitan dengan dugaan-dugaan pandangan, tuduhan, penilaian bahwa kepolisian sekarang dalam beberapa kasus terlibat atau menjadi aktor pelanggaran HAM. Jadi Kabareskrim dipilih juga seharusnya yang dipilih memiliki komitmen terhadap penegakan HAM," tukasnya.

Tarik Menarik Calon Kabareskrim

Diketahui, kursi Kabareskrim kosong setelah ditinggal Idham Azis menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Tito Karnavian setelah ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Mendagri.

Indonesia Police Watch (IPW) mempertanyakan posisi Kepala Badan Reserse Kriminal atau Kabareskrim Polri yang hingga kini masih kosong. Padahal pada 8 November 2019, Markas Besar Kepolisian RI merotasi 206 anggotanya, namun tak muncul juga nama yang mengisi posisi Kepala Bareskrim.

"Kami menilai mutasi kali ini terlihat sangat aneh. Posisi Kabareskrim yang vital justru belum diisi. Justru yang dimutasi sejumlah posisi yg sesungguhnya belum begitu mendesak," kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane melalui keterangan tertulis, Sabtu (9/11).

Neta menilai ada empat fenomena yang patut dicermati dalam perkembangan dinamika di tubuh Polri. Pertama, adanya tarik menarik yang kuat menyangkut posisi Kabareskrim. Ia bahkan menyebut bahwa ada indikasi intervensi jalur kekuasaan untuk mendudukkan figur tertentu.

Tarik menarik ini, kata dia, membuat penunjukan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri berjalan alot. "Sementara internal menilai figur tersebut masih sangat junior dan menginginkan tampilnya figur senior," ucap Neta.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.

Baca Selengkapnya
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.

Baca Selengkapnya
Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama

Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Masyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan

Masyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan

Memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.

Baca Selengkapnya
Anies Baswedan Diadukan ke Bareskrim Polri gara-gara Gunakan Akronim

Anies Baswedan Diadukan ke Bareskrim Polri gara-gara Gunakan Akronim "Amin"

Capres nomor urut satu, Anies Baswedan diadukan ke Bareskrim Polri oleh kelompok yang menamakan diri Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia.

Baca Selengkapnya
Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan

Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan

Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.

Baca Selengkapnya
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan

BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan

Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.

Baca Selengkapnya
Menag: Jaga Toleransi dalam Menyikapi Potensi Perbedaan 1 Ramadan

Menag: Jaga Toleransi dalam Menyikapi Potensi Perbedaan 1 Ramadan

"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan," kata Menag

Baca Selengkapnya
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.

Baca Selengkapnya