Jusuf Kalla Tak Bisa Maju Lagi, DMI Gelar Muktamar Ke-8 untuk Regenerasi Tahun Ini

Jumat, 3 Februari 2023 10:26 Reporter : Merdeka
Jusuf Kalla Tak Bisa Maju Lagi, DMI Gelar Muktamar Ke-8 untuk Regenerasi Tahun Ini Sekjen DMI Imam Addaruqutni. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Dewan Masjid Indonesia (DMI) akan menggelar Muktamar DMI ke-8 pada tahun ini. Sekretaris Jenderal DMI Imam Addaruqutni mengatakan, DMI akan mengadakan pertemuan lebih lanjut untuk menentukan waktu pasti pelaksanaan Muktamar DMI ke-8 yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.

Diketahui, saat ini DMI dipimpin oleh Jusuf Kalla (JK) yang sudah menjabat selama dua periode. Berdasarkan AD/ART, mantan Wakil Presiden Indonesia itu sudah tidak bisa mencalonkan diri lagi.

"Karena saat ini ada isu yang berhubungan dengan mendekatnya pemilu, keputusan DMI bahwa ini (muktamar) akan ditunda atau tidak, mungkin dalam waktu dekat akan ada rapat. Untuk membicarakan apakah itu akan dilaksanakan pasca pemilu atau sebelum pemilu," kata Imam seperti dikutip dari siaran pers diterima, Jumat (3/2).

Senada, Ketua DMI Jawa Barat, Ahmad Sidik mengatakan bahwa pergantian Ketua Umum DMI harus mengikuti AD/ART organisasi yang telah ditetapkan.

"DMI Muktamar sudah diatur dalam AD/ART, lima tahun sekali ada penggantian kepengurusan. Pak JK dalam posisi sudah dua periode, diatur di AD/ART bahwa DMI itu hanya dua kesempatan," kata Sidik.

Sidik pun menegaskan pentingnya regenerasi pimpinan pada DMI pusat. Hal ini, disebut Sidik untuk mewujudkan demokrasi dalam organisasi.

"Saya berharap penggantian seorang pimpinan atau ketua DMI pusat seyogyanya dijalankan sesuai dengan AD/ART. Jadi, saya berharap soal regenerasi itu satu keharusan di organisasi. Dan di demokrasi juga satu keharusan," ujar dia.

2 dari 2 halaman

Di sisi lain, jelang Pemilu 2024, DMI menegaskan menolak segala bentuk politisasi di tempat ibadah umat Islam. Menurut Imam, masjid mestinya menjadi sarana untuk mewujudkan persatuan. Untuk itu, dirinya menolak segala bentuk kampanye politik di masjid, karena hanya untuk kepentingan suatu kelompok.

"Masjid itu dimaknai sebagai jami, artinya tempat yang menyatukan, paling inklusif. Jadi, embel-embel primodialisme, perbedaan semua tidak ada. Karena itu masjid harus didukung suatu wujud persatuan," ujar Imam.

Imam juga sangat mendukung kegiatan digelar penggerak Pemakmuran Masjid Indonesia (P2MI) yang mendorong peranan dakwah Islam berbasis masjid untuk mewujudkan pemilu yang damai. Dia mendorong agar sosialisasi anti-politisasi masjid seperti yang digelar P2MI itu dapat dimasifkan.

Menurut dia, hal ini penting untuk menghindari politik identitas dan kepentingan kelompok di antara para jemaah.

"Saya kira yang dilakukan oleh P2MI ini kalau misal terus dibesarkan, tentu lebih bagus ini. Kalau perlu bertemu Presiden (untuk membahas perihal tersebut). Kalau enggak, kampanye soal isu-isu identitas, atau politik identitas juga menguat, maka ini harus dikuatkan lagi," katanya.

Sumber: Liputan6.com [ray]

Baca juga:
JK: Ahlan Wa Sahlan Ridwan Kamil
Jusuf Kalla: Jangan Jadikan Masjid Sebagai Tempat Kampanye Politik
Petuah JK Bikin Ridwan Kamil Terpikat Golkar
Jusuf Kalla ke Anggota PMI: Di Mana Pun Bencana Itu, Enam Jam sudah Sampai Lokasi
Cerita JK Pertama Kali Usulkan Sistem Coblos Caleg dan Keuntungannya bagi Rakyat

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini