Jokowi Puji SMK Negeri Jateng untuk Siswa Tak Mampu di Semarang, Minta Nadiem Perluas ke Daerah Lain
Kepala Sekolah SMK Negeri Jateng Hardo Sujatmiko mengatakan sekolah kejuruan ini hadir untuk memutus kemiskinan melalui jalur pendidikan.
Presiden Joko Widodo memuji SMK Negeri Jateng di Semarang. Kenapa?
Jokowi Puji SMKN Jateng buat Siswa Tak Mampu di Semarang, Minta Nadiem Perluas ke Daerah Lain
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi SMK Negeri Jateng di Semarang. Jokowi didampingi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Dalam kunjungan itu, Jokowi memuji saran dan prasarana SMK Negeri Jateng di Semarang. Kelebihan yang dimiliki SMK ini, kata Jokowi, diharapkan bisa diimplementasikan di daerah lain.
Oleh karena itu, Jokowi meminta Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, untuk datang ke sekolah tersebut dan coba diimplementasikan ke daerah lainnya.
"Iya nanti Mendikbud biar ke SMK Negeri Jateng di Semarang ini, baru nanti kita putuskan. Ini saya melihat bagus bisa diperluas ke provinsi lain untuk warga yang tidak mampu."
Kata Jokowi seusai kunjungan di SMK Negeri di Semarang, Rabu (30/8).
@merdeka.com
SMK Negeri Jateng di Semarang dahulunya tempat balai latihan kerja (BLK).
Kemudian, bergeser menjadi sekolah khusus untuk keluarga tidak mampu. Saat ini, sekolah itu dikenal dengan nama SMK Negeri Jateng.
Sekolah ini juga tidak dipungut biaya. Seluruh biaya pendidikan biayai pemerintah. Ke depan, sekolah ini juga bisa bekerja sma dengan perusahaan atau universitas bergengsi baik di dalam maupun luar negeri
"Makanya cukup bagus. Saya melihat di provinsi lain ini juga jauh lebih bagus mesin-mesinya, sampai ke CNC (Computer Numerical Control), mesin dasar CNC semuanya ada. Kemudian melink-kan dengan industri di sini juga sudah di link kan ke industri, dan tadi juga ada kursus bahasa Jepang untuk mendapatkan beasiswa yang ada di Jepang. Ini bagus, menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kemiskinan," kata Jokowi.
Di kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SMK Negeri Jateng Hardo Sujatmiko mengatakan sekolah kejuruan ini hadir untuk memutus kemiskinan melalui jalur pendidikan.
Bahkan pihaknya mengeklaim, keterserapan SMK Negeri Jateng di Semarang paling banyak bekerja dari 75-80 persen baik di perusahaan skala nasional maupun internasional.
"Di sini kita coba bangun satu konsep belajar dari keluarga tidak mampu, kita kejar beasiswanya. Beasiswa yang di Jepang misalnya, ini sedang kita kembangkan belajar dan bekerja di Jerman. Terus beasiswa di kampus-kampus yang ada di Indonesia. Karena mereka memang dari keluarga tidak mampu. Lalu ada juga yang wirausaha."
Kata Kepsek
@merdeka.com