Jalani rekonstruksi, ibu pembuang bayi mengeluh sakit pinggang
Merdeka.com - Polresta Solo menggelar rekonstruksi pembuangan bayi di closet toilet Ruang IGD RS Islam Kustati Solo, Senin (16/2). Ada 18 adegan yang dilakukan Yuanita Pungkasari, ibu sekaligus pelaku pembuangan dan pembunuhan bayi yang baru dilahirkannya.
Wakasat Reskrim Polresta Solo, AKP Ari Sumaryono mengatakan, dalam reka ulang tersebut ada enam adegan saat membunuh membunuh bayi. Rekontruksi dilakukan wanita asal Kota Malang itu, dari kedatangannya ke rumah sakit hingga kembali ke kamar periksa di IGD Kustati.
"Adegan juga menggambarkan kedatangan tersangka bersama temannya, warga Mojolaban, Sukoharjo, penyandang tuna netra yang diperankan polisi," ujarnya.
Selain itu adegan dokter saat menerima tersangka juga dilakukan. Saat itu, lanjut Ari, tersangka selaku pasien mengeluh sakit pinggang.
Setelah dicek oleh dokter, tersangka justru pamit dan masuk ke toilet. Di toilet tersebut, lanjut Ari, tersangka memerankan adegan membunuh bayinya.
Dia memasukkan kepala orok tak berdosa itu ke monoblok hingga meninggal dan dimasukkan ke tas plastik. Setelah meletakkan tas plastik tersebut ke toilet kemudian tersangka membersihkan organ vital hingga keluar dan tidur di salah satu tempat tidur ruang IGD.
"Ada 2 dokter dan 4 perawat yang ikut rekontruksi," sambungnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekiranya ada 10 adegan untuk kasus KDRT dilakukan Panca terhadap istrinya.
Baca SelengkapnyaSang ibu yang sedang dirawat di rumah sakit tampak menangis haru melihat kedatangan anaknya.
Baca SelengkapnyaPanca Darmansyah, tersangka pelaku pembunuhan terhadap empat anak kandungnya bakal menjalani sidang perdana di PN Jakarta Selatan, Rabu (29/5) hari ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dalam proses rekonstruksi itu juga terlihat detik-detik tersangka memukul kepala ibu kandungnya.
Baca SelengkapnyaKeluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir kali yang rawan banjir dan longsor, beratap terpal dan beralas kardus.
Baca SelengkapnyaSang putra melesat berbintang empat, ayahnya justru hanya berpangkat rendah.
Baca SelengkapnyaTersangka membunuh tetangganya itu karena menyimpan dendam sepuluh tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaSeorang pria dan dua anaknya tega membunuh seorang wanita tua HA (62) di Kedaton, Ogan Komering Ulu. Pembunuhan ini dilatarbelakangi sengketa lahan.
Baca SelengkapnyaSeorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca Selengkapnya