Kronologi pesawat Lion Air jatuh di perairan Tanjung Karawang
Merdeka.com - Basarnas memastikan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jurusan Jakarta-Pangkal Pinang dipastikan jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) pagi. Kepala Basarnas, Muhammad Syaugi menjelaskan kronologi jatuhnya pesawat lion air yang membawa 189 penumpang tersebut.
Syaugi mengatakan, Basarnas mendapat informasi dari air traffic control (ATC) pukul 06.50 WIB bahwa bahwa pesawat yang terbang pada pukul 06.20 WIB, itu kehilangan kontak. "Lost contact ada di atas sini, ini jaraknya dari Kantor Jakarta 34 NM (nautical mile). Ketinggiannya kurang lebih masih 2.500-an," kata Syaugi, saat konferensi pers di gedung Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Setelah mendapat informasi pada pukul 06.50 WIB, pihaknya melakukan kroscek. Kemudian pihaknya langsung memberangkatkan armada seperti kapal, tim BSG dan helikopter menuju lokasi sekitar jatuhnya pesawat.
"Begitu kita sampai ternyata kita temukan di situ ada puing pesawat, pelampung, handphone, dan ada beberapa potongan. Itu lokasinya hanya berjarak 20 km dari lokasi yang diberikan ATC. Kedalaman laut di situ antara 30-35 meter. Kami masih berusaha menyelam ke sana untuk temukan pesawat tersebut," kata dia.
Personel Basarnas yang dikerahkan berasal dari Jakarta, Lampung, dan Bandung. Syaugi menyampaikan pihaknya mengerahkan 130 personel dan ada bantuan 30 orang lainnya beserta 3 kapal dan helikopter.
"Ada sekitar tiga, empat kapal sekitar situ," sebutnya.
Pihaknya belum bisa memastikan ada penumpang yang selamat. Tim yang diterjunkan masih terus melakukan pencarian.
"Kami belum berani memastikan apapun sebelum kami temukan blackboxnya. Kebetulan pesawat ini begitu mengudara ada yang namanya FOTA. Itu akan kami pelajari," ujar dia.
Waktu pesawat Lion Air JT-610 hilang kontak
Wakil Ketua KNKT, Haryo Satmiko mengatakan, menara kontrol di Bandara Soekarno-Hatta atau Jakarta Air Traffic Controller (Jakarta Control) mencatat pesawat Lion Air JT-610 berangkat pukul 06.20 WIB. Diperkirakan pesawat itu tiba di Pangkal Pinang pada jam 07.20 WIB.
Menurut Haryo, dua menit setelah mengudara pilot menghubungi menara kontrol. Pilot mengabarkan terjadi masalah penerbangan yang saat itu berada di ketinggian 1.700 permukaan laut dan meminta naik ke ketinggian 5.000.
"Jakarta Control mengizinkan pesawat naik ke 5.000," kata Haryo.
Namun, kata Haryo, sepuluh menit setelah itu atau tepatnya pukul 06.32 WIB, Jakarta Control kehilangan kontak dengan pesawat PK-LQP. KNKT kemudian menerima informasi dari pihak Lion Air mengenai kejadian tersebut sekitar pukul 08.00 WIB.
"KNKT membentuk command center di kantor KNKT, untuk berkoordinasi dengan pihak Lion Air, BASARNAS, AirNav Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, BPPT, PELINDO II, BMKG, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priuk dan pihak lain," ujar Haryo.
Setengah jam kemudian KNKT melakukan pertemuan dengan Basarnas terkait insiden tersebut di Posko Basarnas, Kemayoran, Jakarta. Satu jam lebih melakukan pertemuan, tim investigator KNKT menuju ke Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara untuk berkoordinasi dengan BPPT guna pemakaian Kapal Baruna Jaya IV dalam pencarian lokasi jatuh pesawat dimaksud. Penggunaan Kapal Baruna Jaya IV lantaran memiliki peralatan Multi Beam Sonar.
Pukul 10.00 WIB, Ketua KNKT bersama Kepala BASARNAS melakukan konferensi press mengenai kepastian informasi pesawat jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.Jam 10.30 WIB, tim investigator KNKT menuju ke Bandar Udara Soekarno Hatta untuk mengumpulkan data penerbangan di AirNav Indonesia dan Lion Air.
Selanjutnya, pukul 10.56 WIB, KNKT melakukan koordinasi dengan pihak BMKG terkait kondisi cuaca. Pukul 13.30 WIB, KNKT mengirimkan occurrence notification kepada pihak ICAO (International Civil of Aviation Organization), Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Amerika Serikat NTSB (National Transportation Safety Board) dan India AAIB (Aircraft Accident Investigation Bureau).
Dan pukul 14.00 WIB, tim investigator KNKT menuju ke Pelabuhan Tanjung Priuk untuk berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut guna pemakaian KN. Enggano, dengan membawa pinger locator milik KNKT untuk mencari lokasi jatuh pesawat dimaksud.
Dalam investigasi ini KNKT menerima tawaran kerjasama dan bantuan dari pihak Singapura TSIB (Transport Safety Investigation Bureau) dan Malaysia AAIB (Air Accident Investigation Bureau). Informasi lebih lanjut dapat menghubungi KNKT Command Center : 0812 1265 5155.
Berikut videonya:
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kronologi Dua Pegawai Lion Air Selundupkan Narkoba dari Medan ke Jakarta
Baca SelengkapnyaAkibat pilot dan kopilot Batik Air tertidur, pesawat melaju di luar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tim SAR gabungan memutuskan pencarian pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak sejak Jumat (8/3) pagi, akan dilanjutkan pada Sabtu (9/3) besok.
Baca SelengkapnyaDalam sepekan 3 pesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan penerbangan ke Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaPihak AirNav menyebut bahaya balon udara raksasa liar dari penerbangan antara menutupi pandangan pilot.
Baca SelengkapnyaPesawat Smart Air dengan nomor penerbangan PK-SNN mengalami kecelakaan sehingga jatuh di kawasan Bukit Narif Krayan Tengah
Baca SelengkapnyaMemasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKapolda menjelaskan, ada caleg yang merasa dirugikan atas hasil perolehan suara.
Baca Selengkapnya