Ini kesaksian korban kebrutalan aparat di tragedi Trisakti '98
Merdeka.com - 18 Tahun sudah tragedi Trisakti 12 Mei 1998 terjadi. Peristiwa bersejarah merenggut empat nyawa mahasiswa itu menjadi catatan penting perjalanan bangsa Indonesia.
Sejak saat itu, demo terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia untuk menumbangkan rezim Orde Baru. Ketidakpuasan, pembungkaman dan otoriter menjadi puncak tuntutan mahasiswa agar Soeharto lengser.
Rizky Rahmawati Pasaribu, saat itu terkulai tak berdaya di depan kampus tempatnya menimba ilmu. Matanya terbelalak menatap langit dengan kacamata tersangkut di atas pelipis. Kedua tangannya terentang dengan kepala sebelah kiri mengeluarkan darah.
Tubuhnya tergeletak tidak bergerak di tengah puluhan polisi bersenjata di Jalan S Parman, Jakarta Barat. Berikut kesaksiannya:
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
YN sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit usai merasakan nyeri hebat di kepala setelah penganiayaan itu dan akhirnya tewas.
Baca SelengkapnyaSetelah puas melakukan aksi bejatnya itu, tersangka kemudian mengembalikan kunci sepeda motor dan handphone milik korban.
Baca SelengkapnyaTragis pelaku beraksi saat anaknya tengah tertidur pulas
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban melaporkan kasus dugaan perundungan tersebut ke polisi.
Baca SelengkapnyaPetugas penjagaan di Rumah Dinas (Rumdin) Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Jakarta Selatan diserang seorang pria.
Baca SelengkapnyaRambut gondrong dan kumis tebal. Sekilas, mungkin tak ada yang percaya profesi dari pria ini adalah polisi.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula ketika rombongan massa pengantar jenazah melintas di Lampu Merah Waena.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami kebakaran yang menewaskan tujuh orang di Mampang Jakarta Selatan.
Baca Selengkapnya