IDI Semarang Sebut 3.600 Dokter Isolasi Mandiri Kelelahan Tangani Covid-19
Merdeka.com - 3.600 anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang yang bertugas di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 saat ini menjalani proses isolasi mandiri. Sebab, banyak dokter kelelahan dengan jam kerja yang padat.
"Jumlahnya tidak tahu pasti coba tanyakan Dinkes Jateng. Ada sebagian isolasi mandiri kisaran puluhan dokter, niat itu dilakukan sendiri karena kondisi badan yang capek membuat imun turun, dan kalau imun turun rawan terpapar Covid-19," kata Ketua IDI Kota Semarang, Elang Sumambar, Kamis (23/7).
Dia mengungkapkan, dari data IDI Kota Semarang terdapat 3.600 dokter yang tercatat semua menangani pasien Covid-19. Dari data jumlah tim medis yang bertugas tersebut diketahui beberapa dokter terpapar Covid-19, empat orang dokter meninggal dunia setelah menjalani perawatan.
"Sampai sekarang tidak mengetahui secara pasti di mana para dokter tersebut terpapar Covid-19, karena muncul klaster-klaster baru seperti di ruang makan, kantor, dan lainnya," jelasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, empat dokter yang meninggal itu adalah dokter spesialis kedokteran jiwa RSI Sultan Agung Semarang, dr. H Ahmadi, dokter di Puskesmas Halmahera Kota Semarang, dr Elianna Widiastuti, dokter di Puskesmas Karanganyar Kota Semarang, dr Sang Aji Aneswara, dan terakhir dr M. Fahmi Arfai.
Lebih lanjut, Elang menambahkan, dari jumlah dokter yang terlibat dalam penanganan pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit rujukan. Mereka sudah diberikan edukasi tentang cara pemakaian dan pelepasan alat pelindung diri (APD) yang benar agar tidak terpapar virus.
Para dokter juga diingatkan untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan, di manapun berada, tidak hanya saat bertugas di rumah sakit, tapi juga di luar rumah.
"Dokter yang tidak sempat mengikuti webiner bisa melihat rekaman diaplikasi IDI Kota Semarang sehingga bisa terhindar dari Covid-19," ujarnya.
Di samping itu, Elang berharap pemerintah melalui Dinas Kesehatan mengadakan pemeriksaan swab berkala kepada para dokter yang bertugas menangani pasien Covid-19 sehingga bisa dilakukan upaya pencegahan dengan check-up secara berkala.
"Kita minta agar Pemkot memberikan layanan check-up berkala buat para dokter yang tugasnya menangani Covid-19. Dengan cara itu, kita bisa tahu seberapa parah mereka ketularan virusnya. Dengan beban kerja yang berat, dokter sangat rentan terkena penyakit menular," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaPekerjaan itu diklaim sudah terjadwal sebelumnya sehingga tidak bisa ditinggalkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dokter yang menggunakan media sosial juga diwanti-wanti untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
Baca SelengkapnyaTingkat kedermawanan global meningkat sejak pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaDiungkap sang istri, dokter tersebut kedapatan tetap melayani kendati tengah berlibur.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaLaporan dugaan pencabulan yang dilakukan dokter spesialis ortopedi inisial MY terhadap istri pasien yang sedang hamil TA (22), mendapat kecaman banyak pihak.
Baca SelengkapnyaDokter tersebut hilang setelah perahu yang digunakan untuk memancing ikan terbalik dihantam gelombang
Baca Selengkapnya