IDAI: 20 Persen Anak yang Terinfeksi Covid-19 Tidak Memiliki Gejala, Justru Berbahaya
Merdeka.com - Ketua Satuan Tugas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Eva Devita mengatakan 20 persen anak yang terinfeksi Covid-19 tidak memiliki gejala, meskipun terdapat virus pada tubuhnya.
"Ada 20 persen anak yang tanpa gejala, jadi anak ada virus di tubuhnya tapi tidak memiliki gejala. Ini justru yang berbahaya, karena mereka tetap bisa menularkan," kata Eva dalam diskusi 'Kupas tuntas Vaksin Covid-19' secara daring di Jakarta, Kamis (29/7) seperti dikutip dari Antara.
Dengan melihat situasi ini, Eva menyarankan semua orang tua untuk memberikan suntik imunisasi dan vaksinasi kepada anak dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19.
Ia mengatakan imunisasi penting untuk tubuh karena dapat menangkal virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, imunisasi aman diberikan pada anak dan dapat meningkatkan antibodi yang ada dalam tubuh.
"Ketika ada imunisasi, maka dia akan langsung menuju atau merangsang pertahanan lapis ketiga, sehingga tubuh tidak perlu sakit. Tapi kemudian pertahanan lapis ketiga ini akan memacu membentuk antibodi yang spesifik," kata dia menjelaskan pentingnya melakukan imunisasi.
Eva mengungkapkan satu dari delapan orang yang terinfeksi Covid-19 adalah seorang anak. Sekitar 12,5 persen anak memiliki gejala Covid-19.
Sedangkan tiga sampai lima persen dari pasien yang meninggal, 50 persennya adalah anak usia balita. Hal tersebut menunjukkan bahwa penularan Covid-19 pada anak sebagian besar berasal dari klaster keluarga.
Eva menjelaskan, bahwa telah dilakukan penelitian terkait pemberian vaksin pada anak di China, yang menyatakan vaksin aman untuk dikonsumsi dan memberikan efektivitas pembentukan antibodi tubuh yang signifikan jumlahnya.
Melihat semakin meningkatnya jumlah anak yang terpapar Covid-19, Manajer Advokasi Wahana Visi Indonesia (WVI) Junito Drias berpendapat bahwa orang tua punya peran besar untuk memastikan anak mendapatkan vaksin dan imunisasi.
"Jadi ini yang perlu kita angkat ke permukaan. Bahwa anak punya hak yang sama untuk divaksinasi , tetapi orang dewasa yang punya peran besar untuk memastikan anak divaksinasi," tegas Junito.
Ikut menanggapi soal pemberian vaksin pada anak, perwakilan Forum Anak Indonesia dari Jakarta Ghifara (16) mengatakan sebagai seorang anak, ia ingin mendapatkan vaksin untuk meningkatkan kekebalan imun tubuhnya.
"Aku mau divaksinasi karena mau meningkatkan imun tubuh biar enggak kena Covid. Aku tahu soal vaksin dari media pertamanya, lalu aku didaftarin vaksin dari sekolah," kata Ghifara.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang sering menjangkiti si kecil.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya