Gunung Gamalama masih erupsi, ratusan bocah terpaksa tidak sekolah
Merdeka.com - Ratusan anak korban erupsi Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) kini berada di sejumlah lokasi pengungsian. Mereka terpaksa tidak bisa sekolah, walaupun tahun ajaran baru dimulai sejak Rabu (22/7).
"Bagaimana anak-anak bisa ke sekolah kalau masih berada di pengungsian? Apalagi lokasi pengungsian dengan sekolah sangat jauh," kata salah seorang warga korban erupsi Gunung Gamalama, Abubakar, di lokasi pengungsian Gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Ternate, seperti dilansir dari Antara, Kamis (23/7).
Alasan lain anak-anak korban erupsi Gamalama itu tidak ke sekolah karena sekolah mereka, baik SD maupun SMP, berada di lokasi masih dihujani abu vulkanik sejak 16 Juli lalu. Alhasil kondisi itu tidak memungkinkan untuk dilakukan kegiatan belajar mengajar.
Abubakar tidak bisa memastikan sampai kapan anak-anak korban erupsi Gamalama kini berada di sejumlah lokasi pengungsian bisa sekolah kembali. Sebab sampai saat ini mereka belum diizinkan kembali ke rumah, karena Gunung Gamalama masih menyemburkan abu vulkanik.
Kalau warga dari dua kelurahan, yakni Kelurahan Loto dan Togafo, itu dikembalikan ke rumah masing-masing dalam kondisi Gunung Gamalama masih mengeluarkan abu vulkanik dikhawatirkan bisa mengancam kesehatan warga, terutama anak-anak.
Salah seorang pemerhati pendidikan di Ternate, Asghar Saleh mengatakan, Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Ternate harus melakukan langkah-langkah bijak jika anak-anak korban erupsi Gamalama tersebut bertahan lama di lokasi pengungsian.
Salah satu langkah bisa dilakukan adalah membuka sekolah darurat di lokasi pengungsian, supaya para bocah bisa belajar, atau menitipkan mereka di sejumlah sekolah yang letaknya dekat dengan lokasi pengungsian buat belajar bersama siswa setempat.
Asghar menambahkan, hal lain juga perlu dilakukan terkait dengan banyaknya anak di lokasi pengungsian adalah melakukan konseling kepada anak-anak. Menurut dia hal itu perlu supaya mereka tidak merasa tertekan secara kejiwaan selama berada di pengungsian.
Erupsi gunung api setinggi 1.700 di atas permukaan laut itu memaksa lebih dari 1.500 warga, sebagian di antaranya anak-anak di Kelurahan Loto dan Togafo, diungsikan ke tiga lokasi disiapkan Pemkot Ternate. Yakni gedung SKB Ternate, aula SMK 2 Ternate, dan markas Lanal Ternate.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi terbaru dari tim Badan Geologi melaporkan aktivitas Gunung Ruang masih tinggi sebagaimana hasil dari pengamatan yang dilakukan pada Jumat (3/5) malam.
Baca SelengkapnyaGundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demi alasan keamanan dan keselamatan warga otoritas terkait terpaksa memadamkan jaringan listrik di Tagulandang.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang yang terjadi dini hari tadi merusak stasiun seismik
Baca SelengkapnyaPara pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini
Baca SelengkapnyaMasyarakat dan pendaki diharapkan dapat menaati kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaTeramati kolom abu setinggi 800 meter dari puncak gunung dan guguran material ke arah Besuk Kobokan.
Baca Selengkapnya