Gunung Agung belum stabil, pergerakan magma masih terjadi
Merdeka.com - Aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, hingga siang ini masih tinggi dan tidak stabil. Kemungkinan terjadinya erupsi kembali cukup besar.
Hal tersebut, disampaikan oleh Devy Kamil Syahbana, selaku Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pantau Gunung Api Agung, di Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (3/7).
Devy menjelaskan, dalam 12 jam terakhir, terekam ada 3 kali gempa letusan, 13 kali embusan, 2 kali gempa vulkanik dan 3 kali gempa low frekuensi atau gempa kekuatan rendah. Tetapi, menurut Devy, di antara gempa-gempa tersebut, ada salah satu yang menarik yaitu terjadinya dua gempa vulkanik, meskipun magnitudo masih kecil sekitar 2,1 skala Richter.
"Hal ini mengindikasikan masih ada pergerakan magma dari kedalaman (Gunung Agung). Erupsi yang terakhir tadi, terjadi pada sekitar pukul 09.28 WITA. Diawali oleh ada gempa tektonik 5 skala Richter yang ada di selatan Pulau Bali. Kegempaan tektonik ini, tidak merefleksikan secara langsung kondisi magma di dalam tubuh Gunung Agung," ujarnya.
"Tetapi gempa tektonik ini, bisa dikatakan gangguan dari luar dan bisa mengganggu kestabilan dari Gunung Agung itu sendiri. Tadi 5 menit setelah gempa tektonik dan terjadi erupsi. Karena di dalam kantung magma Gunung Agung itu, sudah terisi oleh magma yang sudah siap untuk keluar. Maka ketika digoncang wajar mengalami erupsi," lanjutnya.
Menurut Devy, untuk erupsi yang terjadi pada pukul 09.28 Wita, tadi pagi, untuk ketinggiannya masih sama sekitar 2.000 meter di atas puncak dan mengarah ke barat.
Sementara untuk Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA), Devy menjelaskan, patokannya adalah ketinggian kolom abu yang belum pecah. Karena, kalau sudah pecah akan lebih tinggi lagi.
"Untuk saat ini, ketinggiannya (kolom abu) masih di bawah 6.000 meter di atas permukaan laut. Maka Vona tadi tetap oranye. Walaupun oranye tidak berarti secara langsung menentukan status penerbangan. Karena apapun kode warna yang dikeluarkan oleh PVMBG, itu akan selalu dievaluasi dan kemudian ditindaklanjuti oleh PVMBG dan oleh Kementerian Perhubungan untuk keselamatan penerbangan," jelasnya.
Selain itu, untuk zona keamanan kawasan Gunung Agung, PMBVG masih merekomendasi masih tetap di 4 kilometer dan statusnya Level 3 (Siaga). Namun, hal tersebut akan terus dievaluasi melihat perkembangan data selanjutnya.
Terkait kadar gas magmatik, yang keluar dari Gunung Agung, Devy mengatakan dari tren seismik masih tidak menunjukkan adanya perubahan yang sangat signifikan, kendati ada gempa vulkanik sebanyak 2 kali.
"Kalau dari deformasi juga sama, tidak ada perubahan yang sangat signifikan. Kalau untuk gas, masih dilakukan pengukuran karena mengukur gas ini masih relatif lama, dan tim sekarang masih di lapangan dan melakukan pengukuran gas untuk melihat kadar gas magmatik yang ada di sekitar Gunung Agung ini," ujarnya.
Selain itu, terkait erupsi strombolian menurut Devy, kemungkinan berpotensi akan terjadi kembali. Karena berpotensi bahaya adanya lontaran lava pijar dan erupsi abu.
"Untuk eruspi strombolian yang terjadi kemarin masih berpotensi untuk terjadi. Oleh karena itu, masih berpotensi bahaya. Kita sampaikan pada masyarakat saat ini, kemungkinan terjadi lontaran lava pijar dan erupsi abu. Karena lontaran lava pijar ini sangat dimungkinkan. Pertama, saat ini kondisi kawah sudah terisi oleh lava dan lava ini kalau dipanaskan dari bawah, kemudian ada tekanan untuk naik ke atas lava ini bisa terdobrak. Akhirnya menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar, seperti yang terjadi pada erupsi malam kemarin," tutupnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Ruang Naik Status jadi Awas, Kekuatan Erupsi Makin Besar
Baca SelengkapnyaWarga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca SelengkapnyaPVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung atau wisatawan untuk menjauh radius lima kilometer dari pusat kawah Gunung Awu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur erupsi Jumat pagi.
Baca SelengkapnyaPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan kondisi Gunung Semeru saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi mengalami perubah status dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
Baca SelengkapnyaGunung Ile Lewotolok menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu sepekan mulai dari 16 hingga 22 April.
Baca SelengkapnyaEmpat pendaki yang sempat dikabarkan tersesat di Gunung Sanghyang, Kabupaten Tabanan, Bali, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaGunung Talamau menjadi salah gunung tertinggi di Sumatra Barat yang termasuk dalam kategori tipe gunung api tidak aktif.
Baca Selengkapnya