Gelombang Laut Capai 4 Meter di Bali, BMKG Keluarkan Peringatan Dini
Merdeka.com - Gelombang laut cukup tinggi menerpa sejumlah wilayah pantai di kawasan Bali. Hal tersebut sudah terjadi sejak kemarin, salah satunya di Pantai Kuta, Bali.
Salah satu pedagang di Pantai Kuta, Sani asal Jember, Jawa Timur, menyampaikan sejak kemarin air laut naik hingga ke tempat para pedagang dan sampai ke batas tembok Pantai Kuta. Sehingga para pedagang menggeser lapaknya.
"Tadi pagi, naik sampai ke pagar tembok. Sudah sejak kemarin ombak agak tinggi. Ini baru surut jam 10 tadi," kata Sania saat ditemui di Pantai Kuta, Bali, Kamis (4/7).
Dari pantauan ombak di Pantai Kuta cukup tinggi, terlihat para wisatawan tidak ada yang bermain di laut hanya di tepi pantai.
Procaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah menjelaskan terkait gelombang tinggi pada hari ini. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi.
"Peringatan dini gelombang tinggi untuk wilayah perairan Bali hingga Nusa Tenggara Barat. Terhitung dari 4 hingga tanggal 7 Juli ke depan," kata Diana saat dikonfirmasi via telepon, Kamis (4/7).
Diana juga menjelaskan, untuk wilayah perairan laut Bali itu sekitar 1,25 hingga 2,5 meter tinggi gelombang di laut Bali, laut Sumbawa, selat Bali bagian utara dan Selat Lombok bagian utara.
"Kemudian untuk peringatan dini tinggi gelombang laut berkisar antara 2,5 hingga 4 meter dan terjadi di selat Badung, selat Bali bagian selatan, selat Lombok bagian selatan dan juga perairan selatan Bali hingga perairan selatan Nusa Tenggara Barat (NTB)," ungkapnya.
"Termasuk Kuta, Tanah Lot, Nusa Dua, Pecatu, Ungasan dan sekitarnya. Rentangnya 4 meter," sambung Diana.
Diana juga mengatakan, untuk tinggi gelombang laut sudah terjadi beberapa hari terakhir. Namun peringatan dini telah di update oleh BMKG perhari ini hingga tiga hari ke depan.
"Apabila ada kondisi yang signifikan masih berlanjut maka peringatan dini tersebut akan kami update kembali," ujarnya.
Diana juga menjelaskan, penyebab adanya gelombang tinggi di laut karena adanya peningkatan kecepatan angin. Terutama untuk wilayah Bali dan juga Nusa Tenggara Barat. Selain itu juga karena sudah memasuki puncak musim kemarau yang dimulai dari bulan Juni, Juli dan Agustus dan penyebab lainnya karena ada penguatan angin monsun dari Australia.
"Untuk kondisi angin sendiri sekarang ini berhembus dari arah timur atau pun tenggara dengan kecepatan berkisar antara 8 hingga 25 knot. Ada peningkatan atau penguatan dari aliran monsun Australia. Juli, Juni, Agustus ini merupakan periode puncak musim kemarau," ungkapnya.
Diana juga mengimbau kepada masyarakat khususnya para wisatawan yang berada di Bali, agar memperhatikan peringatan dini gelombang tinggi yang dikeluarkan oleh BMKG. Terutama untuk wilayah laut Bali dan juga laut Sumbawa serta perairan di Selatan Bali. Termasuk selat Bali, selat Badung, Selat Lombok, selat Alas dan juga Samudera Hindia, selatan Bali hingga Nusa Tenggara barat.
"Jika ingin melakukan aktivitas-aktivitas di pesisir agar selalu memperhatikan update informasi dari kami. Jika dirasa berbahaya maka segera mengikuti panduan dari petugas setempat," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gelombang di Perairan Bali Capai 2 Meter Dampak Cuaca Ekstrem, Masyarakat Hingga Nelayan Diminta Waspada
Oleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaBMKG Bicara Potensi Puting Beliung Ekstrem Muncul di Jakarta, Apa Cirinya?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaBMKG Pasuruan Catat 153 Kali Gempa Susulan di Tuban & Pulau Bawean Jatim Hingga Sabtu Pagi
Rentetan gempa Tuban sejak Jumat pagi dipicu sesar aktif di Laut Jawa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BMKG Ungkap Pemicu Munculnya Puting Beliung di Rancaekek Bandung
Penyebab angin puting beliung dampak dari ikutan pertumbuhan awan sibi. Di mana awan sibi ini merupakan awan yang menyebabkan terjadinya hujan lebat.
Baca SelengkapnyaBMKG Sebut Masih Terjadi 193 Kali Gempa Susulan di Laut Tuban, Ini Imbauan Bupati
Kalau ada berita-berita jalan rusak berat, rumah tingkat roboh, sampai ada gelombang laut naik ke daratan, dipastikan itu hoaks dan tidak benar.
Baca SelengkapnyaUpdate: Tak Hanya Depok, Getaran Gempa Bumi 5,7 Magnitudo di Banten Terasa hingga Bandung
"Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami," kata BMKG.
Baca SelengkapnyaBMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi di 27 Daerah Ini
Hari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaKMP Agung Samudra Kandas di Perairan Selat Bali, Puluhan Penumpang Dievakuasi
Kapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca SelengkapnyaMeninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang
Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca Selengkapnya